Motif Tukang Bakso Bunuh Teman, Tersinggung Diajak Bercinta Sesama Jenis, Minta Maaf ke Calon Istri
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJakarta.com, Juana akhirnya mengungkap motifnya membunuh sang teman, Didin.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pelaku pembunuhan di Depok dan Bogor bernama J alias Juana telah mengakui perbuatannya.
J mengakui telah menghabisi nyawa sang kakak, Dendi dan temannya, Muhamad Syarifudin atau Didin.
J, tersangka pembunuhan berencana terhadap 2 kerabatnya, D dan S, itu pun mengurai motifnya.
D, kakak tirinya, dibunuh J pada pekan lalu dan ditemukan jasadnya di bawah lantai rumah kontrakan yang mereka sewa bersama di Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (18/11/2020) lalu.
Sementara itu, S yang telah ia kenal sejak belia ia bunuh pada Agustus silam dan jasadnya ditemukan dekat rumah J di kawasan Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, kemarin.
Baca juga: Pengakuan Tukang Bakso Bunuh Kakak dan Tetangganya, Kesal Diajak Hubungan Sesama Jenis oleh Korban
Baca juga: Korban Pembunuhan Tukang Bakso Sempat Datangi Keluarga Lewat Mimpi: AA Mau Pulang
Motif Bunuh Didin
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJakarta.com, Juana akhirnya mengungkap motifnya membunuh sang teman, Didin.
Sebelum ditemukan tewas, Muhamad Syarifudin merupakan warga sekitar lokasi kejadian, yang sempat dikabarkan hilang sejak Agustus 2020 silam.
Juana mengakui dirinya nekat menghabisi nyawa Muhamad Syarifudin alias Didin, lantaran kesal dipaksa melakukan hubungan sesama jenis.
Ogah diajak berhubungan sesama jenis, Juana pun akhirnya nekat mengakhiri hidup Didin.
"Dia memaksa saya sama teman saya untuk melayani dia berbuat itu hubungan itu (badan)," kata Juana saat digiring di Polres Metro Depok, Pancoran Mas, Kamis (19/11/2020) malam.
Juana mengakui, dirinya nekat menghantam kepala korban menggunakan knalpot kendaraan roda dua.
"Dipukul kepalanya pakai knalpot bekas terus pakai batu. Bajunya dia terus dikubur di dekat rumah sekitar 200 meteran berdua sama teman saya yang sering diajak gitu," kata Juana.

Aksi bejatnya terkuak, Juana lantas meminta maaf.
J memohon ampun pada keluarga korban karena sempat berbohong.
"Saya meminta maaf kepada keluarga korban. Selama ini saya sudah berbohong selama ini. Saya sudah menutupinya," kata J kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).
"Saya hanya bisa meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semuanya," lanjutnya.
Baca juga: Mayat Lain Kasus Pembunuhan di Depok Ditemukan di Bogor, Kapolres : Kita Kembalikan ke Polres Depok
Baca juga: Hilang 3 Bulan, Ternyata Didin Dibunuh Tukang Bakso, Keluarga : J Ikut Cari Kayak Gak Bersalah
Motif Bunuh Dendi
Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyebutkan bahwa J membunuh abangnya dilatarbelakangi rasa kesal yang berkaitan seputar rencana pernikahannya.
"Ceritanya tersangka ini sudah memiliki pacar, si kakaknya belum memiliki calon. Adiknya ingin segera nikah namun tidak bisa nikah sebelum kakaknya nikah," jelas Azis kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Tersangka lalu beberapa kali mendesak abangnya agar segera kawin, namun yang didesak justru merasa tersinggung dan kerap naik pitam selama 2 bulan belakangan.
"Di situlah kemudian, menurut alasan tersangka, dia melakukan pembunuhan terhadap kakak. Tapi akan kita dalami lebih lanjut," ujar Azis.
Atas aksinya tersebut, J sudah mengakui perbuatannya kepada pihak kepolisian.
Dia membunuh kakak tirinya, D, pada pekan lalu dan menguburkan jenazahnya di bawah lantai rumah kontrakan yang mereka sewa bersama di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Akibat aksi bejatnya, rencana indah J untuk berumah tangga pun pupus.
J mengatakan kepada wartawan, Jumat (20/11/2020) bahwa dia awalnya akan menikah empat bulan lagi.
"Mungkin ini sudah jalannya. Saya harus bertanggung jawab atas semua yang telah saya lakukan," ujarnya.

