Info Kesehatan
Bukan Karena Hal Mistis, Ini Penyebab Ketindihan saat Tidur dan Cara Mengatasinya
secara medis, fenomena ketindihan ini dapat dijelaskan sebagai sleep paralysis alias kelumpuhan Tidur.
Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut.
Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan Tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.
Sementara, tubuh bagian bawah terasa sulit digerakan.
• Waspada ! Stres Kerja dan Gangguan Tidur 3 Kali Lipat Bisa Tingkatkan Kematian
Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang Tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat mendengar.
Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.
Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.
Jadi, Ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam Tidur.
Di mana, pada kelumpuhan Tidur ini, transisi tubuh ke atau dari Tidur REM tidak sinkron dengan otak.
Ketika bangun, otak sudah sadar, tetapi badan belum. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan badan terasa lumpuh sebagian.
Ketindihan bisa terjadi pada segala usia. Tetapi kondisi yang pertama mungkin terjadi saat saat remaja.
Terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu kelumpuhan Tidur itu terjadi, di antaranya yakni: Kurang Tidur, jadwal Tidur yang berubah-ubah atau tidak jelas, kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar, posisi Tidur telentang, penggunaan obat-obatan tertentu seperti untuk ADHD.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Ketindihan dan Cara Menghindarinya")
