Demo Tolak Omnibus Law
Tangis Pelajar Dijemput Orang Tuanya Setelah Diamankan, Terkuak Alasannya Ikut Demo UU Cipta Kerja
pelajar yang diamankan saat terjadi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Kota Bekasi menangis saat dijemput orang tuanya.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sejumlah pelajar yang diamankan saat terjadi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Kota Bekasi dijemput orang tuanya.
Isak tangis pun mewarnai momen tersebut di aula Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (9/10/2020).
Sebelumnya, para pelajar tersebut diamankan lantaran kepadatan berada di sekitaran lokasi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja.
Setidaknya ada 116 pelajar yang diamankan pihak kepolisian.
Setelah dimintai keterangan akhirnya terkuak alasan para pelajar itu ikut aksi tolak UU Cipta Kerja.
Dilansir dari TribunJakarta, tidak ada indikasi intimidasi atau bayaran terhadap para pelajar tersebut.
Alasan pelajar mengikuti aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja mayoritas mengaku karena ajakan.
Hal itu disampaikan langsun Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko.
• Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis Peliput Demo Tolak Omnibus Law, Kapolri Diminta Usut Tuntas
• Haris Azhar Kecewa Mahasiswa Ditangkap Polisi Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja: Tragedi Hukum Terburuk
"Kita juga melakukan interogasi kepada mereka ternyata mereka mendapatkan informasi ajakan untuk melakukan kegiatan aksi dan mereka tertarik, ya kemudian ikut," kata Wijonarko, Jumat, (9/10/2020).
Dijelaskannya bahwa ajakan itu berasal dari media sosial.
Mayoritas pelajar yang terprovokasi membuat janji dengan teman-temannya untuk berangkat bersama.
"Ya jadi dari media sosial ini kita akan dalami kemudian juga kita berharap bisa kita tindaklanjuti ya tentunya juga ini untuk mengantisipasi kedepannya," jelasnya.
Wijonarko pun memastikan, gerakan pelajar ikut aksi unjuk rasa ini murni karena sifat jiwa muda mereka yang mudah terprovokasi.

Tidak ada indikasi ratusan pelajar yang diamankan mendapatkan bayaran atau intimidasi dari pihak lain untuk turun aksi.
"Tidak ada (indikasi dibayar), jadi memang ini masih kita dalami, sementara tidak ditemukan ada indikasi itu, hanya memang keinginan mereka ya kemudian jiwa muda mereka ikut-ikutan saja," terangnya.
"Tidak ada (intimidasi), mereka rata-rata hanya keinginan pribadi masing-masing kemudian loyalitas dengan kawan-kawannya," tambahnya.
Diketahui bahwa 116 pelajar yang diamankan itu berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi hingga Kabupaten Karawang.
Para pelajar yang diamankan dilakukan pembinaan, mereka juga diminta untuk membuat surat penyataan dan wajib dijemput orangtua atau walinya.
• Hendak Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Puluhan Pelajar di Bogor Dijemput Mobil Patroli Polisi
• Sejumlah Pelajar Kembali Diamankan Satgas, Terjaring Saat Akan Berangkat ke Jakarta
Dia juga memastikan, tidak ada pelajar yang membawa senjata tajam selama mengikuti aksi unjuk rasa.
"Tadi kita hadirkan para orangtua untuk mengecek keberadaan anaknya, kemudian juga anaknya diberikan kesempatan untuk berjanji kepada orang tua untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya," tuturnya.
Orang tua khawatir
Saat dijemput orang tua, para pelajar yang diamankan itu tak kuasa menaha tangis.
Mereka bahkan memeluk dan mencium orang tuanya yang menjemput.
Beberapa di antaranya pun tampak bersujud seraya cium kedua kaki sang ibu.

"Mamah mikirin kamu enggak pulang-pulang, ini anak udah makan apa belum, mamah sampe enggak bisa tidur," kata orangtua yang menjemput anaknya.
Sementar itu Wijonarko mengatakan, pihaknya total mengamankan para pelajar itu dari beberapa lokasi.
"Jadi kita kemarin melakukan pengamanan aksi unjuk rasa dimana dalam pelaksanaan kita juga mengamankan 116 pelajar SMK, SMP dan juga yang tidak bersekolah, diamankan dari beberapa lokasi," kata Wijonarko.
Ia menjelaskan, penjemputan sengaja dilakukan dengan cara mengumpulkan orangtua di aula.
"Kita sengaja melakukan seperti supaya menyentuh hati mereka, orangtua mereka pasti khawatir dengan kondisi anaknya, apalagi ketika tahu anaknya ikut dalam aksi unjuk rasa," terang Wijonarko.
• Mahfud MD Tanggapi Demo Ricuh Tolak UU Cipta Kerja, Fahri Hamzah : Pemerintah Harus Introspeksi
• Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Cibinong Tertib, Demonstran Diberi Bunga oleh Polwan
Lebih lanjut Wijonarko mengatakan, pihaknya tak bermaksud mengkriminalisasi.
Ia menerangkan bahwa pihaknya dalam hal ini sebatas mengamankan ratusan pelajar untuk selanjutnya dilakukan pembinaan.
"Kita mengamankan maksudnya mereka supaya bisa dilakukan pembinaan, tidak berbuat anarkis dan sebagainya," ucap Wijonarko.
"Alhamdulillah, kemarin pelaksanaan pengamanan kegiatan aksi khususnya di Kota Bekasi bisa aman dan terkendali," sambungnya.

Para pelajar yang diamankan ini kata Wijonarko tetap diminta membuat surat penyataan, surat tersebut diserahkan ke polisi dan ditanda-tangani orang tua.
Atas kejadian itu, Wijonarko menyampaikan pesan kepada pelajar supaya tidak lagi melakukan hal serupa.
"Sekolah daring bukan berarti adik-adik pelajar leluasa melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat," pesannya.
Ia pun mengimbau agar pelajartidak mudah terprovokasi dengan ajakan yang tersebar di media sosial.
"Adik-adik sekalian masih panjang perjalanan hidupnya, masih ada masa depan yang harus diraih, untuk itu jangan mudah terprovokasi," tegas dia.
Di samping itu, Wijonarko juga berpesan kepada orang tua agar meningkatkan pengawasan agar anaknya tidak melakukan tindakan di luar batas.
"Kami berikan kesempatan bertemu langsung dengan orangtua, supaya bisa memberikan janji dan sumpah kepada orantua, agar tidak mengulangi lagi," jelasnya.
"Bisa dilihat tadi curhatan dari orangtua ketika anaknya tidak pulang, ada kekhawatiran dan sebagainya, ini supaya bisa menyentuh adik-adik sekalian," tambahnya.
(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta)