Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Selain Jokowi, Koruptor Diminta Vaksin Covid Dulu, Susi Pudjiastuti Emosi: Maksudmu Vaksin Membunuh?

Menurut Kiky Saputri, yang seharusnya suntik vaksin Covid-19 duluan adalah para koruptor, karena alasan kekhawatiran soal keamanan vaksin.

Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
Youtube Metro TV News
Bukan Jokowi, koruptor diminta vaksin Covid-19 duluan, Susi Pudjiastuti tegur Kiky Saputri 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengungkapkan dirinya siap menjadi penerima pertama vaksinasi Covid-19.

Rupanya, hal tersebut menuai respon komika Kiky Saputri dan Susi Pudjiastuti.

Menurut Kiky Saputri, yang seharusnya suntik vaksin Covid-19 duluan adalah para koruptor.

Hal tersebut karena alasan kekhawatiran soal keamanan vaksin Covid-19 itu sendiri.

Hal tersebut pun menuai reaksi geram dari Mantan Menteri Kleuatan dan Perikana, Susi Pudjiastuti.

Maka dari itu, Susi Pudjiastuti pun mengundang langsung jubIr Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman untuk bertanya perihal kebenaran tersebut.

Menurut sang jubir, kesiapan Jokowi untuk vaksinasi Covid-19 pertama itu adalam rangka melindungi masa depan Indonesia.

Apalagi saat ini sedang pandemi Covid-19.

Baca juga: Presiden Jokowi Siap Jadi yang Pertama, Ini Urutan Daftar Penerima Vaksin Covid-19

Baca juga: Catat, 4 Kelompok Orang Ini Tidak Boleh Dapat Vaksin Covid-19, Termasuk Wanita Hamil

Maka dari itu, Jokowi ingin memberi contoh kepada masyarakat Indonesia, salah satu cara mencegah virus corona adalah dengan melakukan vaksin.

"Karena ini bukan soal biaya, ini soal investasi ke masa depan Indonesia. Karena melindungi segenap bangsa Indonesia itu sudah ada di mukaddimah itu tujuannya," ucap Fadjroel Rahman, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube MetroTV News acara Susi Cek Ombak, Sabtu (9/1/2021).

FOLLOW:

Mewakili netizen, Kiky Saputri menilai justru Jokowi seolah dikorbankan.

Komika ini takut jika vaksin Covid-19 itu tidak berhasil.

"Ini dari pertanyaan netizen, saya mewakili orang awam. Sebagai pecinta Jokowi garis keras, agak gak rela kalau Jokowi yang duluan vaksinasi.

Karena kita gak pernah tahu kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Mudah-mudahan berhasil dan sukses," papar Kiky Saputri.

Baca juga: Lebih dari 100 Orang Terpapar Covid-19, Satgas Tracking 300 Santri Pondok Pesantren di Bojonggede

Baca juga: Raffi Ahmad Jadi Artis Pertama Penerima Vaksin Covid-19, Nasib Nagita Slavina Belum Pasti

Lantas, Kiky Saputri meliai yang harus divaksin pertama kali bukan Jokowi, tapi para koruptor.

"Tapi kenapa gak koruptor duluan ( yang vaksinasi Covid-19)? kata netizen," imbuh Kiky Saputri.

Tak disangka, ucapan Kiky Saputri ini langsung disakmat Susi Pudjiastuti.

"Maksudmu kamu sudah berpikir bahwa vaksin itu akan bunuh orang apa gimana?" tegas Susi Pudjiastuti.

Bukan Jokowi, koruptor diminta vaksin Covid-19 duluan, Susi Pudjiastuti tegur Kiky Saputri
Bukan Jokowi, koruptor diminta vaksin Covid-19 duluan, Susi Pudjiastuti tegur Kiky Saputri (Youtube Metro TV News)

Diskakmat seperti itu, Kiky Saputri pun gelagapan.

"Enggak, bukan gitu," jawab Kiky Saputri.

"Gak boleh gitu dong," tegas Susi Pudjiastuti.

Baca juga: Bukan Demam dan Batuk, Ini Gejala Paling Awal Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Lantas, Kiky Saputri menyebut bahwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini sudah salah paham kepadanya.

"Gak bu, Wah, ini salah paham. Kan netizen bilang, jangan Pak Jokowi. Kalau kenapa-napa Pak Jokowinya, kita gak rela kehilangan pak Jokowi aja.

