Teror Virus Corona

Ungkap Perbedaan Gejala Influenza dan Covid-19, Dokter Tirta Jelaskan 2 Syarat Pasien Isoman Sembuh

Kepada khalayak, dokter Tirta juga memberikan saran jika mereka punya lansia yang mengidap Covid-19.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Tangkapan Layar Instagram @dr.tirta via Tribunnews.com
Ungkap Perbedaan Gejala Influenza dan Covid-19, Dokter Tirta Jelaskan 2 Syarat Pasien Isoman Sembuh 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - dokter Tirta Mandira atau yang karib disapa dokter Tirta menjabarkan gejala Covid-19 yang sering tak disadari khalayak.

Hal itu disampaikan dokter Tirta melalui kanal Youtube-nya, Tirta PengPengPeng.

Seperti yang dilansir TribunnewsBogor.com, dokter Tirta menyebut bahwa masyarakat banyak yang tak mengetahui beda gejala Covid-19 dengan influenza.

Karenanya, dokter Tirta pun memberikan penjelasan panjang lebar mengenai hal tersebut.

Diungkap dokter Tirta, orang yang mengalami gejala influenza sebenarnya juga diharuskan isolasi mandiri.

Hal itu lantaran penyakit influenza mudah menular kepada orang lain.

Baca juga: Anggota DPR Dapat Fasilitas Hotel untuk Isoman, Gunakan Anggaran Kunker Luar Negeri

"Pada dasarnya, influenza pun cara penanganannya itu isoman. Karena virus itu penularannya lewat droplet, jadi mudah menular. Jadi treatment-nya ya isoman," pungkas dokter Tirta dikutip pada Rabu (28/7/2021).

Dalam penjelasannya, dokter Tirta menyebut bahwa pasien isolasi mandiri atau isoman tak akan bisa membedakan gejala influenza dan Covid-19 di tiga hari pertama.

"Gejala awal terinfeksi virus itu adalah demam dan nyeri sendi dinamakan flu like syndrome. Tiga hari awal itu enggak bisa dibedain. Entah itu influenza, campak, atau Covid-19,"

"Gejalanya itu deman antara 37,8-38,5. Jarang sampai 39, nyeri sendi dan pegal linu, mual. Mual karena reseptor virus ada di Lambung," ungkap dokter Tirta.

Saat gejala awal itu muncul, dokter Tirta menyarankan agar pasien isoman mengonsumsi paracetamol.

"Yang bisa kamu lakukan adalah beli paracetamol 500mg (diminum) tiga kali sehari. Jika ada alergi paracetamol, jangan, ada gangguan hepatitis C atau penyakit kulit jangan," imbuh dokter Tirta.

Dokter Tirta Ungkap Beda Gejala Influenza dengan Covid-19, Awas Ciri-ciri Infeksi Hari Ke-4 dan Ke-6
Dokter Tirta Ungkap Beda Gejala Influenza dengan Covid-19, Awas Ciri-ciri Infeksi Hari Ke-4 dan Ke-6 (Youtube channel Tirta PengPengPeng)

Waspadai Hari Keempat

Tiga hari berlalu, beda antara gejala influenza dan Covid-19 akan terlihat di hari keempat.

Mengenai hal tersebut, dokter Tirta pun memberikan penjelasan detail.

"Titiknya itu di hari keempat dan keenam, baru ngebedain. Kalau influenza, dia cenderung pilek walaupun tidak semua, tapi rata-rata pilek dan bersin luar biasa. Melernya itu warna putih. Kalau bakteri hijau. Jadi influenza nyerangnya di THT,"

"Kalau covid, itu di hari keempat dan keenam itu batuk sama nyeri telan, udah beda bos. Influenza juga ada batuk, tapi berdahak dan bisa keluar (dahaknya). Kalau covid, dia berdahak tapi dahaknya nyangkut di sini (paru-paru). Kalau influenza dahaknya ada di sini (tenggorokan)," jelas dokter Tirta.

Baca juga: Petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Bogor Terpapar Covid-19, Kapolres : Pelayanan Tidak Terpengaruh

Di hari keempat itu, pasien isoman akan terdeteksi menderita Covid-19 melalui tes antigen maupun PCR.

Di hari keempat itu pula, mereka akan mengelami gejala anosmia.

"Dan kalau covid, Kamu akan mengalami anosmia, enggak bisa mencium bau-bau. Lalu tidak bisa mengecap indera asin dan manis, Augesia. Dan ada parosmia, mencium bau gosong dan busuk terus," ujar dokter Tirta.

