Jenazah Dibawa Pakai Mobil Pikap karena Tak Mampu Sewa Ambulans, Utang Biaya Perawatan Rp 17 juta

Keluarga terpaksa membawa jenazah Gede Seni menggunakan pikap lantaran tak punya biaya untuk menyewa ambulans.

Editor: Ardhi Sanjaya
TribunBali/Istimewa
Jenazah seorang pria bernama Gede Seni diangkut menggunakan mobil pikap lantaran keluarga tak mampu menyewa ambulans. 

Kala itu sang suami sempat minta untuk dibawakan ponselnya, agar bisa melihat foto-foto anak semata wayangnya.

"Dia minta dibawakan HP, katanya biar bisa liat foto anaknya, dia sayang sekali dengan anaknya."

"Tangan saya juga dicium-cium, katanya jangan khawatir dia pasti sembuh, tapi kondisinya sudah semakin drop, firasat saya sudah jelek."

"Sampai akhirnya dia meninggal, saya tidak sempat melihat dia lagi," tutur Suryani sembari mengusap air matanya.

3. Pekerja restoran di Kuta

Suryani juga menjelaskan, suaminya sebelumnya bekerja di salah satu restoran yang ada di kawasan Kuta.

Sementara Suryani bekerja sebagai tenaga terapis di Denpasar.

Namun karena pandemi covid-19, keduanya terpaksa dirumahkan.

Praktis pasutri malang tersebut kehilangan mata pencaharian.

Termasuk dengan jaminan kesehatan, tidak lagi ditanggung oleh perusahaannya.

"Selama dirumahkan kami tidak punya uang. Makanya selama tujuh bulan suami saya sakit, tidak bisa berobat ke dokter."

"Minta bantuan ke desa biar punya KIS PBI, sudah diproses, tapi sayangnya KIS-nya baru bisa dipakai bulan Februari nanti," jelasnya.

4. Utang biaya perawatan Rp 17 juta

Atas kondisi ini, Suryani berharap ada donatur yang bisa membantu meringankan beban untuk membayar utang biaya perawatan sang suami, senilai kurang lebih Rp 17 juta.

Sementara jenazah Gede Seni rencananya akan dikubur di Setra Desa Adat Kubutambahan, pada Selasa, 26 Januari 2021 mendatang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved