Pengakuan 5 Warga di Sekitar TKP Pembunuhan Subang, Lihat Wanita Misterius hingga Darah Dekat Pintu
Penasaran, Dede bersama dua warga lainnya spontan memeriksa mobil Alphard yang terparkir di samping rumah.
Penulis: khairunnisa | Editor: Ardhi Sanjaya
Ia mengatakan, sempat melihat seseorang tengah memarkirkan mobil Toyota Alphard.
"Waktu itu saya mau beli bubur ke Jalan Cagak sekira jam 6 pagi waktu saya melintas rumah tersebut memang mobil itu sedang parkir memutarkan mobil," katanya saat ditemui di kediamannya, Selasa (24/8/2021).
Ajat lalu menjelaskan proses parkir dari mobil tersebut.

Berawal dari memundurkan mobil sampai dengan memutar balikkan posisi mobil hingga kembali ke dalam halaman parkir dari rumah tersebut.
"Awalnya kan kepala mobilnya ke atas itu terus saya melihat mundur terus dia ke halaman tanah kosong yang samping buat muterin mobil kayaknya," papar Ajat.
Tanpa menaruh curiga, Ajat langsung melanjutkan perjalanannya.
Namun, sekira pukul 07.30 WIB saat dirinya kembali, rumah tersebut sudah ramai dengan warga sekitar.
Di mana ibu dan anak ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam bagasi mobil.
"Waktu itu memang saya tidak ada curiga apa-apa saat melintas, waktu saya pulang kok di rumah itu sudah banyak waga ramai-ramai."
"Ternyata kata warga ada yang tewas di dalam bagasi mobil," ungkapnya.
Baca juga: Kecurigaan Amalia saat Yosef Pamit ke Rumah Istri Muda, Sampai Minta Tunggu Tuti Selesai Sholat
Ujang, Petugas Kebersihan, Orang Kedua yang ke TKP
Sosok keempat yang dimintai keterangan oleh polisi adalah Ujang.
Ujang adalah petugas kebersihan yang bekerja di sekitar rumah Tuti dan Amalia.
Ujang juga adalah orang kedua yang datang ke TKP usai peristiwa pembunuhan terjadi pada ibu dan anak itu.
Diungkap Ujang, pada Kamis pagi 18 Agustus 2021, ia menjalankan pekerjaannya seperti biasa.
Tiba di lokasi pekerjaannya yakni di dekat rumah Tuti, Ujang langsung mengasah parangnya.
Diakui Ujang, ia adalah petugas kebersihan yang sehari-hari bertugas membersihkan rumput dan tanaman di pinggir jalan.
"Pertama-tama Saya mau kerja. Berangkat kerja dari rumah jam 07.05 WIB. Sampai ke jalan depan jam 07.15 WIB. Datang ke sana Saya ngasah parang biar tajam. Ngasahnya di sebelah timur rumah korban," ungkap Ujang dikutip Jumat (24/9/2021).
Sibuk mengasah parang, Ujang dikejutkan dengan sosok Yosef.

Dengan terburu-buru, Yosef spontan meminta kepada Ujang untuk memeriksa rumahnya.
Sebab saat itu diakui Yosef, rumahnya berantakan.
"Tiba-tiba Pak Yosef datang dari belakang, enggak tahu dari mana datangnya dan kapan datangnya, dia bilang 'Pak Ujang, Pak Ujang, tolong lihat rumah Saya berantakan'. Itu jam 07.30," imbuh Ujang.
Diminta mengecek rumah Tuti, Ujang pun lari mengikuti Yosef.
Baca juga: Kesaksian Ujang Disuruh Yosef Periksa TKP Pembunuhan Amel, Sebut Pengakuan Suami Tuti Ini Tak Benar
Saat itu, Ujang mengaku tak masuk ke rumah Yosef dan hanya memeriksa bagian depannya saja.
"Pak Yosef lari, otomatis Saya ikutin. Saya masuk ke rumah. Saya mah enggak masuk, cuma liat dari luar. Emang berantakan di kursi itu," ungkap Ujang.
Mengecek mobil di samping rumah Tuti, Ujang terkejut melihat darah.
Kekagetan Ujang semakin bertambah saat ia melihat pintu belakang rumah Tuti.
Ujang melihat genangan darah yang sangat banyak di sana.