Terinfeksi Covid-19, pasien isoman biasanya akan Acetylcysteine atau OBH warna hitam atau ambroxol.

Guna obat tersebut adalah untuk mengencerkan dahak penderita Covid-19.

Ilustrasi virus corona atau Covid-19
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 (Gerd Altmann/Pixabay)

Adapun gejala anosmia diungkap dokter Tirta, akan hilang dalam tiga minggu.

"Gejala ringan, demam, nyeri sendi dan anosmia. Anosmia bisa bertahan hingga tiga minggu dan bukan faktor utama penularan," pungkas dokter Tirta.

Di hari keempat, pasien isoman juga menurut dokter Tirta harus istirahat total.

Selain itu, nutrisi dan vitamin pasien isoman juga harus terpenuhi.

"Di hari keempat dan keenam harus cukup minum air putih dan nutrisi. Makan makanan yang cukup protein dan vitamin, bukan nasi putih.

Kalau kamu makan nasi sebanyak apapun pas covid, itu tidak menyembuhkan apapun. Kalau mau karbo secukupnya, tapi protein banyakin. Tempe, telur ayam, ayam, sup kaldu. Jahe dan bawang itu berguna untuk melegakan karena dia memiliki suplemen anti radang," ungkap dokter Tirta.

Baca juga: Terkendala Jaringan Internet, Vaksinasi Massal di Bojonggede Bogor Tetap Berlangsung Tertib

Titik Kritis Pasien Isoman

Lebih lanjut, dokter Tirta pun memberikan peringatan untuk pasien isoman di hari ketujuh dan kedelapan.

Sebab hari tersebut adalah penentuan titik kritis pasien Covid-19.

"Nah hari kedelapan ini titik kritisnya. Kalau kamu membaik di hari ketujuh, itu akan membaik tinggal anosmia doang. Tapi kalau kamu memburuk, hari ketujuh sampai kesepuluh batukmu memberat. Kalau batuh tidak membaik dan saturasi di bawah 90 persen, kamu harus rontgen dan cek darah," imbuh dokter Tirta.

Jika pasien isoman mengalami gejala yang parah di hari ketujuh dan kedelapan, dokter Tirta menyarankan agar mereka segera dirawat di rumah sakit.

"Ini obatnya beda, harus dibawa ke rumah sakit. Kalau enggak ada rumah sakit, kamu siapkan oksigen. Normalnya orang, 80 persen, di hari kesepuluh ini udah enggak demam, tinggal batuk tipis-tipis, sudah bisa lepas obat. Tapi 20 persen itu kritis, dan bisa menyebabkan badai sitokin," ungkap dokter Tirta.

"Kenapa di Indonesia pasien isoman banyak yang meninggal ? Karena banyak yang isoman tapi enggak di-follow up. Titik kritis ini ada di hari ketujuh dan kedelapan," sambungnya.

Baca juga: Sempat Covid-19, Begini Kondisi Terbaru Adik Aurel, Anang Hermansyah Ucap Syukur : Hebat Banget Dia

Syarat Pasien Isoman Sembuh

Kepada khalayak, dokter Tirta juga memberikan saran jika mereka punya lansia yang mengidap Covid-19.

Empat penanganan utama ini patutnya diperhatikan.

"Kalau punya lansia, yang kena covid-19, cek saturasi harus di atas 90 persen. Kalau ada komorbid, konsultasi ke dokter. Lalu cek napas, kalau di atas 24 per menit itu bisa hipoksia. Lalu cek telapak tangan, kalau basah banget, denyut nadinya lemah dan orang enggak mau makan, itu dehidrasi. Kalau hal ini terjadi, cari IGD, cari oksigen," ungkap dokter Tirta.

Menjelaskan lebih lanjut, dokter Tirta pun mengungkap dua syarat pasien isoman dinyatakan sembuh.

"Setelah sembuh isoman, kriteria sembuh isoman itu ada dua, kamu sudah isoman sepuluh hari dan di tiga hari itu kamu bebas deman dan bebas batuk. Tapi PCR masih bisa positif dan masih anosmia. Yang kedua adalah Kamu isoman 14 hari dan PCR nya negatif. Kalaupun masih positif lihat syarat pertama," ungkap dokter Tirta.

"Kalau masih anosmia, santai. Cukup minum vitamin, nutrisi tercukupi. Kalau masih lemas abis isoman, itu recovery-nya," imbuhnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved