Anies Baswedan Ungkap 6 Fenomena Perkotaan Pasca Pandemi Covid-19, Kurang Interaksi Sosial
Enam fenomena tersebut disampaikan Anies saat hadir secara virtual dalam U20 Mayor Summit 2021 bersama para pemimpin G20
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap 6 fenomena perkotaan pasca pandemi Covid-19.
Enam fenomena tersebut disampaikan Anies saat hadir secara virtual dalam U20 Mayor Summit 2021 bersama para pemimpin G20, Jumat (3/9/2021) malam lalu.
Keenam fenomena tesebut menjadi tantangan selama pandemi Covid-19 dan krisis iklim.
Pertama yakni kebutuhan akan perumahan yang menunjang produktivitas penghuninya dengan harga terjangkau.
"Tren global menunjukkan permintaan untuk memiliki rumah yang tidak hanya mampu menjaga kesehatan penghuninya, tetapi juga cocok untuk mendukung produktivitas. Hal ini karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk terus bekerja dari rumah. Jadi, itu pasti harus terjangkau," kata Anies dalam siaran pers Pemprov DKI, Sabtu (4/9/2021).
Baca juga: Sekelompok Massa Geruduk Kantor Gubernur Anies Baswedan, Tuntut Formula E Dibatalkan
Kedua, masa depan industri properti.
Seperti diketahui menurutnya kontribusi sektor properti di kawasan perkotaan di seluruh dunia menurun 29 persen pada tahun 2020.
Kini, pemandangan kantor-kantor tidak terlihat, termasuk di Jakarta.
Untuk itu, perlu melihat kembali masa depan properti industri di kota-kota di dunia.
Ketiga, tentang akses mobilitas berkelanjutan untuk semua orang.
Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim telah memaksa kota untuk mempertimbangkan kembali hubungan antara mobilitas, ruang kota, dan kesehatan, yang turut mempertimbangkan jaga jarak fisik, serta kebutuhan mobilitas penduduk.
"Yang muncul sekarang tentang bagaimana kota menyediakan infrastruktur untuk mendukung mobilitas, bagaimana kota memastikan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan. Jadi, masalah yang perlu kita miliki," katanya.
Masalah keempat yang disampaikan Anies adalah masa depan dunia kerja.
Sebagai satu efek samping dari pandemi, komunitas global naik 1,1 persen.
Di sisi lain, muncul permintaan akan keterampilan baru untuk mendukung industri hijau dan digital ekonomi yang dijanjikan.
"Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana kota dapat mengakomodasi transformasi di pasar tenaga kerja untuk masa depan yang lebih hijau?" katanya.
Baca juga: Anies Beri Beasiswa untuk 28 Anak Nakes yang Gugur karena Tangani Covid-19, Dapat Hingga Rp 20 Juta
Kelima kurangnya interaksi sosial selama masa pandemi yang berdampak pada kesehatan mental warga.
Karantina di rumah dalam jangka panjang dan fenomena bekerja dari rumah, dapat menyebabkan kelelahan dan juga gangguan perundungan online.
Keenam, jumlah anak yatim saat pandemi.
Data menunjukkan, setidaknya ada 4,5 juta kematian akibat Covid-19.
Hal ini telah membuat anak-anak kehilangan kehilangan primer dan sekunder mereka.
Untuk itu, perlu dibayangkan bagaimana masa depan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga dalam pertempuran Covid-19 .
"Jadi dengan adanya enam masalah ini, inilah saatnya untuk bercermin. Inilah waktunya untuk menata ulang. Namun, yang paling penting, inilah saatnya untuk bertindak bersama. Karena masa depan kota ada di tangan semua orang," kata Anies.
Dalam kesempatan tersebut, Anies turut menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan sebagai ketua U20 tahun depan dan kesiapan Kota Jakarta untuk melanjutkan pesan-pesan menarik terkait 3P (People-Planet-Prosperity).
"Maka dalam kesempatan khusus ini, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk menjadi Ketua Urban20 berikutnya pada tahun 2022. Jakarta akan melanjutkan pesan-pesan menarik tentang ketiga P tersebut dan berharap untuk dapat bekerja sama dengan Anda semua pemimpin kota U20, penyelenggara, dan mitra untuk memperkuat suara kolektif kita dalam Presidensi Indonesia pada G20 berikutnya," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Soroti 6 Fenomena Perkotaan Pasca-pandemi, Mulai dari Properti Hingga Naiknya Angka Anak Yatim