Nonton TV Setelah Habisi Ibu, Pengakuan Anak saat Diinterogasi Bikin Bingung : Banyak Melantur
Habisi nyawa ibunya, pemuda di Pasaman Barat, Sumatera Barat memberikan jawaban yang terkesan nyeleneh saat diinterogasi polisi.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
YS lantas memanggil suaminya YE (27) untuk meminta pertolongan, namun diketahui ibunya sudah meninggal dunia.
Sementara MR saat itu asyik menonton televisi dan di sampingnya ada parang yang sudah berdarah.
"Saat ini pelaku sudah kita amankan dan dibawa ke Mapolres Pasaman Barat," kata Fetrizal.
Saat dimintai keterangan, MR memberikan pengakuan tak biasa dan terkesan nyeleneh.
Sebab, MR justru mengaku telah menghabisi harimau.
Baca juga: Pengakuan Suami Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Selingkuhan Istri, Pelaku : Cuma Memberikan Efek Jera
Baca juga: Kisah Pilu Leo Tewas Terbakar oleh Dokter Mery, Foto Kenangan Korban dengan Wanita Lain Tuai Sorotan
Pelaku mengaku melihat ibunya menyerupai harimau.
Hingga kemudian pelaku langsung menghabisi nyawa ibunya.
"Dari pengakuannya, MR menggorok leher ibu kandungnya sendiri karena melihat ibunya menyerupai harimau, sehingga dibunuh," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pasaman Barat, AKP Fetrizal yang dihubungi Kompas.com, Selasa (17/8/2021).
Usut punya usut, ternyata pelaku diduga gangguan jiwa.
Hal itu diketahui dari keterangan saksi.
Berdasarkan keterangan saksi, pelaku diketahui mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang.
"Kata saksi dia mengalami gangguan jiwa. Namun saat ini kita belum memeriksa pelaku karena baru saja kita tangkap," kata Fetrizal.
Fetrizal tak menutup kemungkinan jika MR mengalami gangguan jiwa.
"Kita agak kesulitan memeriksanya karena jawabannya banyak yang melantur," kata Fetrizal.
Baca juga: Pesan Ibu Korban Kebakaran Tahu Anak Hamili Pacar, Adik Beber Siasat Licik Dokter Kuasai Warisan
Baca juga: Bantah Tak Direstui, Adik Leo Ungkap Dokter Mery Peras Ratusan Juta Sebelum Bakar Bengkel: Kejam !
Pihaknya pun masih akan mendalami kasus pembunuhan tersebut.
Pihaknya akan meminta bantuan psikolog atau dokter kejiwaan untuk memastikan pelaku benar-benar sakit jiwa atau tidak.
"Kita akan minta bantuan psikolog atau dokter jiwa untuk memeriksanya agar kita tahu apakah dia benar-benar sakit jiwa atau tidak," jelas Fetrizal.
