Anies Buka Sekolah pada 13 Juli, Ridwan Kamil Prediksi Awal 2021: Saya Tak Mau Korbankan Anak-anak
Ridwan Kamil memprediksi kegiatan belajar kembali dilakukan pada awal tahun 2021.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Pemerintah tampaknya belum satu suara soal aktivitas masuk sekolah di tengah pandemi Covid-19 ini.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, aktivitas pendidikan di sekolah diprediksi baru bisa dilaksanakan pada Januari 2021.
Sementara sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kalau kegiatan belajar mengajar disekolah kembali dilakukan pada 13 Juli 2020.
Lantas bagaimana tanggapan Epideminologi soal ini.
Dilansir dari Kompas.com, pertanyaan Ridwan Kamil soal masuk sekolah awal tahun 2021 itu berdasarkan hasil diskusi terakhir yang dibahas dalam rapat.
"Pendidikan belum dibuka, masih kita bahas. Wacana yang mengemuka, nanti Januari 2021. Itu yang paling bisa kita perhitungkan," ujar Emil sapaan akrab Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Makodam III Siliwangi, Selasa (2/6/2020).
Meski demikian, sampai saat ini belum ada keputusan final soal kapan dimulainya aktivitas pendidikan di sekolah.
Emil mengatakan, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa untuk membuka sekolah, lantaran tidak ingin mengambil risiko yang bisa berbahaya pada anak.
"Tapi kalau ada keputusan tidak di Januari, nanti kita sampaikan secara khusus, karena kita butuh waktu. Kita tidak mau mengorbankan anak-anak yang di Jabar hampir nol (kasusnya) terpapar oleh Covid-19. Ini rasio yang kita jaga," tutur Emil.
Sementara itu, Emil menugaskan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum untuk mencari format manajemen kesehatan di ranah pendidikan pesantren.
• Update Covid-19 Kabupaten Bogor 2 Juni 2020, Kasus Positif Baru Bertambah 12 Orang
• KRONOLOGI Suami Banting Istri ke Lantai Gara-gara Minta Uang Belanja, Anak Korban Histeris
Ia meminta Uu untuk segera berkoordinasi dengan elemen terkait, supaya bisa segera membahas hal tersebut.
"Pesantren agak beda, mereka di asrama berdempetan. Pak Wagub sudah saya tugaskan minggu ini untuk konsolidasikan agar pesantren punya protokol yang aman dan juga kuat dalam melawan penyebaran Covid-19," kata Emil.
Sementara itu, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta menyiapkan tiga skema yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang menurut agenda akan dimulai 13 Juli 2020.
Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah.
Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah.
"Ketiga, semua sekolah (dibuka), sebagian siswa belajar di rumah," ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana dalam rapat pimpinan pembukaan sekolah yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI pada Kamis (14/5/2020).
Pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru, kata Nahdiana, akan mempertimbangkan kesiapan fasilitas sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga lokasi sekolah.
Selain tiga skema itu, Dinas Pendidikan juga merencanakan masa transisi belajar di sekolah selama dua bulan.
Pada pekan pertama dan kedua masa transisi, siswa hanya akan satu kali belajar di sekolah secara bergantian.
"Siklus kedua, dua minggu belajar di sekolah, dua minggu di rumah, secara bergantian. Siklus ketiga mulai bergantian satu minggu sekali," kata Nahdiana.
• Anies Pangkas 25 Persen TKD PNS untuk Dialihkan Jadi Dana Bansos, Tapi THR TGUPP Tidak Dipotong
• Jokowi Tinjau Kesiapan Mal Jelang New Normal, Anies Tegaskan Pembukaan Mal 5 Juni Hanya Imajinasi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Dinas Pendidikan mempertimbangkan zona merah dan zona hijau penyebaran Covid-19 saat membuka kembali sekolah, khususnya untuk sekolah dasar (SD).
"(Tiga skema) alternatif ini menarik, tapi tidak bisa diterapkan secara simetrik di Jakarta. Pilihan-pilihan (skema) itu pelaksanaannya bisa bervariasi," ucap Anies.
Anies berujar, skema yang paling mungkin diterapkan adalah hanya sebagian sekolah yang mengadakan kegiatan belajar mengajar.
Sebab, sebagian sekolah lainnya berada di zona merah penyebaran Covid-19.
"Most likely akan sebagian sekolah (dibuka) karena sebagian sekolah memang kawasannya belum siap dan agak berisiko. Kita harapkan untuk sebagian sekolah itu masuk, sebagian sekolah tentu akan bertahan lebih lama (menerapkan sistem belajar di rumah)," tuturnya.
Anies pun meminta Dinas Pendidikan mulai menyiapkan fasilitas pencegahan penyebaran Covid-19 di sekolah.
Contohnya dengan menyediakan tempat cuci tangan di dekat pintu masuk ruang kelas hingga mengatur tempat duduk siswa untuk menerapkan physical distancing.
Tanggapan Epidemiolog
Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security menyarankan untuk tidak membuka sekolah hingga situasi benar-benar baik.
" Sekolah sebaiknya ditunda sampai situasi pandemi betul-betul terkendali," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).
• Sudah Ada Zona Biru, Kapan Sekolah di Jawa Barat Kembali Dibuka? Ini Penjelasan Ridwan Kamil
• Cek Kesiapan Sholat Berjamaah di Masjid, Ridwan Kamil: Anak-anak dan Lansia Belum Direkomendasikan
Menurutnya, membuka sekolah sangat berisiko, termasuk mungkin akan memunculkan gelombang kedua virus corona yang pertama kali diidentifikasi di China ini.
Ia menambahkan, sebuah studi yang diterbitkan Sara et al pada 2012, menunjukkan bahwa seluruh sekolah akan tutup ketika terdapat 0,1 persen populasi mengalami sakit, dan sekolah-sekolah tetap tutup selama pandemi.
Tingkat serangan klinis dapat dikurangi lebih dari 50 persen.
Ia menyampaikan bahwa bentuk kenormalan baru dapat berupa motivasi dan kesadaran, mengenakan masker, mengurangi mobilitas, hingga keamanan di sekolah