PS Tira Persikabo

Kisah Media Officer PS Tira Persikabo, Pernah Jadi Sopir Bus Hingga Penyiar Radio

Pria yang karib disapa Pepe Blangkon itu mengaku sempat berada dalam fase terpahit dihidupnya hingga akhirnya nekat menjalani kerasnya kehidupan

Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Damanhuri
Tribunnews.com/Naufal Fauzy
Nandang atau yang akrab disapa Pepe Blangkon (tengah) saat konferensi pers Semen Padang siap hadapi Tira-Persikabo dalam leg kedua babak 32 besar piala Indonesia di Stadion Pakansari Bogor, Minggu (2/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Dari bekerja sebagai sopir bus hingga saat ini menjadi Media Officer PS Tira Persikabo merupakan perjalanan panjang bagi karir dan kehidupan Nandang Permana Sidik.

Pria yang karib disapa Pepe Blangkon itu mengaku sempat berada dalam fase terpahit dihidupnya hingga akhirnya nekat menjalani kerasnya kehidupan di Jakarta.

"Ya, memang saya dulu pernah menjadi supir sekitar tahun 1999. Waktu itu saya kabur ke Jakarta dari kampung halaman di Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya karena gagal menggapai cita-cita sebagai prajurit TNI," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (21/5/2020).

Di ibu kota, Nandang bertahan hidup dengan cara berprofesi sebagai musisi jalanan hingga menjadi sopir bus di wilayah Jakarta Selatan.

"Setalah 2 tahun di Jakarta mengembara dan berprofesi sebagai pengamen di Jakarta Selatan dan akhirnya menjadi supir Mayasari Patas 64 jurusan Pulogadung ke Kalideres," paparnya.

Mendapatkan pengalaman berharga dari kerasnya kehidupan di Jakarta, Nandang memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.

Memiliki bakat entertainment, Nandang memutuskan meniti karir sebagai penyiar radio di kampung halamannya tersebut.

Hasil pendapatan selama menjadi penyiar radio itu langsung digunakan untuk membuka usaha konveksi busana muslim.

"Saya pulang kampung lagi dan meniti karir sebagai penyiar radio dan sempat membuka usaha konveksi baju gamis dan baju koko pada tahun 2005," jelasnya.

Sayangnya, bisnis konveksi busana muslim yang dijalankannya tidak berjalan baik sehingga bisnis tersebut terpaksa gulung tikar.

Kendati demikian, Nandang enggan berlarut dalam kesedihan. Dia pun memutuskan untuk tampil total sebagai penyiar radio hingga pada akhirnya dipercaya menjabat posisi vital.

"Usaha konfeksi lesu, saya pun balik lagi ke Tasikmalaya pada tahun 2005 setelah saya menikah. Saya pun menggeluti dunia penyiaran Radio hingga bisa menjabat sebagai, Announcer di Radio GLG Tasikmalaya, produser dan Musik Director," ungkapnya.

Sukses meniti karir di Tasikmalaya, Nandang tertantang untuk pindah ke Garut dengan menjalankan profesi yang masih sama yakni sebagai penyiar radio.

"Tahun 2007, saya memutuskan pindah ke Garut dan bekerja sebagai penyiar radio di Antares Grup hingga 2009," paparnya.

Media Officer Tira Persikabo, Nandang Permana.(DOK. PRIBADI NANDANG PERMANA)
Media Officer Tira Persikabo, Nandang Permana.(DOK. PRIBADI NANDANG PERMANA) (Kompas.com)
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved