Teror Virus Corona

Mengenal Mutasi Virus Corona Varian B.1.1.7 dan N439K, Selalu Lebih Ganas dan Mematikan ?

Menurut Prof Amin, mutasi itu terjadi setiap kali virus bereplikasi, dan ini tidak hanya terjadi pada virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19

Editor: khairunnisa
Tumisu/Pixabay
ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19 

Lalu, akankah virus corona terus bermutasi dan lebih berbahaya dibanding sebelum termutasi?

Menjawab persoalan ini, Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Prof dr Amin Soebandrio PhD angkat bicara.

Baca juga: Varian Baru Corona N439K Masuk Indonesia sejak November 2020, Apakah Berbahaya? Ini Penjelasannya

Menurut Prof Amin, mutasi itu terjadi setiap kali virus bereplikasi, dan ini tidak hanya terjadi pada virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19, melainkan juga terjadi dengan berbagai organisme lainnya.

"Setiap kali dia bertambah banyak dalam proses replikasinya itu pasti terjadi mutasi secara acak," kata Prof Amin kepada Kompas.com, Santu (13/3/2021).

Namun, Prof Amin menegaskan, meskipun mutasi virus itu selalu terjadi dan merupakan hal yang wajar, tidak semua mutasi yang terjadi itu adalah mutasi yang buruk, seperti menjadi tambah kuat atau tambah ganas.

"Hanya 4 persen dari mutasi yang menyebabkan virus itu memiliki sifat yang lebih fit (ganas), dan yang mengalami perubahan yang signifikan," ujarnya.

Sebab, banyak pula mutasi yang terjadi justru membuat sifat virus tidak terjadi perubahan apa-apa, atau menjadi lebih lemah bahkan mati.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Mutasi Virus Corona Selalu Lebih Ganas dan Mematikan?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/15/080500223/apakah-mutasi-virus-corona-selalu-lebih-ganas-dan-mematikan-?page=all#page2.
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Bestari Kumala Dewi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved