Cerita Mistis Tibu Bunter yang Jadi TKP Kakak Beradik Tewas Tenggelam, Sesepuh: Tempat Mandi Dedari

Menurut sesepuh di sekitar TKP, Tibu Bunter itu memang dikenal angker dan penuh dengan cerita mistis. Sehingga warga dilarang mandi di sana.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
Dua orang remaja tenggelam di Sungai Yeh Mekecir Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Senin (1/1/2021) 

Mereka pun sama-sama sempat muncul ke permukaan.

Namun, hanya sekali muncul kemudian keduanya hilang dan tenggelam.

Mengetahui hal itu, rekan mereka yang masih berada di pinggir sungai memanjat pohon untuk melihat dan menceburkan diri untuk mencari namun hasilnya nihil.

“Jadi ada sekitar lima orang yang menceburkan diri silih berganti mencari tapi tidak ketemu. Nah, ini kami khawatir memang korban tidak bisa berenang,” kata Ediana.

Ediana melanjutkan, berdasarkan informasi tim SAR kedalaman lokasi di TKP lebih dari tiga meter.

Cukup berbahaya bagi warga yang diduga tidak bisa berenang. Diakuinya warga setempat jarang mandi di TKP.

“Kalau yang di lokasi itu TKP jarang sekali orang datang (untuk mandi). Paling di sisi utara atau selatan yang tidak dalam untuk mandi,” jelasnya.

Baca juga: Kedalaman Sungai Cianten Cibungbulang Mencapai 6 Meter, Korban Tenggelam Belum Ditemukan

Baca juga: Kesaksian Teman saat Pemotor Tenggelam di Bekasi, Dini Hari Tersesat Masuk Jalan Tol Lalu Terperosok

Tibu Bunter yang Angker

Lokasi tenggelamnya kedua kakak beradik di Jembrana itu menurut penglingsir desa setempat disebut sebagai Tibu Bunter.

Diketahui sangat jarang orang mandi di Tibu Bunter tersebut.

Warga yang ke sana jika mandi biasanya memilih di sisi selatan atau sisi utara tibu.

Alasannya karena hal mistis dan kedalaman tibu tersebut.

“Sejatinya tidak boleh karena memang ada cerita-cerita dari warga bahwa banyak kejadian. Tapi itu kan tidak bisa jadi fakta, hanya cerita. Kalau kejadian saat ini fakta ada yang tenggelam. Maka mulai sekarang kami imbau untuk tidak di sana."

"Apalagi yang tidak bisa berenang. Secara logika bukan mistis memang dalam. Kami juga belum mengetahui apakah korban memang bisa berenang atau tidak,” kata Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana saat ditemui di rumah duka.

Cerita ini juga diamini oleh sesepuh atau orangtua yang juga warga di sana, Gusti Putu Darma.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved