Perjuangan Iwan Napi Narkoba Bertahan dalam Kebakaran Lapas Tangerang, Luka Bakar hingga 98 Persen

Selain itu, Liliek menjelaskan, upaya awal tim dokter untuk menyelamatkan Iwan adalah memberikan cairan infus untuk penanganan dehidrasi.

Editor: Ardhi Sanjaya
Dokumentasi Kementerian Hukum dan HAM
Garis polisi di lokasi musibah kebakaran maut di Lapas Kelas I Tangerang, Rabu (8/9/2021). (Dokumentasi Kementerian Hukum dan HAM 

"Rencana hari Senin akan dioperasi," kata Liliek melalui apliaksi pesan singkat, Jumat (10/9/2021).

Liliek menjelaskan tentang operasi debridement yang akan dilakukan kepada Iwan.

Biddokkes Polda Metro Jaya membawa jenazah kebakaran Blok C II Lapas Kelas I Tanggerang dari RSUD Kabupaten Tangerang ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sebanyak 41 jenazah dibawa secara bergantian, seluruh jenazah dibawa untuk proses identifikasi.
Biddokkes Polda Metro Jaya membawa jenazah kebakaran Blok C II Lapas Kelas I Tanggerang dari RSUD Kabupaten Tangerang ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sebanyak 41 jenazah dibawa secara bergantian, seluruh jenazah dibawa untuk proses identifikasi. (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

"Debridement, prosedur pengangkatan jaringan kulit mati (nekrotik) yang terinfeksi untuk membantu penyembuhan luka," jelas Liliek.

Di sisi lain, Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani, menjelaskan, parahnya kondisi narapidana yang dirawat lantaran lama terbakar.

Pengakuan salah satu korban, selama satu jam mereka dilalap sijago merah.

"Dari tujuh ini ada kurang lebih ada empat sampai lima yang parah."

"Mereka ini mengalami trauma jalan napas."

"Mereka lama di dalam itu lebih dari satu jam kalau cerita dari pasien yang bisa diajak komunikasi," kata Hilwani.

Bicara Pakai Kode Jempol

Keluarga sempat melihat Iwan dalam perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang.

Hal ini diungkap Ana, kakak Iwan, saat ditemui di kediamannya, Jalan Tanjung Lengkong, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2021).

Ana datang bersama suaminya saat datang menjenguk.

"Dokter memberitahu dari 8 yang paling parah itu Iwan," kata Ana kepada TribunJakarta.com, Kamis (9/9/2021).

"Kemudian saya disuruh tanda tangan untuk pemasangan sejumlah alat bantu di tubuh Iwan, seperti ventilator," jelasnya.

Ana pun tahu risiko terburuk yang akan dialami Iwan dari pejelasan dokter.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved