Belva Mundur dari Stafsus Jokowi, Yunarto Wijaya: Proyek Besar Jauh Lebih Penting dari Tugas Negara?
Yunarto Wijaya menanyakan apa yang ingin diajarkan Belva ke publik dengan mundurnya ia sebagai stafsus milenial Jokowi?
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Pramono pun mengatakan, Presiden telah menerima surat pengunduran diri Belva dari posisi stafsus milenial.
"Presiden Joko Widodo menerima pengunduran diri Saudara Adamas Belva Syah Devara dan memahami alasan pengunduran dirinya itu," tutur Pramono Anung.
Ia menambahkan, sedianya Presiden Jokowi menginginkan anak muda seperti Belva bergabung dalam pemerintahan.
Sebab, Presiden menginginkan adanya kontribusi dari para pemuda yang memiliki gagasan inovatif dan kreatif.
• Mudik Dilarang, Bagaimana Nasib Tiket Bus Mudik yang Sudah Dibeli ?
• Ini Sanksi Paling Ringan hingga yang Terberat Jika Nekat Mudik
Pramono pun menyatakan keterlibatan Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja sudah sesuai aturan.
"Terkait dengan keikutsertaan Ruang Guru dalam Kartu Prakerja, seperti sudah dijelaskan oleh Menko Perekonomian bahwa proses verifikasi mitra Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku. Dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini," kata Pramono.
Tak selesaikan masalah
Mundurnya Adamas Belva Devara langsung mendapat tanggapan dari sejumlah pihak yang sejak awal menyoroti adanya konflik kepentingan terkait terpilihnya Ruang Guru sebagai mitra Kartu Prakerja.
Salah satunya dari ekonom Indef, Bhima Yudhistira, yang sempat menantang Adamas Belva Devara untuk berdebat terbuka.
Bhima mengapresiasi langkah Adamas Belva Devara yang mundur dari posisi Staf Khusus Presiden.
Bhima melihat langkah tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.
"Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan," kata Bhima.
Namun, Bhima menegaskan, permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta-merta tuntas dengan mundurnya Adamas Belva Devara.
Sebab, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum peraturan teknis dikeluarkan pemerintah.
Selain itu, Kartu Prakerja juga dinilai tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa bantuan langsung tunai dibandingkan dengan pelatihan online.