Karenanya, J pun menitipkan pesan untuk sang calon istri.
Juana meminta maaf kepada sang calon istri beserta keluarganya.
"Kepada calon istri saya dan keluarganya, saya meminta maaf sebesar-besarnya.... Saya hanya bisa meminta maaf yang sebesar besarnya kepada semuanya," kata J.
Kekejian yang dilakukan J terungkap setelah ia meninggalkan rumah kontrakannya di Sawangan pekan lalu dan pulang ke Bogor.
Rabu lalu, pemilik kontrakan bernama Sukiswo (60) berniat mengecek toilet rumah itu tetapi menemukan ubin yang berwarna belang.
Curiga, Sukiswo membongkar ubin itu dan menggalinya lebih dalam karena mencium bau bangkai, yang rupanya menguar dari jasad D yang dikubur di bawah rumah itu.
"Kepada nama daerah Bogor, kepada nama kampung saya, terutama kepada keluarga, saya sudah mengecewakan semua, saya meminta maaf sebesar-besarnya," ungkap J.
"Saya merasa terbebani karena saya telah melakukan kesalahan yang besar dan saya sudah berbohong kepada semua orang. Saya sangat menyesal dengan semua ini," katanya sekali lagi.
Polisi menjerat J dengan pasal berlapis yakni Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Itu berarti, J terancam hukuman maksimal pidana mati.
FOLLOW US :
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP I Made Bayu Sutha, mengatakan, untuk kasus pembunuhan Didin ditangani oleh Polres Bogor, lantaran tempat kejadian perkara (TKP) yang berada di daeah Gunung Pongkor.
I Made Bayu menjelaskan, kronologi pembunuhan ini berawak ketika Didin datang menemui pelaku ke Bogor seorang diri.

"Di salah satu tempat pondok kosong dengan alasan ingin mencari sinyal. Sampai di sana dengan bujuk rayu korban merayu Juana untuk melakukan hubungan antar sesama jenis," kata I Made Bayu di ruangannya, Jumat (20/11/2020).
Selesai menghabisi nyawa Didin, Juana pun memakamkannya di daerah Gunung Pongkor, dan kini jasadnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pura-pura Ikut Mencari
Keluarga Didin, Reni, menceritakan perjuangan keluarganya mencari sang kakak yang tetiba hilang tanpa kabar.
“Saya sama keluarga, nyari sendiri. Sampai ke Leuwiliang, terus daerah sekitarnya. Fokus kita disitu,” jelas Reni di kediamannya yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari kontrakan pelaku di Jalan Kopral Daman, Sawangan, Kota Depok, Jumat (20/11/2020).
Awalnya, Reni mengaku ia dan keluarga mencari keberadaan kakaknya di daerah Rumpin, Parung, Bogor, sampai menghabiskan waktu tiga hari lamanya.
Selanjut, beragam upaya pun dilakukan mulai dari lapor orang hilang ke Kepolisian setempat, menyebar poster orang hilang, hingga mendatangi praktisi supranatural pun ditempuh.
Seluruh upaya tersebut pun tak membuahkan hasil. Buntutnya, Reni dan keluarga nekat menyambangi kediaman Juana di Leuwiliang, Bogor, meski tak mengantongi alamat lengkap.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Tukang Bakso Bunuh Kakak dan Tetangganya: Dilarang Menikah Hingga Diajak Bercinta
Baca juga: Korban Lain Kasus Temuan Mayat di Kontrakan Depok Ditemukan di Kebun Singkong di Bogor
“Akhirnya ketemu sama si Juan. Dia kaget tanya ngapain ke rumahnya . Saya bilang mau main saja, sekalian nyari bang Didin,” bebernya.
Reni mengakui, tak sedikitpun dirinya menaruh curiga pada Juan. Hal ini disebabkan Juan ikut mencari keberadaan Didin hingga ke pedalaman hutan di sekitar rumahnya.
“Si juan ikut nyari tapi bawa motor. Si Juan selalu ikut cari kaya orang gak bersalah, datar saja,” ungkapnya.
Reni berujar, saat mencari bersama Juan, dirinya sempat memiliki firasat tak baik terhadap sebuah bangunan kosong yang ternyata hanya berjarak beberapa meter dari tempat Didin dikuburkan.
“Sempat curiga, ada bangunan kosong. Itu masih punya keluarga Juan. Gak tahunya bang Didin dikubur dekat situ,” jelasnya.

Jalan buntu pun ditemui Reni dan keluarga dalam pencarian Didin, hingga akhirnya memutuskan kembali ke rumah dan berikhtiar.
“Gimana ya, yaudah kita ikhtiar saja berdoa,” timpalnya singkat.
Rabu (18/11/2020), bagai petir di siang bolong. Kabar buruk pun diterima Reni dan keluarga, dimana sesosok mayat ditemukan terkubur dalam kontrakan Juan di dekat rumahnya.
Singkat cerita, kecurigaan Reni dan keluarga selama ini kepada Juan pun terbukti. Saat ini, ia mengatakan hanya ingin fokus memakamkan Didin di tempat peristirahatan terakhirnya yang layak.
“Rencana mau dimakamkan di kawasan Bedahan, Sawangan. Tapi abang (jasad Didin) masih di RS Polri Kramat Jati. Ini sore kami mau kesana bawa surat-surat identitas abang. Harapannya semoga pelaku dapat hukuman setimpal,” pungkasnya.
(TribunnewsBogor.com, TribunJakarta.com, Kompas.com)