Teror Virus Corona
Analisa Profesor Asal Inggris Vaksin Pertama Covid-19 Diperkirakan Tak Membuat Kebal pada Infeksi
Hingga saat ini vaksin diangggap satu-satunya cara paling ampuh untuk membuat seseorang kebal terhadap virus.
Namun, hanya sedikit dari vaksin itu yang efektif 100 persen pada semua orang yang mendapatkannya.
Misalnya, sekitar 3 persen orang yang mendapat vaksin campak, menderita penyakit ringan dan dapat menularkannya ke orang lain.
130 Percobaan Menurut WHO, sejauh ini lebih dari 130 percobaan sedang dilakukan dalam upaya pencegahan virus corona.
Vaksin bekerja dengan menghadirkan sistem kekebalan tubuh dalam bentuk kuman atau bagian penting darinya dengan mempersiapkan tubuh untuk merespons ketika adanya paparan virus.
• Aturan Baru Hotel di Bogor saat Pandemi, Tamu Sakit Dilarang Menginap
Ketika itu terjadi, protein imun yang disebut antibodi akan mengarah ke dalam virus dan menghentikannya masuk ke dalam sel.
Pendekatan umum untuk meningkatkan kadar antibodi adalah dengan menyuntikkan virus yang telah dinonaktifkan atau mati.
Suntikan lain yang dikembangkan di University of Oxford menggunakan pendekatan inovatif, yaitu dengan memasukkan gen Covid ke dalam virus yang berbeda dan tidak berbahaya.
Mereka membuat protein yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan pertahanan terhadap infeksi nyata.
Sekitar seperempat foto percobaan yang terdaftar oleh WHO, termasuk dua yang sudah dalam penelitian pada manusia, mengikuti pendekatan yang sama dengan vaksin Oxford.
Salah satu keunggulan teknologi ini adalah kecepatannya.
Pada akhir pekan lalu, AstraZeneca yang bermitra dengan Oxford mencapai kesepatan dengan empat negara Uni Eropa untuk mendistribusikan ratusan juta vaksin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Pertama Covid-19 Mungkin Tak Membuat Kebal pada Infeksi"
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Rizal Setyo Nugroho