Nasib Wanita Ngaku Dirampok Rp 140 Juta, Nekat Buat Laporan Palsu karena Tak Bisa Bayar Utang
NA mengaku dirampok di sebuah jalan tanjakan di Pedukuhan Cerme, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ibu rumah tangga di Kulon Progo, NA (33) nekat membuat laporan palsu ke polisi.
NA mengaku dirampok di sebuah jalan tanjakan di Pedukuhan Cerme, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo.
Dalam perampokan itu, NA ngaku kehilangan uang tunai Ro 140 juta, cincin emas 5,5 gram, SIM, KTP, kartu BPJS, surat nikah dan ATM.
Untuk meyakinkan petugas, ia membawa saksi palsu dan menunjukkan tas selempang yang robek.
NA mengaku ia membuat laporan palsu untuk menghindari kejaran orang yang hendak menagih utang sebesar Rp 63 juta.
“Terpaksa. Belum lunas semua, kurangnya Rp 63 juta. Dipakai untuk sehari-hari,” kata NA.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kasubag Humas Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry.
Ia mengatakan NA mengaku menjadi korban perampokan dan kehilangan uang tunai Rp 140 juta.
Namun saat olah TKP, polisi tidak menemukan ada aksi perampokan di wilayah tersebut.
“Pelaku berpura-pura menjadi korban perampokan atau jambret di jalan tanjakan Gunung Sutorini, Cerme, Panjatan,” kata Jeffry dalam keterangan pers, Selasa (8/12/2020).
NA ditangkap polisi pada 24 Oktober 2020. Namun dia ditangkap bukan karena laporan palsu, namun karena kasus penipuan.
Lakukan penipuan dengan modus jual tanah
Selain kasus laporan polisi, NA juga terseret kasus penipuan pembelian dua bidang tanah di Desa Cerme.
Ia dilaporkan ke polisi oleh DW (42) pada 17 Oktober 2020 tak lama setelah NA membuat laporan palsu.
Kasus tersebut berawal saat NA menjual dua bidang tanah ke DW warga Karangrejo, Karangwuni, Wates pada Maret 2019.