Tips untuk Ibu Hamil di Tengah Pandemi Covid-19, Minimal Kontrol Kandungan 7 Kali
Ketika angka kehamilan naik di tengah pandemi, ironisnya angka kesakitan atau komplikasi kehamilan juga ikut naik.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap semua aspek kesehatan, salah satunya kesehatan reproduksi perempuan dan kehamilan.
dr. Upik Anggrahaeni, SpOG mengatakan data kesehatan menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak masih diduduki penyebab selain Covid-19, yakni pendarahan, eklamsia, dan infeksi.
Di tengah pandemi saat ini, angka kehamilan di seluruh dunia melonjak signifikan.
Hal ini karena terbatasnya akses mendapat kontrasepsi dan kebutuhan memiliki keturunan yang dianggap sebagai suatu kedaruratan terkait usia dan keterbatasan waktu.
Ini meliputi yakni pasangan yang sudah melakukan program hamil jauh hari sebelumnya.
Ketika angka kehamilan naik di tengah pandemi, ironisnya angka kesakitan atau komplikasi kehamilan juga ikut naik.
Upik menyebut, ini karena banyak layanan kesehatan yang tutup di masa pandemi serta kekhawatiran masyarakat akan penularan penyakit.
"Sehingga banyak wanita hamil yang tidak mendapatkan akses fasilitas kesehatan yang memadai," kata Upik dalam acara virtual media briefing bersama Bamed, Rabu (26/8/2020).
"Sebagai contoh, tingginya angka kematian janin di dalam kandungan meningkat dalam dua bulan terakhir. Penyebab utamanya adalah takut pergi ke rumah sakit," imbuh Upik.
Kapan harus kontrol kandungan?
Upik menjelaskan, masyarakat harus mengetahui bagaimana memilih fasilitas kesehatan khususnya untuk ibu dan anak yang mengikuti protokol kesehatan yang aman dan nyaman.
Ia mengatakan, tentunya ada perbedaan layanan kesehatan ibu hamil sebelum era pandemi dan sekarang.
Ini terkait protokol kesehatan yang digunakan serta penyesuaian jadwal kontrol sesuai kebutuhan setiap ibu hamil.
"Di era new normal, umumnya kita (dokter SpOG) memberi tahu pasien minimal ada tujuh kali pertemuan dengan dokter SpOG dibutuhkan selama kehamilan," ujarnya.
Kapan saja itu?