Sriwijaya Air Jatuh
Curiga Lihat Ini, Roy Suryo Tegaskan Tanda SOS di Pulau Laki Hoaks : Ada Tanda Tukang Sate
Berbekal dari kecurigaan itu, Roy Suryo pun tegas menyebut bahwa tanda SOS tersebut palsu.
Penulis: khairunnisa | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pakar Telematika Roy Suryo mengurai analisa perihal tanda S.O.S atau save our soul di Pulau Laki yang sempat menghebohkan publik.
Tanda SOS tersebut diasumsikan khalayak sebagai tanda permintaan tolong dari korban Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh tak jauh dari Pulau Laki.
Menanggapi asumsi liar tersebut, Roy Suryo pun memberikan penegasan.
Bahwa kabar tanda SOS tersebut berasal dari korban selamat kecelakaan Sriwijaya Air adalah hoaks.
Sebelumnya diketahui, tanda SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, sempat muncul di aplikasi Google Maps sebelum akhirnya dihapus oleh Google.
Tim Basarnas telah menelusuri ke Pulau Laki titik tanda SOS tersebut, tapi tidak menemukan adanya tanda-tanda terkait korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Turut menanggapi kehebohan perihal tanda SOS tersebut, Roy Suryo pun blak-blakan.
Baca juga: Daftar 43 Korban Sriwijaya Air SJ182 yang Sudah Teridentifikasi, Jasad Captain Afwan Belum Ditemukan
Baca juga: Heboh Video Jeritan Minta Tolong saat Pencarian Sriwijaya Air di Laut, Roy Suryo Beberkan Fakta Ini
Roy Suryo tampak geram sebab menurutnya, tanda SOS tersebut hanyalah ulah orang iseng.
"Saya dengan tegas mengatakan ini iseng. Tidak baik membuat sebuah keisengan di tengah musibah," imbuh Roy Suryo dalam kanal Cumi Cumi Indigo, Kamis (21/1/2021).
Lebih lanjut dikutip TribunnewsBogor.com, Roy Suryo mengaku sudah melihat adanya diskusi perihal tanda 'aneh' di google maps tersebut.
Mulai dari adanya tanda penjual sate di Pulau Laki hingga tanda SOS (save our soul) yang akhirnya membuat heboh khalayak.
Hal tersebut seolah mengasumsikan bahwa ada korban selamat dari kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang mengirim sinyal meminta pertolongan.
Padahal diakui Roy Suryo, kemungkinan tersebut kecil adanya.
Pun dengan asumsi adanya penjual sate di tengah hutan di pulau tak berpenghuni, Pulau Laki.
"Ini sudah malah jadi serius. Orang-orang pada berkomentar bahkan me-mention Basarnas 'tolong selamatkan, mungkin ada yang selamat'," ujar Roy Suryo dilansir TribunnewsBogor.com.
Menganalisa lebih jauh, Roy Suryo pun memaparkan segala kemungkinan.

Namun yang paling membuat asumsi soal adanya korban selamat itu tidak mungkin adalah perihal tanda S.O.S tersebut.
Roy Suryo curiga mengapa tanda SOS tersebut justru terletak di tengah hutan, alih-alih di pinggir laut atau di pantai.
"Kalau Kita tag Pulau Laki, akan muncul keterangannya, kemudian muncul SOS Dari fasilitas di google map ini, kita bisa melakukan pendalaman. Kalau di sini tidak menampakkan kondisi (Pulau) yang hutan, mungkin kita bisa percaya. Atau tanda ini muncul di pinggir laut, mungkin ada orang yang selamat (asumsi)," imbuh Roy Suryo.
Baca juga: Dikuliahkan Jadi Pengacara, Masitoh Gugat Ayahnya yang Renta Rp 3 M, Sehari Jelang Sidang Meninggal
Baca juga: Pihak Anak yang Gugat Orangtuanya Rp 3 Miliar Buka Suara, Pengacara : Itu Bagian dari Membela Haknya
Berbekal dari kecurigaan itu, Roy Suryo pun tegas menyebut bahwa tanda SOS tersebut palsu.
"Ini orang yang mau mempermainkan orang berpikir aneh-aneh. Pertama kali muncul tanda tukang sate, di lokasi yang sama dengan sekarang S.O.S ini. Kemudian diganti wahana anak-anak. Ini ada orang yang iseng," kata Roy Suryo.
Menyayangkan tindakan iseng tersebut, Roy Suryo meminta kepada pelaku untuk berhenti menyebarkan informasi hoaks.
Roy Suryo khawatir jika keluarga korban ada yang mencari langsung di pulau tak berpenghuni tersebut.
"Bayangkan kalau keluarga korban, datang ke sana, mencari di kepulauan itu, masuk hutan, berbahaya. Tidak mungkin itu dari korban yang selamat. Karena kalau memang itu dari korban selamat, kemungkinan tag itu muncul mulai dari Sriwijaya Air crash, sekitar tanggal 9 atau 10, Kita mungkin masih bisa percaya," ungkap Roy Suryo.
"Ini adalah hoaks, jangan diteruskan. Jangan lah di tengah musibah ini kita membikin sesuatu yang tidak tepat. Saya bisa pastikan tanda SOS di google maps di Pulau Laki ini adalah hoaks. Ada orang yang sengaja, iseng, untuk membuat gaduh suasana," sambungnya.
Respons Basarnas hingga Google
Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS menampik kabar adanya tanda SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Sebelumnya, kabar adanya sinyal SOS di lokasi dekat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu heboh di media sosial.
Rasman menegaskan, pihaknya telah memeriksa lokasi tersebut dan tidak menemukan apa pun di sana.
"Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada," kata Rasman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/1/2021).
Sebelumnya, Rasman menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mendapatkan keterangan soal adanya korban yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat itu.
FOLLOW US :
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kami dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup," ujar dia.
“Tidak ditemukan sesuatu“ kata Rasman kepada wartawan, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Istri Hamil, Syekh Ali Jaber Ingin Anak Perempuan, Curhat Pilu ke Asisten: Gak Bisa Lihat Bayi Lahir
Baca juga: Lagi di Pulau Seribu saat Sriwijaya Air Jatuh, Maia Estianty Rasakan Kejanggalan : Kok Goyang
Menurut Rasman, tanda SOS di Pulau Laki bisa saja merupakan ulah nelayan atau orang yang sedang mencari burung.
Rasman memastikan pihaknya sudah menyisir Pulau Laki dan tidak menemukan tanda-tanda terkait korban Sriwijaya Air SJ182.
"Bisa saja itu nelayan di situ mungkin atau ada orang yang lagi cari burung atau apa, bisa saja. Jadi nggak ada apa-apa di situ. Sudah saya konfirmasi sama anggota, tidak menemukan sesuatu," ungkapnya.
Google sendiri telah merespons terkait kemunculan tanda SOS yang viral di lini masa.
Google Indonesia telah menghapus tanda SOS di Pulau Laki itu dari Google Maps.
Namun, pihak Google tak menjelaskan secara spesifik siapa yang melaporkan tanda tersebut.
Mereka juga tidak merinci siapa pihak yang membuat tanda untuk meminta pertolongan tersebut.
(TribunnewsBogor.com/Khairunnisa, Kompas TV)