Itu kata netizen, saya baca di Twitter, kenapa gak koruptor aja," imbuh Kiky Saputri menjelaskan.

Presiden Jokowi mengimbau masyarakat Indonesia disiplin agar pandemi Covid-19 cepat berlalu
Presiden Jokowi mengimbau masyarakat Indonesia disiplin agar pandemi Covid-19 cepat berlalu (Twitter Mata Najwa)

"Kalau pun hilang, negara gak rugi. Gitu katanya pak bu," tambah Kiky Saputri.

Merasa paham dengan Kiky Saputri, Susi Pudjiastuti pun meminta saran dari Fadjroel Rahman.

"Jadi maksudnya, netizen oini masih belum punya keyakinan, kalau vaksin ini bisa menyembuhkan, bisa menjaga kita dari Covid-19.

Takutnya kalau nanti disuntikkan ke Pak Jokowi malah sakit atau gimana.

Nah, gimana penjelasan bahwa kekhawatiran itu bukan seperti itu?" tanya Susi Pudjiastuti.

Baca juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Akan Resmikan Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor

Lantas, sang jubir presiden menegaskan tidak sembarangan dalam memilih vaksin Covid-19.

Ada banyak kriteria dalam hal permilihan vaksin Covid-19, satu diantaranya adalah halal dan terverikasi oleh WHO.

"Supaya rantai Covid-19 ini bsa putus, beliau (pak Jokowi) mengatakan bahwa selalu vaksin yang masuk ke kita ini harus masuk list-nya WHO, lembaga kesehatan dunia.

Setelah masuk ke Indonesia tidak langsung disuntikan, tapi harus mendapatkan emergency use dari BPOM.

Dan kaidah ilmiah pun harus diikuti, aman, efektif, halal, masuk dalam list WHO, punya emergency se dari BPOM," papar Fadjroel Rahman.

"Jelas ya, vaksin harus masuk list WHO," timpal Susi Pudjiastuti tegas.

Baca juga: Pembatasan Sosial Jawa-Bali, Batas Jam Operasional Bakal Kembali ke Pukul 19.00 WIB

MUI Sebut Vaksin Covid-19 dari Sinovac Suci dan Halal

Majelis Ulama Indonesia ( MUI) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China yang dibeli Pemerintah Indonesia, suci dan halal.

Hal tersebut merupakan hasil sidang komisi fatwa MUI yang digelar pada Jumat (8/1/2020) siang.

"Setelah dilakukan diskusi panjang dari penjelasan aduitor, maka komisi fatwa menyepakti bahwa vaksin Covid-19 yang diproduki Sinovac, suci dan halal," ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am dalam konferensi pers secara virtual, Jumat sore.

Seiring dengan itu, MUI pun telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang sudah ada di Indonesia halal.

ilustrasi vaksin corona
ilustrasi vaksin corona (Kompas.com)

Namun demikian, kata Ni'am, fatwa utuh MUI terkait vaksin Covid-19 tersebut baru akan dikeluarkan setelah hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.

Terutama untuk menentukan terkait keamanan, kualitas, dan kemanjuran dari vaksin tersebut.

"Jadi fatwa utuhnya akan disampaikan setelah BPOM menyampaikan mengenai aspek keamanan untuk digunakan apakah (vaksin) aman atau tidak. Fatwa akan melihat aspek ke-thoyib-an itu," kata dia.

Niam memastikan, kebolehan penggunaan vaksin Covid-19 tersebut sangat terkait dengan keputusan atas aspek keamanan dari BPOM.

"Dengan demikian, fatwa MUI terkait produk vaksin Covid-19 dari Sinovac, China ini akan menunggu final dari BPOM mengenai aspek ke-thoyiban-nya," kata dia,

Adapun MUI telah melakukan audit lapangan terhadap vaksin Sinovac sejak vaksin masih berada di Beijing, China hingga tiba di Tanah Air dan disimpan di PT Bio Farma, Bandung.

Dari hasil audit lapangan tersebut, tim dari MUI pun melakukan sidang komisi fatwa untuk menentukan kehalalan vaksin.

Saat ini sudah terdapat 3 juta dosis vaksin Sinovac di Indonesia dan sudah didistribusikan ke sejumlah daerah.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved