Ramadhan 2021
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Assyifa, Berawal dari 4 Anak Kini Miliki Ratusan Santri
Bahkan, Ustaz AA Anggi Assyifa memiliki studio fotografi dengan peralatan yang cukup lengkap.
Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOJONGGEDE - Shalat, shalawat, dan sedekah (3 S), itu pedoman yang ditanamkan Pimpinan Pondok Pesantren Assyifa, Ustaz AA Anggi Assyifa kepada para santrinya.
Terbentuknya Pesantren Assyifa yang berlokasi di Jalan Kincir Air, Kampung Pondok Manggis RT 4/3, Desa Bojong Baru, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor rupanya memiliki cerita panjang sebelum pada akhirnya memiliki santri yang tangguh seperti saat ini.
Dahulu, Ustaz AA Anggi Assyifa merupakan seorang yang aktif dan berprofesi di bidang fotografi.
Bahkan, Ustaz AA Anggi Assyifa memiliki studio fotografi dengan peralatan yang cukup lengkap.
Seiring berjalannya waktu, Ustaz AA Anggi Assyifa mulai mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk berangkat umrah ke Tanah Suci.
Berangkatnya Ustaz AA Anggi Assyifa juga didasari dari niat tulus dan tidak terlepas dari background kedua orangtuanya yang sejak dahulu merupakan guru ngaji.
"Awalnya itu, saya umroh di tahun 2015. Dulu saya fokus di fotografi sekitar tahun 2008-2016. Ketika itu saya punya studio fotografi. Tapi kedua orang tua punya basic guru ngaji," ujarnya.
"Walhasil 2015 saya bikin film di Mekah dan Madinah. Film dokumenter, film travel itu sampai empat hari, lalu saya doa di hajar aswad. Saya cuma bilang begini 'saya ini sudah bosan seperti ini karena melihat orangtua itu guru ngaji'," tambahnya.
Usai melakukan umrah, tekad Ustaz AA Anggi Assyifa semakin bulat untuk membangun Pondok Pesantren Assyifa dengan dana mandiri.

Namun, ketika hendak membangun, Ustaz AA Anggi Assyifa kembali diberi cobaan oleh Allah SWT lantaran tanah di area Ponpes selalu tergenang air.
"Begitu pulang itu saya dapat tanah wakaf ini, bingung dapat tanah wakaf. Tanahnya dapat, tapi di sini rawa dan air semua, bagaimana saya cara bangunnya," bebernya.
"Terbentuknya itu sebenernya tahun 2014. Tapi belum bisa dibangun apa-apa karena di sini tergenang air, karena ini kan dulunya rawa-rawa, di sini seperti mangkuk jadi air turun semua ke sini," sambungnya.
Kendati demikian, Ustaz AA Anggi Assyifa enggan menyerah dengan keadaan, sampai pada akhirnya dia dipertemukan oleh empat orang anak laki-laki yang sekaligus itu merupakan santri pertamanya.
"Akhirnya ketemu dengan empat santri yang ketemu di gang. Masih menggunakan celana pendek. Cara saya mengajak ngaji ketika itu ya pokoknya para santri yang penting mau main dulu ke sini. Mangkanya namanya ceria," ungkapnya.