Niat Puasa Syawal dan Keutamaannya, Bolehkah Tidak Puasa 6 Hari Berturut-turut? Ini Kata Buya Yahya
di bulan Syawal ini, umat Islam bisa menunaikan puasa syawal selama 6 hari yang bersifat sunnah.
Namun di bulan Syawal ini, umat Islam bisa menunaikan puasa syawal selama 6 hari yang bersifat sunnah.
Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa, yakni setara dengan puasa setahun penuh.
Keutamaan puasa syawal sebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Saw.,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Berkenaan jumlahnya yang 6 hari, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berturut-turut?
• Daftar 60 Mal di Jakarta Dibuka pada 5 Juni 2020, Anies Baswdan Beri Ancaman Ini Bagi Pelanggar
• Bacaan Niat Puasa Syawal dan Pengganti Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Artinya
Bolehkah ada jeda hari dari satu puasa dengan puasa selanjutnya?
Buya Yahya dalam ceramah yang diunggah di kanal Youtube Al-Bahjah TV menjawab pertanyaan serupa dari jamaah.
Buya Yahya mengatakan, puasa syawal lebih baik dikerjakan secara berurutan karena melakukan kebaikan hendaknya memang disegerakan.
Sebab apabila seorang muslim menunda puasa syawal dikhawatirkan ia akan menggampangkan dan terus menunda-nunda hingga bulan Syawal habis.
"Makanya kalau cepat beres, alhamdulillah Sunnah," kata Buya Yahya dikutip TribunAmbon.com dari Youtube Al-Bahjah TV.
Keutamaan menyegerakan amal baik tertuang dalam firman Allah dalam QS. Ali Imran: 133.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)
• Deretan Promo Kuota Internet Indosat, Telkomsel, XL dan Tri Selama Lebaran 2020
Menyegerakan amal baik juga dapat mendatangkan ridha Allah, sebagaimana dikatakan Nabi Musa dalam QS. Thaha: 84.