Sriwijaya Air Jatuh

Tangis Ayah di Depan 2 Peti Jenazah Anak Kandungnya: Pamit Berangkat Rapih, Kenapa Pulang Begini

Pria berusia 66 tahun itu sampai tak kuat berjalan sendiri hingga harus dipapah oleh anggota keluarga lainnya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Tribunsolo.com/Rahmat Jiwandono
Ayah korban, Wagiyo bersimpuh di depan peti kedua anaknya yang tewas dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182, Minggu (31/1/2021). 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengurus jenazah Kapten Afwan, mulai sejak pencarian di laut hingga teridentifikasi," kata perwakilan keluarga, Sjafzan Badar, saat mewakili keluarga di hadapan pelayat.

pemakaman Captain Afwan  di Gaman Makam Bahagia (TMB) Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor.
pemakaman Captain Afwan di Gaman Makam Bahagia (TMB) Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa semasa hidupnya sang kapten sering menjadi imam di masjid sempat direnovasinya yakni Masjid Ad-daulah.

"Beliau sering memberikan dakwah dan nasihat ke anak serta adiknya keponakannya. Kami kehilangan beliau orang yang kami banggakan. Lingkungan warga BCE beliau sering menjadi imam dan pernah jadi ketua dkm Ad-daulah," ujar dia.

Sjafzan menyebutkan, haji Afwan Zamzami atau karib disapa Afwan merupakan anak keempat dari lima bersaudara. 

Ia lahir pada 26 Februari 1966 atau saat ini berusia 55 tahun. Capten Afwan meninggalkan istri bernama Pipit Rachimawati (35) dan tiga anak perempuan yaitu Syahirah Rosfita (14), Aisyah Humaira (8), dan Syafiah Rahima (6).

"Banyak ucapkan terima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu atas turut berduka cita dan mengurus ke rumah. Mohon maaf kalau ada salah dan apabila punya utang piutang bisa datang ke kami," ucap dia.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/Tribun Solo)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved