Misteri Kematian 2 Bocah di Kawasan Gedung Sekolah, Warga Ungkap Korban Sempat Datangi Ayah Tiri
Misteri kematiabn dua bocah di kawasan gedung sekolah Jalan Brigjen Katamso, Medan. Diduga korban pembunuhan
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOOGR.COM - Kematian dua bocah di Medan baru-baru ini meninggalkan misteri.
Kedua bocah yang masing-masing berinisial IF (10) dan R (5) ditemukan tak bernyawa di kawasan Gedung Sekolah Jalan Brigjen Katamso, Medan.
IF dan R ditemukan tewas pada Minggu (21/6/2020) dengan sejumlah luka di tubuh keduanya.
IF ditemukan sekira pukul 09.00 WIB dalam kondisi terlentang dengan kondisi wajah terdapat memar.
Sedangkan adiknya, R ditemukan pukul 10.00 WIB di dalam parit dengan kondisi ditutup triplek dan karton.
Dua bocah tersebut diduga adalah korban pembunuhan.
Pihak kepolisian pun kini masih melakukan pendalaman kasus dugaan pembunuhan itu.
• KRONOLOGI Kakek 61 tahun Tewas Setelah Tersangkut Benang Layangan, Leher dan Perutnya Robek
• Kesaksian Febriana Sebelum Temukan Sang Adik Tewas di Kamarnya: Badannya Panas, Semalaman Nangis
"Kami masih kerja di lapangan. Belum tahu. Nanti kalau sudah ada perkembangan kita sampaikan," ujar Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadhan saat dikonfirmasi.
Kronologi penemuan mayat
Seperti dilansir dari TribunMedan, ditemukannya mayat dua bocah tersebut berawal dari ibu korban mencari keberadaan IF dan R.

Kemudian sang ibu mendapat informasi jika korban berada di kawasan sekolah tempat penemuan mayat.
Setelah dilakukan pencarian, dua bocah pun akhirnya ditemukan.
Penemuan mayat dua bocah itu lantas diterukan ke pihak kepolisian.
Sementara itu berdasarkan kesaksian warga, kedua korban sebelumnya sempat mendangi ayah tirinya, RA yang merupakan kuli bangunan.
• Kronologi Ibu Aniaya Anak Tiri hingga Tewas Pakai Pulpen, Ngaku Jengkel, Korban Sempat Kejang-kejang
• Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kardus, Korban Diduga Dibunuh Karena Tarif Pijat Plus-plus Tak Sesuai
RA merupakan kuli bangunan yang sedang bekerja di tempat penumuan dua bocah itu.
"Katanya kejadiannya itu semalam. Di dalam areal sekolah,
cuma, kami warga sekitar, enggak ada mendengar suara apa pun," ucap warga yang biasa disapa Mamak.
Dikatakannya bahwa sebelum ditemukan tewas, dua bocah itu sempat datang dan minta dibelikan eskrim.
FOLLOW US:
"Dia lagi nukang di sini. Datang lah anaknya dua orang itu. Katanya minta beli Ice cream," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui secara pasti penyebab kematian dua bocah itu.
Kejadian lain seorang ibu tiri tega menghabisi nyawa anaknya menggunakan alat tulis pulpen
Peristiwa mengenaskan itu terjadi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020) kemarin.
Tersangka beridentitas S (27) telah diamankan dan mengakui perbuatannya.
Terungkapnya peristiwa penganiayaan berujung maut itu berawal dari laporan ayah korban ke polisi.
• Cerita Saksi Mata saat Lihat Pak RT Berduel dengan Warganya Hingga Tewas, Ini Respon Ibu Pelaku
• Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kardus, Korban Diduga Dibunuh Karena Tarif Pijat Plus-plus Tak Sesuai
Saat itu polisi segera mendatangi lokasi kejadian dan memeriksa tubuh korban.
"Ditemukan beberapa luka pada bagian tubuh korban," kata Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Dharma Perwira, Rabu (16/6/2020) kemarin seperti dikutip dari Kompas.co.
Ia menjelaskan bahwa penganiayaan terhadap anak itu terjadi ketika ayah korban sedang bekerja.
Kronologi kejadian
Kapolres Pinrang, AKBP Dwi Santoso mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi setelah korban makan.
Saat itu, tersangka meminta korban yang masih berusia 4 tahun itu membereskan piringnya.
Namun, korban justru menangis hingga membuat tersangka kesal.
Seketika tersangka pun mendorong anak tirinya.
"Sempat diinjak dadanya sebanyak kurang lebih tiga kali," ujarnya seperti dilansir dari Youtube tvOnenews, Kamis (18/6/2020).
Setelahnya, tersangka mengambil pulpen yang kemudian menusuk dada korban.
"Tersangka mengambil pulpen yang ada di dalam laci kemudian menikamkan ke dada korban dua kali," ungkapnya.
Akibatnya, korban mengalami muntah darah hingga membuat tersanga panik.
Kemudian tersangka meminta bantuan ke tetangga untuk mengantarnya membawa korban ke Puskesmas.
Setibanya di Puskesmas, korban disarankan agar segera dibawa ke rumah sakit.
Nahas dalam perjalanan ke rumah sakit, korban meninggal dunia.
"Perjalanan menuju ke rumah sakit korban kejang-kejang dan meninggal dunia," jelas Kapolres.
Atas perbuatannya, tersangka kini terancama hukuman penjara 15 tahun.
"Kami kenakan Undang-undang perlindangan anak dan KUHP Pasal 338 ancaman 15 tahun," terang AKBP Dwi Santoso.
Motif tersangka
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka mengaku jengkel dengan prilaku korban yang kerap menangis.
"Jadi merasa jengkel terhadap korban karena beberapa kali kalau diperintah oleh tersangka ini koban hanya bisa menangis,
sehingga mengakibatkan yang bersangkutan jengkel, kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban," ungkap Kapolres.
Selain itu, tersangka juga mengaku jengkel dengan perlakuan suaminya terhadap anak kandungnya.
"Antara suami istri, suaminya duda kemudian istri janda, sama-sama membawa anak, jadi dari pihak laki-laki ada anak satu, dari pihak perempuan anak satu," katanya.
"Tersangka merasa bahwa ayah korban itu perlakuan terhadap anak kandungnya dengan anak tirinya berbeda, sehingga menimbulkan rasa jengkel, sakit hati," tambahnya.