Rupiah Tembus di Bawah Rp 14.000, Yunarto Wijaya Sindir 2 Sosok Ini: Kok Diem-diem Aja?

Yunarto Wijaya mempertanyakan dua sosok yang kerap mengomentari nilai tukar rupiah yang melemah dalam beberapa waktu lalu.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Tribunnews
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengungkapkan alasan dirinya meladeni orang yang ajak taruhan di media sosial Twitter. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Cahrta Politika Yunarto Wijaya menanggapi angka rupiah yang tembus di bawah Rp 14.000 pada hari ini, Jumat (5/6/2020).

Yang menjadi sorotan Yunarto Wijaya adalah komentar dua sosok yang kerap muncul jika rupiah melemah.

Dua sosok itu pun dicari komentarnya oleh Yunarto Wijaya.

Sebab, saat dollar naik seperti sekarang ini, dua sosok tersebut tampak dia saja.

Lain halnya jika rupiah melemah, maka dua sosok itu dikatakannya akan langsung jadi ahli forex.

Dilansir dari Kompas.com, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin perkasa hingga berada di bawah level 14.000.

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini menguat 1,54 persen ke level Rp 13.878.

"Alhamdulillah dengan rahmat Allah SWT bagi ekonomi Indonesia, siang ini rupiah sudah tembus di bawah Rp 14.000. Bid over Rp 13.855 dan over Rp 13.960," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi video di Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Perry menuturkan, penguatan rupiah sejalan dengan pandangan Bank Indonesia (BI) bahwa rupiah masih undervalued.

Ke depan, rupiah masih terus berpotensi menguat.

Pandemi Covid-19, BPJS Kesehatan Beri Keringanan bagi Peserta yang Menunggak Iuran

Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Pada Level Rp 14.770 per Dolar AS

Potensi penguatan itu mempertimbangkan tingkat inflasi yang rendah.

Data Badan Pusat Statistik mengungkap, inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07 persen (month to month/mtm) dan 2,19 persen (year on year/yoy).

Tingkat inflasi lebih rendah dibanding pola historisnya.

Kemudian, penguatan juga ditopang oleh perbedaan suku bunga luar negeri dengan di dalam negeri (Interest rate differential) sehingga memicu minat para investor.

"Interest rate differential SBN 10 tahun di Indonesia itu 7,06 persen, sedangkan US treasury 0,8 persen. Berarti ada perbedaan suku bunga 6,2 persen. Ini menunjukkan imbal hasil aset keuangan SBN masih tinggi," papar Perry.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved