Sindiran Pedas Andi Mallarangeng Tuding KLB Demokrat Abal-abal, Max Sopacua Bereaksi: Anda Dipenjara

Diakui Max, Andi Mallarangeng seharusnya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Partai Demokrat. Hal itu lantaran Andi pernah dipenjara atau kasus hukum.

Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
Youtube channel metrotvnews
Kesal KLB Disebut Abal-abal, Max Sopacua Sindir Andi Mallarangeng 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Disebut KLB gagasannya abal-abal oleh Andi Mallarangeng, Max Sopacua mengurai respon tegas.

Max Sopacua melayangkan sindiran kepada Andi Mallarangeng yang kini menjabat Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Max Sopacua menyindir perihal status Andi Mallarangeng yang pernah terjerat kasus hukum yakni korupsi proyek Hambalang.

Sindiran itu dilayangkan Max Sopacua kepada Andi Mallarangeng dalam tayangan metrotvnews.

Dilansir TribunnewsBogor.com pada Kamis (4/3/2021), Andi Mallarangeng menanggapi inisasi KLB Partai Demokrat oleh Max Sopacua.

Andi menyinggung soal status Max yang menurutnya bukan lagi kader Partai Demokrat.

Baca juga: Dua BUMN Ini Buka Lowongan Kerja, Cek di Sini untuk Syarat dan Link Pendaftarannya

Baca juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis bulan Maret 2021 untuk Pelanggan Prabayar dan Pasca Bayar

"Setahu saya Pak Max sudah pindah ke partai (lain) menjadi dewan pembina. Pak Max otomatis bukan lagi anggota Partai Demokrat. Jadi mestinya tidak perlu lagi bicara soal Partai Demokrat," pungkas Andi Mallarangeng.

Karenanya, ketika kini Max ngotot mengadakan KLB, Andi Mallarangeng heran.

Andi pun tak ragu menyebut KLB yang diinisiasi Max Sopacua adalah KLB abal-abal.

"Sekarang muncul lagi bicara soal KLB. Ini KLB abal-abal. Karena orang yang akan diundang ke KLB ini enggak jelas. Pemilik suara atau bukan ?" imbuh Andi Mallarangeng.

Menanggapi pernyataan Andi Mallarangeng, Max Sopacua pun mengurai jawaban tegas.

FOLLOW US : 

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu membantah dirirnya sudah jadi pimpinan di partai politik lain.

"Saya mau kasih tahu Pak Andi, saya ini profesional. Orang membayar saya untuk menjadi konsultan dan mendudukan saya di sebuah perusahaan dalam hal ini partai politik," ujar Max Sopacua.

Lebih lanjut, Max juga menyebut tak ada yang berhak mengatakan dirinya keluar dari Partai Demokrat kecuali pengadilan.

"Tidak ada satu orangpun yang bisa mengatakan bahwa saya keluar dari Partai Demokrat, termasuk kalau saya dipecat oleh Partai Demokrat. Hanya pengadilan yang boleh memutuskan Max Sopacua itu dikeluarkan atau dipecat dari Partai Demokrat," kata Max Sopacua.

Menohok, Max Sopacua pun menyindir Andi Mallarangeng.

Baca juga: Uji Coba Lawan Timnas Indonesia U-23 Batal, Gustur Cahyo Soroti Kesiapan Panitia Penyelenggara

Baca juga: Mutasi Baru Virus Corona dari Inggris Lebih Mudah Menyebar, Ini Cara Melindungi Diri dari B.1.1.7

Diakui Max, Andi Mallarangeng seharusnya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Partai Demokrat.

Hal itu lantaran Andi pernah dipenjara atau terkena kasus hukum.

Pun diakui Max, gara-gara kejadian Andi Mallarangeng dipenjara itu, Partai Demokrat jadi hancur.

"Pak Andi sebenarnya tidak boleh masuk dalam Partai Demokrat. Karena Anda baru keluar dari penjara. Orang yang keluar dari penjara itu jangan masuk ke politik lagi. Karena Anda dipenjara itu lah yang menghancurkan Partai Demokrat pada waktu itu," sindir Max Sopacua.

Karenanya, Max meminta Andi untuk sadar diri.

Kesal KLB Disebut Abal-abal, Max Sopacua Sindir Andi Mallarangeng
Kesal KLB Disebut Abal-abal, Max Sopacua Sindir Andi Mallarangeng (Youtube channel metrotvnews)

"Saya minta Pak Andi sadar. Bahwa orang-orang yang duduk di dalam partai itu harus bersih. Anda jangan mengatakan saya sudah keluar, Anda yang tidak boleh duduk di Partai Demokrat lagi," sambung Max.

Kembali ke persoalan tentang KLB, Max mengatakan bahwa yang punya hak suara adalah DPC, bukan dirinya maupun Andi Mallarangeng.

"Pak Andi mengatakan kami orang luar, memang betul kalau kita berbicara KLB. Kami tidak ada suara, Andi Mallarangeng juga tidak ada suara, yang pemilik suara itu DPC yang punya suara. Dan kalau itu memenuhi persyaratan, kenapa KLB tidak bisa berjalan ?" ujar Andi Mallarangeng.

Baca juga: Cerita Cut Keke 14 Tahun Jadi Istri Kedua, Maia Estianty Syok Dengar Perlakuan Istri Pertama

Baca juga: Angin Kencang Terjang Lima Kampung di Bogor, Sebanyak 88 Rumah Rusak

Mendengar sindiran Max Sopacua, Andi Mallarangeng hanya tersenyum.

Andi lantas membalas Max dengan tetap sinis pada KLB inisiasinya itu.

"Dalam sistem kepartaian Indonesia, satu orang itu hanya bisa menjadi anggota dari satu partai. Jadi kalau seseorang sudah keluar dari partai, maka dia tidak bisa lagi bicara tentang partai tersebut," pungkas Andi Mallarangeng.

"Yang begitu basi ditanggapi. Silahkan saja Pak Andi," pungkas Max Sopacua.

"Kalau mau buat KLB, syaratnya sesuai atau tidak, sesuai dengan AD-ART, menghormati enggak AD/ART. Orang yang mau buat KLB itu harus ada alasannya," kata Andi Mallarangeng.

Diketahui sebelumnya, KLB Partai Demokrat disebut-sebut akan digelar dalam waktu dekat atau pada Maret 2021.

KLB tersebut merupakan sebuah inisiasi dari beberapa pendiri partai yang menghendaki diadakannya KLB.

Kongres tersebut digelar untuk mengganti kepemimpinan Partai Demokrat yang saat ini dikomandoi oleh putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Mantan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua mengajak semua kader untuk jangan takut menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Karena menurutnya Demokrat adalah partai milik rakyat bukan partai milik keluarga.

Hal tersebut disampaikan Max Sopacua, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV pada Selasa (2/3/2021).

"Saya ingin menyampaikan harapan, semangat pada DPC-DPC di seluruh Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke."

"Mari bersama-sama hadir di KLB kalau anda berniat untuk meluruskan jalan Partai Demokrat ini sesuai dengan apa yang kita cetuskan pada awal."

"Partai terbuka, partai milik rakyat dan semua, bukan partai milik keluarga," ujar Max dikutip dari Kompas TV.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved