Pengakuan Pria yang Siram Air Keras ke Gadis Anak Guru Besar UGM saat Naik Sepeda Diduga Sakit Hati
Putri dari Guru Besar UGM Prof Budi Wignyosukarto menjadi korban penyiraman air keras.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Usai anak guru Besar UGM jadi korban, sehari setelahnya tepatnya pada Jumat (25/12/2020) pagi, korban lain seorang perempuan juga mengalami nasib serupa.
Kejadiannya terjadi di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.
Karena kasus teror penyiraman air keras tersebut belakangan marak terjadi di Sleman, polisi langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
Motif Pelaku
Setelah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan korban, saksi, serta mempelajari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku.
Terduga penyiram air keras itu ditangkap di Lapangan Denggung, Jalan Magelang, Sleman, pada Minggu (27/12/2020) pagi.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pelaku yang diketahui berinisial J (37) warga Temanggung itu mengakui perbuatannya.
“Pelaku juga sudah mengakui semua penyiraman seluruh di wilayah Sleman dilakukan olehnya sendiri.
Baik dari bulan Oktober hingga terakhir yang berada di Jalan Damai,” kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (27/12/2020).
Dari penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa cairan yang diduga air keras yang dikemas dalam botol kecil.
Ketika botol itu ditekan, diketahui bisa memuncrat mengenai korban.
Baca juga: Misteri Kerangka Manusia di Dasar Jurang, Tengkorak Korban Sempat Terinjak: Dikira Batok Kelapa
Baca juga: Kisah Ibu dan 2 Anaknya Menangis Jalan Kaki di Pinggir Jalan Tol, Tubuhnya Basah Kuyup saat Ditolong
Baca juga: Panik Razia Saat Sedang Bersama Suami Orang di Hotel, Wanita di Pontianak Nekat Lompat dari Lantai 4

Adapun aksi yang dilakukan pelaku diketahui sudah sebanyak enam kali di wilayah Sleman.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, motif pelaku melakukan tindakan itu karena sakit hati kepada seorang perempuan yang memiliki hobi bersepeda.
Sebab, perempuan idamannya yang diketahui berinisial W itu kini menghilang tak ada kabar setelah menerima sejumlah uang dari pelaku.
Merasa dikhianati itu, pelaku melampiaskan dendamnya kepada perempuan yang memiliki hobi bersepeda. Sebab, perempuan yang disukainya itu diketahui juga memiliki hobi serupa dan biasanya gowes di sekitar Ngaglik.
“Jadi ada rasa sakit hati, pelaku ditinggal tidak bisa menghubungi W dan tidak pernah ketemu lagi. Pelaku melakukan itu karena pelaku mengetahui W sering gowes di sekitar Ngaglik, Jalan Palagan, jalan Gito-gati, dan Jalan Damai,” jelas Deni.
(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)