Siswi SMP Anak Ketua MUI Dinikahkan dengan Ustaz, Terkenal Berprestasi, Kini Tak Sekolah Karena Malu
Orangtua NK, yang bernama Ambo Intan Karate merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buru Selatan, Maluku.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- NK, siswi SMP Negeri 1 Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku yang dinikahkan oleh orangtuanya dengan seorang ustaz asal Tangerang, Banten ternyata merupakan siswi berprestasi di sekolahnya.
Orangtua NK, yang bernama Ambo Intan Karate merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buru Selatan, Maluku.
NK dinikahkan oleh orangtuanya dengan seorang ustaz sekitar dua pekan yang lalu.
Saat itu, NK yang berstatus masih siswi SMP ini baru berusia 15 tahun sembilan hari.
“NK ini siswi yang pintar dan sangat berprestasi di sekolah,” kata Kepala SMP Negeri 1 Namrole, Noho Lesilawang kepada Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (9/10/2021).
Menurut Noho lantaran memiliki kemampuan yang jauh di atas siswa lainnya, NK kerap menjadi guru untuk mengajari teman-temannya di sekolah.
“Karena prestasinya bagus sekali dia jadi guru bagi teman-teman sebayanya, jadi saat dia dikawinkan oleh orangtuanya, teman-temannya merasa kehilangan sekali,” ujar Noho.
Baca juga: Telusuri Pembunuhan Subang, Polisi Curiga Aliran Dana di Rekening Amalia, Satu Barang Yosef Disita
Mengaku masih ingin sekolah, tapi dipaksa menikah...
Noho mengungkapkan, NK sebenarnya masih ingin tetap sekolah namun orangtuanya bersikeras agar ia segera menikah.
Karena dipaksa oleh orangtua, NK akhirnya menuruti keinginan orangtua dengan catatan ia tetap sekolah.
“Saat dipaksa menikah, NK sampaikan kepada bapaknya dia punya permintaan bahwa kalau bapak paksa kasih kawin dia tetap sekolah, itu permintaanya.
Dia akhirnya menuruti keinginan orangtuanya dengan syarat dia tetap bisa bersekolah,” ujar Noho.

Noho mengaku sangat menyayangkan keputusan orangtua NK, Ambo Intan Karate karena tetap memaksa anaknya tetap menikah.
“Orangtuanya bilang ke dia (NK) bapak sudah membaca dan pelajari semua undang-undang tapi tidak ada satu aturan yang melarang tentang itu,” ujarnya.
Kini tak sekolah karena malu