Viral di Medsos
Sosok Predator Fetish Kain Jarik Terbongkar - Mahasiswa Semester 10, Tak Kapok Pernah Diarak Warga
Perihal kasus yang tengah mendera Gilang, pihak kampus mengaku akan bertindak tegas.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sosok Gilang, predator fetish kain jarik berkedok riset akhirnya terungkap.
Pihak Universitas Airlangga (Unair) hingga junior Gilang buka suara perihal sosok pelaku fetish yang kini sedang jadi perhatian tersebut.
Bahkan, pihak Unair mengaku akan mengambil langkah tegas kepada mahasiswanya yang melakukan fetish kain jarik berkedok riset tersebut.
Sebelumnya, sosok Gilang mendadak jadi perbincangan publik.
Hal tersebut terjadi usai cerita fetish seorang pria dengan kain jarik diungkap sebuah akun di Twitter.
Dalam akunnya yang bernama @m_fikris, pria tersebut mengaku baru saja menjadi korban pelecehan seksual.
Akun @m_fikris membeberkan soal perangai Gilang, pria yang disebut-sebut telah melakukan pelecehan seksual kepadanya.
Pelecehan tersebut rupanya berkenaan dengan fetish yang dimiliki Gilang, yakni membungkus korbannya dengan kain jarik.
Untuk diketahui, fetish adalah kondisi manusia terangsang terhadap sebuah objek akibat fantasi seksual.
Baru sadar dirinya menjadi korban pelecehan seksual, akun @m_fikris pun mengurai kisahnya.
Pengungkapan fetish kain jarik tersebut lantas mengurai kehebohan publik.
Nama Unair sebagai tempat Gilang mengenyam pendidikan pun ikut terseret.
Hingga akhirnya, pihak Unair buka suara terkait sosok Gilang.
Dikutip dari Surya.co.id, Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo menmbenarkan bahwa sosok pelaku Fetish kain jarik berkedok riset yang viral di sosial media merupakan mahasiswanya, Gilang ANP.
Gilang merupakan mahasiswa angkatan 2015.

Saat ini berarti Gilang sudah berada di semester 10.
Perihal kasus yang tengah mendera Gilang, pihak kampus mengaku akan bertindak tegas.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa,"ujarnya pada SURYA.co.id, Kamis (30/7/2020).
Sayangnya hingga saat ini, Gilang yang merupakan warga luar Kota Surabaya belum bisa dihubungi.
Sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.
"Kami mencoba menghubungi sejak semalam ramai dibicarakan, tapi hingga sekarang yang bersangkutan tidak menjawab dan tidak hadir. Untuk itu kami terus melakukan pelacakan dan investigasi lanjutan," lanjutnya.
Selain pihak kampus, junior Gilang di jurusan juga mengurai cerita soal seniornya itu.
Presiden BEM FIB Unair, Adnan Guntur mengatakan, Gilang pernah diarak warga.

Hal itu terjadi lantaran Gilang ketahuan berbuat asusila di kamar kos.
"Kejadian sekitar tahun 2018, dia pernah ke-gap (Ketahuan) sama warga. Akhirnya sama warga diarak dengan membentangkan tulisan saya tidak akan mengulangi lagi. Kayaknya kasusnya sama tali-menali," kata Adnan, Kamis (30/7/2020).
Ujar Adnan lagi, Gilang dikenal sebagai seorang biseksual di lingkungan kampus.
Gilang rupanya kerap mencari calon korban dengan mengincar mahasiswa baru.
"Saya cerita dari latar belakang pelaku, dia memang benar mahasiswa sini bisa dibilang mahasiswa tua angkatan 2015. Dan track recordnya dari dulu seperti itu. Pas saya masih maba, angkatan saya mengeluhkan kalau didekati," ungkapnya.
"Teman-teman angkatannya tahu kok kalau dia memang gay. Sudah terkenal gitu," imbuhnya.
Untuk bisa berkomunikasi dengan calon korban, biasanya Gilang melakukan pendekatan lewat media sosial.
"Kalau ada maba yang dianggap menarik diincar sama dia dicari Instagramnya ngajak folbek terus dm minta nomor Whatsapp," ujarnya.
Saat akan melakukan eksekusi, Gilang selalu menggunakan modus yang sama.
Yaitu meminta calon korban membantunya untuk melakukan fetish kain jarik berkedok riset.
Kisah Fetish Kain Jarik Viral
Dikutip TribunnewsBogor.com, kisah Gilang predator fetish kain jarik diungkap akun @m_fikris.
Dalam laman Twitter-nya, akun @m_fikris membagikan pengalamannya mendapat pelecehan seksual dari Gilang.