"Saya lihat ke belakang mobil, ada percikan air. Turunan dikit ada darah 'Astaghfirullah ini ada apa'. Kemudian Saya lihat ke belakang, pintu dapur itu terbuka. Lihat ke bawah itu darah banyak sekali," ujar Ujang.
Melihat hal tersebut, Ujang spontan melayangkan inisiasi ke Yosef.
Ujang meminta izin kepada Yosef untuk memberi tahu Pak RT soal kondisi rumah berantakan penuh darah yang ia lihat.
Saat itu diakui Ujang, yang punya ide untuk melapor ke Pak RT adalah dirinya, bukan Yosef.
"Lalu Saya bilang ke Pak Yosef 'Pak Saya mau lapor ke RT'. Pak Yosef enggak bilang 'Kita bagi tugas'. Enggak bilang gitu sama saya. Cuma bilang 'Iya siap'," ungkap Ujang.
Setelah itu, Ujang langsung melapor ke Pak RT yang sedang dalam perjalanan ke kebun.
Selesai melapor, Ujang pun kembali ke TKP namun tak masuk ke rumah.
Tak berselang lama, Ujang meninggalkan TKP dan kembali bekerja.
Baca juga: Bahagianya Jessica Iskandar Dilamar Sang Kekasih, Intip Profil Vincent Verhaag Calon Suami Jedar
Dede, Ketua RT, Orang Ketiga yang ke TKP
Sosok terakhir yang turut memberikan kesaksian kepada polisi adalah Dede, Ketua RT Desa Jalan Cagak, tempat tinggal Tuti dan Amalia.
Dede adalah orang ketiga yang datang ke TKP pembunuhan.
Untuk diketahui, orang pertama yang datang ke TKP pembunuhan adalah Yosef, sementara sosok kedua adalah Ujang, petugas kebersihan.
Kedatangan Dede ke TKP pembunuhan adalah karena laporan dari Ujang.
"Satu jam Saya bekerja di kebun, tiba-tiba Saya mendengar orang berteriak di jalan. Ternyata yang berteriak memanggil Saya itu Pak Ujang. Dia berkata ke Saya 'Pak RT, sepatu di rumah Pak Yosef banyak darah'," cerita Dede dalam kanal Youtube Heri Susanto, Jumat (24/9/2021).
Mendengar aduan dari Ujang yang melihat darah di rumah Yosef dan Tuti, Dede langsung menuju ke TKP.

Tiba di TKP, perhatian Dede tertuju pada darah di depan pintu rumah.
Dede juga terkejut saat melihat ada bekas gusuran atau tarikan di sekitar garasi.
"Pertama yang Saya lihat itu di depan pintu, samping sebelah timur, ada darah cukup banyak di lantai keramik. Ada arah seperti gusuran atau tarikan benda apa itu mengarah ke garasi, dan ada bercak darah," imbuh Dede.
Penasaran, Dede bersama dua warga lainnya spontan memeriksa mobil Alphard yang terparkir di samping rumah.
"Saya lalu lari ke depan, masuk ke halaman, ada dua warga saya Pak Gogon dan Pak Dadar. Saya tengok di bawah mobil, jarak 2 meter. Kelihatan di belakang mobil Alphard itu ada genangan air dan darah," ujar Dede.
Saat itu, Dede kembali dikejutkan dengan temuan warganya, Pak Dadar.
Sebab Dadar melihat ada kaki di dalam mobil Alphard.
Baca juga: Dihujat Fans Leslar Gara-gara Posting Foto Lesty Hamil, Penyanyi Dangdut Ini Ngakak : Kena Prank !
Belakangan diketahui, kaki tersebut adalah jasad Tuti dan Amalia yang sudah terbujur kaku di dalam bagasi.
"Lalu tiba-tiba Saya ditepuk sama warga Saya, Pak Dadar 'Pak RT, coba lihat itu di dalam mobil ada kaki'. Saya lihat di belakang jok, di samping kanan, di atas, yang ada hordengnya, kelihatan ada kaki, enggak tahu itu kaki siapa, cuma kelihatannya kaki itu kaki karena enggak bergerak," cerita Dede.
Melihat ada kaki di dalam mobil, Dede pun meminta warganya untuk menjauh dan memeriksa lebih lanjut.
Dede spontan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut.
Ternyata polisi sudah tahu kejadian tersebut dan langsung ke TKP.
Untuk diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia yang terjadi 40 hari yang lalu itu hingga kini masih dalam penyelidikan polisi.
Polisi melakukan berbagai upaya guna mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan sadis ibu dan anak itu.
Seperti melakukan tes kebohongan hingga tes psikologis.
Adapun dua saksi yang hingga kini masih intens diperiksa polisi adalah orang dekat korban.
Mereka adalah Yosef dan istri mudanya, Mimin.
Yosef adalah suami sekaligus ayah korban pembunuhan.
(TribunnewsBogor, Tribun Jabar)