Setahun Beraksi, Kebejatan Ayah pada Anak Gadisnya Terbongkar, Pelaku Cuma Ngaku Khilaf Depan Polisi
Kebejatan Djamludin kepada sang putri kandung ini dilakukan di rumah mereka, sejak tahun 2019.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Setahun beraksi, kebejatan ayah kandung pada putrinya akhirnya terbongkar.
Pria bernama Djamaludin (52) itu tega mencabuli putri kandungnya yang masih berusia 16 tahun, berinisial J.
Kebejatan Djamludin kepada sang putri kandung ini dilakukan di rumah mereka, sejak tahun 2019.
Hal itu dilakukan ketika sang istri tidak di rumah karena bekerja sebagai buruh pabrik.
Namun pengakuan Djamaludin kepada polisi, membuat penyidik bergidik merinding.
"Perbuatan tersebut telah dilakukan pelaku berulang-ulang kali sejak tahun 2019 hingga terakhir tanggal 6 Maret 2021 dan tidak dapat terhitung berapa kali," ucap Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Utara AKP Andry Suharto, dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.
Setelah setahun disembunyikan, kebejatan Djamaludin pada putrinya yang berinisal J ini pun terkuak.
Tak tahan dicabuli terus menerus oleh ayah kandungnya, J yang masih duduk di bangku SMK awalnya mengadu kepada ibu.
Lantas, J dan sang ibu kandung pun langsung melaporkan perbuatan bejat Djamaludin ke Polres Metro Jakarta Utara.
Baca juga: Lama Bungkam, Pengakuan Menyedihkan Keluar dari Mulut Gadis ABG Ini, Polisi Geram : Aku Benci Ayah !
Baca juga: Misteri Seputar Tanjakan Cae Lokasi Kecelakaan Maut, Dikenal Ekstrem dan Bukan Tragedi Pertama
Setelah ditangkap dan ditahan di Polres Metro Jakarta Utara, Djamaludin membuat pengakuan.
Saat diintrogasi, dengan enteng Djamaludin mengaku khilaf sampai-sampai tega mencabuli J selama setahun.
"Saya khilaf," ucapnya di depan polisi.
FOLLOW:
Djamaludin juga menjawab bahwa perbuatannya tanpa paksaan, melainkan hanya bujuk rayu.
Di sisi lain, J tak bisa menolak lantaran dirinya takut melawan kehendak sang ayah.
"Kalau dipaksa sih engga. Cuma kalau dia enggak mau saya bujuk, ah masa begitu saja enggak mau," kata Djamaludin.
Baca juga: Butuh 6 Jam, Tim SAR Cerita Detik-detik Evakuasi Penumpang, Ngeri Lihat Korban Terjepit Bodi Bus
Baca juga: Tangisan Berujung Petaka, Pengantin Wanita Ini Meninggal Gara-gara Menangis Terlalu Lama
Djamaludin tak bisa menyebut berapa kali mencabuli putri kandungnya.
Lantaran perbuatan bejat itu dilakukan hampir setiap hari.
Perbuatan itu berhenti dilakukan hanya saat J datang bulan.
"Perbuatan cabul terhadap korban tidak dilakukan pelaku bilamana korban sedang menstruasi atau haid," sambungnya.

Sementara itu, Djamaludin sempat mendapatkan pertanyaan tentang alasan mengapa tak melakukan hubungan badan dengan istri.
Djamaludin menjawab, istrinya sering pulang larut malam dan kelelahan ketika sampai di rumah.
"Istrinya pulang malam mulu, kalau pulang ya kecapekan, langsung tidur," ucap Djamaludin.
Baca juga: Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Depan Pintu Kamar Mandi, Saksi Dengar Ini dari Kamar Kos Korban
Baca juga: Korban Cerita Detik-detik Bus Masuk ke Jurang, Penumpang Teriak Allahu Akbar saat Bus Jungkir Balik
Pengakuan demi pengakuan Djamaludin membuat penyidik tak habis pikir.
Bahkan penyidik polwan Aiptu Veronica sampai tak kuasa menahan emosinya di depan bapak tersebut.
Di sela-sela proses interogasi ini, Veronica meluapkan emosinya.

Karena tak tahan memikirkan aksi cabul yang dilakukan ayah terhadap putri kandungnya ini, suara Veronica sampai bergetar.
Bahkan perlakuan yang dicerminkan Djamaludin dikatakan Veronica sudah melebihi binatang.
"Kamu itu bikin saya merinding lho, bulu kuduk saya merinding. Kamu itu, apa ya, melebihi binatang!," kata Veronica di Ruang Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara, Rabu (10/3/2021).
"Yang kamu pegang, yang kamu rangsang-rangsang itu anak kamu lho. Anak kandung kamu lho," tegas Veronica lagi.
Atas perbuatannya Djamaludin dijerat pasal 82 juncto Pasal 76E Undang-undang RI nomor 35 Tahun 2014 atas tentang perlindungan anak.
"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara," pungkas Andry.
Baca juga: BREAKING NEWS - Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Mayat Siswi SMA dalam Plastik
Awal Pengakuan J kepada teman dan ibunya
Setelah setahun dicabuli ayah kandung, J memberanikan diri meluapkan emosinya setahun terakhir ke orang terdekat.
Orang pertama yang mendengar cerita soal pencabulan ini ialah rekan J di tempat praktik kerja lapangan (PKL) di salah satu instansi.
"Pada hari Sabtu tanggal 6 Maret 2021, korban terakhir dicabuli oleh pelaku. Pada saat korban sedang melakukan PKL di salah satu instansi pemerintah, korban bercerita kepada kawannya," kata Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Utara AKP Andry Suharto, Rabu (10/3/2021).
Kepada rekannya tersebut, J mulai mengungkapkan bahwa dirinya membenci sang ayah.
J juga meluapkan emosinya dan bercerita betapa kejinya sang ayah sudah mencabulinya berkali-kali.

"Bahwa korban sangat benci terhadap kelakuan bapaknya, kemudian dia menceritakan semua kejadian yang dialami, pencabulan oleh bapaknya," tambah Andry.
Setelah itu, J membongkar perlakuan bejat Djamaludin kepada sang ibu alias istri pelaku sepulang dari tempat PKL.
"Kemudian dia menceritakan kepada ibunya, dan ibunya dipanggil pulang dari pekerjaannya," kata Andry.
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Ungkap Detik-detik Bus Masuk Jurang di Sumedang, Diduga Rem Blong
Bergegas, J dan sang ibu pergi ke pihak Mapolres Metro Jakarta Utara untuk melaporkan Djamaludin.
"Langsung melaporkan ke Polres Metro Jakarta Utara," ucap Andry.
Berbekal laporan yang ada, Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara langsung bergerak menuju kediaman pelaku untuk melakukan penangkapan.
Pria yang mencabuli anak kandungnya sendiri sempat berencana melarikan diri sebelum akhirnya ditangkap.
Hingga akhirnya, bapak cabul itu ditangkap pada Senin (8/3/2021) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
"Pada saat kami melakukan penangkapan, pelaku sudah memasukkan pakaiannya untuk kabur," kata Andry.
"Tapi tak berhasil kami tangkap sebelum dia kabur rencananya pelaku kabur ke daerah Jawa," tambahnya.
Djamaludin mengatakan, sejak kecil J tinggal bersama neneknya dan baru ke Jakarta ketika duduk di bangku SMK.
"Waktu masih kecil, dia tinggal sama mbah (nenek)-nya dari istri sampai dia mau masuk SMA pindah Jakarta," pungkasnya. (*)
(TribunBogor/Kompas.com/TribunJakarta)