"Sumpah awalnya gw gak ngira si bisa kena pelecehan sexual kek gini. Gw kek bego banget gak tau mana riset mana hal-hal berbau fetish gini, rada shock juga si gw. Tp karena suatu pertimbangan (takut bertambahnya korban) gw jadi berani speak up," tulis akun @m_fikris.
Awalnya, @m_fikris berkenalan dengan Gilang di Instagram.
FOLLOW US :
Berlanjut, Gilang pun meminta nomor kontak @m_fikris.
Hingga akhirnya, obrolan Gilang dan @m_fikris berlanjut di WhatsApp.
Langsung mengurai keinginannya, Gilang pun bercerita bahwa saat ini ia sedang melakukan penelitian.
Kepada @m_fikris, Gilang mengaku bahwa tema penelitiannya itu adalah bungkus membungkus.
Gilang pun menjelaskan soal apa itu penelitian bungkus membungkus.
"Mas menjalankan riset. Tema penelitiannya itu bungkus-membungkus
Pikiran kebanyakan orang Indonesia sudah terstigma kalau bungkus-membungkus itu pasti berkaitan dengan jenazah jadi kebanyakan orang sudah takut duluan kalau menyangkut soal dibungkus. Nah padahal bungkus-membungkus itu tidak selalu berkaitan dengan pengafanan. Banyak yang belum tau kalau dibungkus, bisa untuk keperluan lain, seperti terapi psikis dan latihan pernafasan
Pengertian dibungkus adalah kondisi seluruh badan dibalut dengan kain atau media lain, termasuk kepala dan wajah," ungkap Gilang kepada @m_fikris.
Lebih lanjut, Gilang pun bercerita bahwa ia sedang membuat tulisan dengan genre psikologi-thriller.
Berkenaan dengan itu, Gilang pun melakukan riset yakni membungkus beberapa orang degan kain.
Gilang pun menjelaskan manfaat dari seseorang yang dibungkus kain.
Manfaat itu diurai Gilang berkait dengan emosional.
"Mas sejak dulu sedang bikin prosa (tulisan) dalam genre psikologi-thriller. Premis atau jalan ceritanya adalah kisah seorang remaja yang mendapati dirinya dalam keadaan dibungkus dan dibuat tertekan. Kenapa harus tertekan ? Agar reaksi natural dan kondisi emosionalnya (gugup, menangis, takut, dll) bisa keluar. Kemudian dia sadar kalau dia dibungkus untuk keperluan diterapi tersebut. Dia juga menyadari itu untuk mengetes ketahanan pernafasan dia seberapa lama.
Lalu mas menjalankan ini sebagai riset karena hendak memerhatikan kondisi emosional mereka yang sedang dalam keadaan dibungkus begitu. Mas butuh riset langsung ke model untuk mengamati kondisi model tersebut. Itu untuk menjadi gambaran dituangkan ke dalam tulisan Mas nanti," pungkas Gilang.
Mendengar penuturan Gilang, akun @m_fikris mengaku sempat takut.
@m_fikris pun sempat menolak ketika diminta membantu riset Gilang.
Namun karena didesak Gilang, @m_fikris pun akhirnya mau membantu penelitian tersebut.
Dalam cuitannya, @m_fikris membagikan percakapannya dengan Gilang.
Termasuk saat detik-detik dirinya bersedia dibungkus dengan tata cara dan panduan dari Gilang.
Akun @m_fikris juga membagikan foto dan video saat dirinya sedang dibungkus kain jarik.
Rupanya tak cuma dibungkus kain jarik, mata, mulut, dan tubuh @m_fikris juga harus dilakban.
"Beh waktu dibungkus di tengah2 sempet gw mau berhenti, temen gw ditelfon trus disambungin ke gw intine dia ngeyakinin gitu lah. "udah sejauh ini, katane sepakat bantu mas" gitu2 lah yaa udah lanjut ajah. Ini foto2 gw waktu dibungkus dan divideoin dan minta dikirim ke dia," ungkap akun @m_fikris.
Sempat tak menaruh curiga, @m_fikris akhirnya risih setelah mendapat tekanan dari Gilang.
Sebab tak cuma @m_fikris, Gilang juga meminta teman @m_fikris untuk ikut dibungkus.
Keluar dari kesepakatan yang ada, @m_fikris pun akhirnya berani menolak permintaan Gilang.
Hingga akhirnya, @m_fikris pun baru sadar bahwa dirinya sedang mendapat pelecehan seksual lantaran dikirimi berita perihal fetish atau kelainan seksual seorang pria.
(TribunnewsBogor.com/Khairunnisa, Surya.co.id)