Singgung Sri Mulyani soal Utang, Komika Kiky Saputri Diomeli Susi Pudjiastuti : Kurang Ajar Bu
Menjadi khasnya, Kiky Saputri tampak menyinggung soal Sri Mulyani dengan pertanyaan satire.
Penulis: khairunnisa | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Berkesempatan berbincang dengan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Komika Kiky Saputri tak menyia-nyiakan kesempatan.
Dikenal dengan pertanyaan serta pernyataan satire, Kiky Saputri pun melayangkan khasnya itu kepada Sri Mulyani.
Mendengar pertanyaan yang diajukan Kiky Saputri kepada Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti selaku pembawa acara terkejut.
Sembari menegur Kiky Saputri, Susi Pudjiastuti menanggapi pertanyaan satire dari sang komika soal utang negera Indonesia.
Momen tersebut terekam dalam tayangan Susi Cek Ombak di Metro TV pada Rabu (12/8/2020).
Dikutip TribunnewsBogor.com, Susi Pudjiastuti menghubungi Sri Mulyani melalui video call.
Melihat wajah ceria Sri Mulyani dari layar gadget, Susi Pudjiastuti pun senang.
Pun dengan Sri Mulyani yang mengaku senang karena bisa berbincang kembali dengan Susi Pudjiastuti.
"Halo Ibu, Apa kabar ?" tanya Susi Pudjiastuti dilansir TribunnewsBogor.com.
"Baik ibu Susi, apa kabar ?" jawab Sri Mulyani semringah.
"Cantik dan fresh. Bilangnya di WA stres," kata Susi Pudjiastuti.
"Kalau ngomong sama Bu Susi langsung hilang stresnya," ucap Sri Mulyani.
• Sri Mulyani Tempatkan Anggaran Rp 20 Triliun ke Bank Pembangunan Daerah
• UPDATE Gaji ke-13 PNS, anggota TNI, dan Polri, Sri Mulyani : Nanti Aja Yah
Melanjutkan ke sesi wawancara, Kiky Saputri selalu co-host pun melayangkan pertanyaan.
Menjadi khasnya, Kiky Saputri tampak menyinggung soal Sri Mulyani dengan pertanyaan satire.
Kiky Saputri menyinggung soal utang negara yang kini semakin berat diurusi Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan.
"Ibu pekerjaannya makin berat bu di tengah pandemi. Enggak ada pandemi aja ibu ngurusin uang, uang, uang. Utang, utang, utang, begitu tuh gimana Bu ?" tanya Kiky Saputri.

Terkejut mendengar pertanyaan Kiky, Susi Pudjiastuti pun terdiam.
Mantan Menteri KKP itu lantas mengomeli Kiky Saputri yang duduk di sampingnya.
"Tuh bu, kurang ajar tuh Bu. Udah uang terus ke utang. Kerjaan nih !" ucap Susi kepada Kiky.
Tak tersinggung, Sri Mulyani pun menjawab pertanyaan Kiky dengan tenang.
"Aku kalau ngomong Menteri Keuangan, saya ngomongin yang lain. Kalau bunga, bunga dari utang," pungkas Sri Mulyani.
• Sri Mulyani Ungkap Gubernur Anies Tidak Punya Uang untuk Bansos 1,1 juta Warga DKI Jakarta
• Menkeu Sri Mulyani : Orang yang Berpikir Seolah Ini Konspirasi, Sangat Disesalkan
Menteri Keuangan RI itu juga mengurai pesan.
Bahwa kita tidak boleh punya imajinasi menjadi sosok yang miskin meskipun hal yang diurusi terkait keuangan dan utang.
"Imajinasinya itu enggak selalu harus miskin walaupun kita ngurusin uang dan yang lain-lain," pungkas Sri Mulyani.
Mendengar tanggapan Sri Mulyani soal imajinasi miskin, Susi Pudjiastuti mengaku setuju.
"Walaupun kita banyak utang, tidak boleh imajinasi kita miskin. Susi air banyak utang, imajinasiku ndak boleh miskin," ucap Susi Pudjiastuti seraya tertawa.
"Enggak boleh kalau itu," imbuh Sri Mulyani.
Kata Sri Mulyani soal Utang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab kritik publik terkait pengelolaan utang pemerintah.
Dia meminta masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap proporsi utang Indonesia.
Bisa dikatakan, lanjut dia, tak ada satu pun negara di dunia yang tak memiliki utang.
Pinjaman diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali negara- negara Islam.
"Kalau teman-teman yang suka pakai negara Islam. Semua negara Islam di dunia, semua berutang. Mau Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, you name it," tegas Sri Mulyani dalam live Instagram, seperti dikutip Minggu (19/7/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, utang sangat diperlukan untuk membiayai belanja pemerintah.
Kebijakan utang bisa dikontrol dengan tetap menjaga rasio dengan PDB.
"Bahkan saya tahu waktu di Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin banget. Dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah," ucap Sri Mulyani.
Dia berujar, sebagian masyarakat di Indonesia masih sangat sensitif dengan kebijakan utang yang terkadang jadi perdebatan panas.
"Saya ingin menyampaikan, kadang-kadang masyarakat kita sensitif soal utang. Menurut saya, tidak bagus juga. Karena kalau kita mau bicara tentang policy (ketentuan) utang, ya kita bisa berdebat, jangan pakai benci dan menggunakan bahasa kasar," kata Sri Mulyani.
Alasan utama mengapa negara berutang yakni untuk mengejar ketertinggal infrastruktur, lalu kedua utang diperuntukkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kalau begitu kita perlu utang? Ya utangnya untuk apa dulu. Kalau untuk membuat infrastruktur kita baik (utang produktif), supaya anak-anak bisa sekolah dan tidak menjadi generasi yang hilang, ya tidak ada masalah," tutur Sri Mulyani.
Saat ini, menurut Kementerian Keuangan, pemerintah mengambil kebijakan fiskal ekspansif di mana belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara untuk mendorong perekonomian tetap tumbuh.
Menurut pemerintah, ketertinggalan infrastruktur dan masalah konektivitas bisa menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi yang harus ditanggung masyarakat, kondisi ini membuat daya saing Indonesia menjadi rendah.
"Itu pilihan kebijakan. Kalau enggak utang, berarti kita menunda kebutuhan infrastruktur. Masalah pendidikan, masalah kesehatan, mungkin tertunda. Jadi negara kita warganya banyak, tapi anak-anaknya bisa rentan," sebut Sri Mulyani.
• Viral Foto Bupati Klaten Nampang di Hand Sanitizer, Mantan Ketua KPK Singgung Rasa Malu Sri Mulyani
• Sri Mulyani Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tunjangan Kinerja PNS Tahun 2020
Selain mengejar ketertinggalan infrastruktur, kebijakan fiskal ekspasif ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui alokasi anggaran pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial.
Dikutip dari data Kementerian Keuangan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih lebih rendah dibandingkan sejumlah negara tetangga.
Untuk itu, pemenuhan pendidikan, kesehatan, dan fasilitas dasar menjadi prioritas utama guna menciptakan kualitas SDM Indonesia yang produktif dan kompetitif.
Mengutip data United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2015, IPM Indonesia yaitu 0,689, atau masih di bawah Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Indonesia masih berada di atas Vietnam, Filipina, Kamboja, dan Myanmar.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tembus sebesar 404,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.868 triliun (kurs Rp 15.000).
Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 194,9 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 209,9 miliar dollar AS.