Janda Kepala Keluarga di Kota Bogor Capai 7.000, Hampir 60 Persen Ibu Rumah Tangga
Jumlah janda atau perempuan kepala keluarga (Pekka) di Kota Bogor sampai saat ini telah mencapai sekitar 7.000 orang.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOT TENGAH - Jumlah janda atau perempuan kepala keluarga (Pekka) di Kota Bogor sampai saat ini telah mencapai sekitar 7.000 orang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Iceu Pujiati mengatakan bahwa data tersebut berasal dari identifikasi Disdukcapil berdasarkan Kartu Keluarga (KK).
"Dilihat dari KK, kurang lebih ada 7.000-an Pekka di Kota Bogor," kata Iceu Sumiati kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (29/8/2021).
Dia menjelaskan bahwa Pekka ini menjadi intervensi DP3A dengan program-program.
Mereka diverifikasi oleh DP3A seperti kondisi perekonomiannya, psikologisnya dan lain-lain.
"Pekka ini dari 7.000 itu ada dokter, ASN, ada yang kerja, ada yang tidak kerja. Tapi memang hampir 60 persen Ibu Rumah Tangga (IRT)," kata Iceu.
Untuk janda yang jadi sasaran DP3A, akan diberikan pelatihan-pelatihan agar bisa mempertahankan keluarga secara ekonomi.
Peningkatan jumlah janda selama pandemi Covid-19
Sebanyak 229 perempuan di Kota Bogor harus menerima nasib menjadi janda atau perempuan kepala keluarga (Pekka) setelah ditinggal wafat suami selama pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Iceu Pujiati mengatakan bahwa data tersebut adalah laporan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor.
Data penambahan janda selama pandemi Covid-19 tersebut juga dalam proses verifikasi oleh pihaknya.
"Pekka itu perempuan kepala keluarga atau janda lah. Terkait yang ditinggal karena Covid-19 keseluruhan datanya masih di 229. Tapi ini masih data Disdukcapil. BP3A masih memverifikasi dari 229 ini apakah betul suaminya meninggal karena Covid-19," kata Iceu Pujiati kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (29/8/2021).
Selain itu, DP3A juga mengecek bagaimana kondisi psikologis sang janda, bagaimana kondisi ekonominya dan yang lain-lain bahkan termasuk kondisi anaknya.
Janda-janda hasil verifikasi ini nantinya, akan dimasukan dalam program Pekka DP3A Kota Bogor.