Gelagat Siswi Pelayaran Sebelum Gantung Diri, Siangnya Mengaji, Sempat Kepergok Cari Ini di Google
Penemuan jasad I yang tewas gantung diri tentu membuat keluarga terutama sang ibu terpukul.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kesedihan menyelimuti keluarga siswi pelayaran yang ditemukan meninggal dunia usai gantung diri.
Diwartakan dari TribunnewsBogor.com dari TribunTimur.com, seorang siswi berinisial I yang menempuh pendidikan di sekolah pelayaran Institut Queen Makassar ditemukan tewas tergantung di rumah, Selasa (23/3/2021) pukul 18.00 Wita.
Jasad I pertama kali ditemukan oleh sang ibu.
Untuk diketahui, I baru setahun lulus dari sekolah menengah atas (SMA).
Saat ini dia melanjutkan pendidikan di sekolah kapal pesiar Queen Institute Makassar.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Kapolsek Awangpone AKP Agus, tidak ditemukan tanda kekerasan lain di tubuh korban.
Baca juga: Pergoki Chat Mesra Bu Kades dengan Anak Buah, Suami Malah Diusir dari Rumah : Saya Berusaha Sabar
Baca juga: Hamil 3 Bulan, Deby Tewas Bersama Ibu, Suami dan Anaknya dalam Kebakaran di Matraman
Hanya ada luka sepanjang lima centimeter di bagian leher.
Dari hasil keterangan dokter, luka tersebut bekas jeratan tali.
"Tak ada luka lain, hanya luka bekas jeratan tali sepanjang 5 centimeter di bagian leher," ujarnya.
Jasad almarhumah I telah dikebumikan Rabu (24/3/2021).
Pertama Kali Ditemukan oleh Ibu
Ibunda I bernama Idawati yang menemukan pertama kali sekira Selasa (23/3/2021) pukul 18.00 Wita .
Perempuan 19 tahun ini ditemukan tergantung dengan seutas tali nilon berwarna putih di kamar orang tuanya.
"Korban dicari sekira Maghrib. Kemudian ditemukan di dalam kamar sudah dalam keadaan tergantung dan meninggal dunia," kata AKP Agus.
Ibunya histeris melihat sang anak tergantung dengan tali yang diikat palang balok kayu.
Terdapat sebuah kursi plastik merah yang diduga tempat bertumpu sebelum gantung diri.
Ibunda I lalu berteriak meminta tolong.
Menantu Idawati, Suardi (29) spontan menurunkan korban dan melepas jeratan tali yang menjerat leher.

Sempat Mengaji
Penemuan jasad I yang tewas gantung diri tentu membuat keluarga terutama sang ibu terpukul.
Pihak keluarga kaget saat menemukan I meninggal dunia.
Pasalnya, saat siang hari sebelum kejadian nahas itu, I masih terlihat mengaji.
Keluarga masih melihat I mengaji sekira pukul 14.00 Wita.
Baca juga: Demokrat Kubu Moeldoko Cabut Gugatan untuk AHY, Andi Arief Sindir Menohok : KLB Abal-abal Ketakutan
Baca juga: Beredar Flayer Event Tendangan Penalti Piala Wali Kota di Tengah Pandemi, Ini Penjelasan Dispora
Depresi
Kapolsek Awangpone, AKP Agus mengatakan dari hasil keterangan ibu korban, korban diduga mengalami depresi dan sakit kepala selama tiga bulan terkahir.
"Korban sudah tiga bulan mengalami depresi. Dia saat ini menempuh pendidikan di sekolah pelayaran Makassar," katanya.
Lanjut dia, korban tak pernah memeriksakan diri ke dokter.
Dia pulang ke Bone dan hanya berdiam diri, sering termenung dan bersedih.
Searching Ini di Google
Dari informasi yang dihimpun, I rupanya sempat mencari cara gantung diri melalui handphonenya.
Histori di google itu seolah jadi pertanda keputusasaan yang tengah menghinggapi I.
"Dari cerita anak-anak sekitar, ada yang melihat histori pencarian handphone korban mengenai tata cara gantung diri di google. Memang ada saya dengar, tapi saya belum lihat langsung," beber AKP Agus.
FOLLOW US :
Sosok Sang Siswi Pelayaran
I baru setahun lulus dari sekolah menengah atas (SMA).
Dia mengambil jurusan IPA.
Saat ini dia melanjutkan pendidikan di sekolah pelayaran Queen Institut Makassar.
Saat masih duduk di bangku SMA, almarhumah I lulus menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten Bone tahun 2018. Ia masuk dalam pasukan 45.

Ketua Purna Paskibra Indonesia (PPI) Bone, FIrdaus Kasim mengucapkan duka cita atas meninggalnya I.
"Kami dari keluarga besar PPI Bone menyampaikan turut bela sungkawa atas kematian I. Almarhumah mengikuti Paskib tahun 2018," ucapnya Rabu (24/3/2021).
Di mata Firdaus, almarhumah I ini sosok penyabar. Selama latihan Paskibraka dua tiga tahun silam, dia tak mengeluh. Orangnya juga disiplin.
"Almarhumah ini penyabar. Tekun, ulet dan disiplin. Tidak pernah membuat kesalahan selamat mengikuti pelatihan Paskibraka," katanya.
Baca juga: Kesaksian Salmi, Saksi Mata Kebakaran Matraman, Sedih Dengar Teriakan Minta Tolong dari Kobaran Api
Baca juga: Niat Ambil Baju Ganti untuk Dibawa ke Puskesmas, Sepupu Syok Temukan Celana Ini di Lemari Mahasiswi
DISCLAIMER
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/