Autopsi Ulang Jasad Tuti, Ahli Forensik Lakukan Pencocokkan Penyebab Kematian Korban
Autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia untuk menemukan kesesuain penyebab kematian kedua korban.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ahli forensik, Kombes Pol Dr dr Sumy hastry Purwanti SpF, DFM mengungkap hasil autopsi ulang jenazah Tuti dan Amalia yang merupakan korban pembunuhan di Subang.
Seperti diketahui, autopsi ulang itu dilakukan oleh tim forensik Polres Subang, Polda Jabar dan Mabes Polri pada Sabtu (2/10/2021).
Proses autopsi ulang ini untuk memastikan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia yang ditemukan tewas terbunuh pada 18 Agustus 2021 silam.
Tak hanya itu, hingga kurun waktu 2 bulan, polisi masih berusaha keras mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Dalam tayangan Podcast Tribunnews, dr Hastry menjelaskan proses autopsi jenazah Tuti dan Amalia.
"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," papar dr Hastry, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribunnews, Selasa
Disebutkan dr Hastry, saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, yakni pada tanggal 18 Agustus 2021, dirinya tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.
Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi.
Hasil autopsi ini akan menguak waktu, cara, mekanisme dan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia.
"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik.
Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.
Baca juga: Dicopot dari Jabatannya, Terungkap Chat Mesum Oknum Kapolsek ke Anak Tahanan : Nanti Tidur Sama Saya
Sementara itu, untuk hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, dr Hastry lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.
"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," papar dr Hastry.
FOLLOW:
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.
Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ujar dr Hastry.
"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNAnya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.
Baca juga: Tak Kalah dengan Yosef, Yoris Siapkan 9 Pengacara Top,Tuntut Keadilan Minta Pelaku Segera Ditangkap
Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti.
Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.
"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA.
Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," pungkas dr Hastry.

Amalia Diduga Sempat Melawan
Untuk mengungkap kasus pembunuhan di Subang, tak hanya mengumpulkan keterangan saksi, sejumlah alat bukti pun diperiksa.
Pada awalnya, diduga kematian ibu dan anak itu karena perampokan.
Namun ketika diselidiki, tidak ditemukan barang berharga hilang dari dalam mobil maupun dari dalam rumah korban.
"Kalau pencurian memang tidak ada barang berharga yang hilang.
Sudah dicek ya tadi sama tim, tidak ada yang hilang, hanya berantakan saja," ujar AKBP Sumarni dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJabar, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Tangani Pasien Melahirkan, Dokter Syok saat Tahu Korban Dirudapaksa, Usianya 12 Tahun : Menyedihkan!
Akan tetapi, saat melakukan olah TKP, polisi justru menemukan papan penggilasan yang sudah berlumuran darah di dekat mayat korban.
Polisi menyebut korban meninggal dunia diduga akibat dipukul menggunakan papan penggilasan untuk mencuci baju.
"Tadi juga kami menemukan barang bukti alat papan penggilasan untuk mencuci baju jenis kayu," ucap AKBP Sumarni.
"Sepertinya pada saat korban dipukul korban yang bernama Tuti sedang tidur, karena tidak ada tanda perlawanan dari korban karena tidak ada tanda-tanda kekerasan," ujar Kapolres.

Sementara Amel diduga sempat memberikan perlawanan kepada pelaku.
Hal itu karena adanya bekas luka pukulan di kepala korban.
"Kemudian anak korban sepertinya ada perlawanan karena ada bekas pukulan," kata AKBP Sumarni.
Meski begitu, polisi hingga kini masih memburu pelaku pembunuhan mayat istri dan anak tersebut.(*)
Catatan Redaksi: Sebagian isi dan judul artikel telah mengalami perubahan berdasarkan pertimbangan redaksi.