Detik-detik 2 Pria Ketemu Mahluk Misterius yang Memangsa Kambingnya, Benda Kecil Ini Jadi Penyelamat
Detik-detik menegangkan saat Irshal dan Irwandi bertemu harimau itu pun diungkap oleh pihak kepolisian.
Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nasib apes menimpa dua warga Krueng Batee, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan.
Irshal (45) dan adik iparnya bernama Irwandi nyaris meregang nyawa di ladang rerumputan.
Pasalnya secara tiba-tiba, Irshal dan Irwandi bertemu dengan seekor mahluk menakutkan
Peristiwa itu terjadi saat Irshal dan Irwandi tengah mencari enam ekor kambingnya yang hilang.
Rupanya kambing-kambing milik Irshal dan Irwandi itu hilang secara misterius sejak Jumat (29/10/2021).
Karenanya pada Sabtu (30/10/2021), Irshal dan Irwandi mencari enam ekor kambingnya itu.
Namun, saat sedang mencari kambing, Irshal dan Irwandi bertemu 'si raja hutan'.
Detik-detik menegangkan saat Irshal dan Irwandi bertemu harimau itu pun diungkap oleh pihak kepolisian.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari SerambiNews.com, Kapolsek Trumon Tengah, AKP Margiono bercerita soal peristiwa warganya bertemu harimau di gunung.
Baca juga: Terkuak Hasil Autopsi Mahasiswa UNS yang Tewas Usai Diksar, Ada Bukti Kekerasan, Menwa Dibekukan
AKP Margiono menceritakan kejadian itu bermula pada hari Jumat (29/10/2021), kambing Irshal sejumlah 6 ekor tidak pulang ke kandangnya.
Penasaran, Irshal pun mencari kambingnya bersama sang adik ipar, Irwanda pada Sabtu (30/10/2021) pukul 09.00 WIB.
“Pada saat sampai di TKP yang berjarak lebih kurang 1 kilometer (km) dari permukiman warga, mereka menemukan kambing di rerumputan," ungkap AKP Margiono.
Nahasnya, berjarak 3 meter dari tempat mereka berdiri, Irshal dan Irwandi melihat harimau.
Syok, Irshal dan Irwandi spontan memanjat pohon guna menghindari harimau yang berjalan ke arah mereka.

Irshal langsung memanjat pohon pala sementara Irwandi menaiki pohon jengkol.
“Irshal memanjat pohon pala dan adik iparnya Irwanda memanjat pohon jengkol,” ujar AKP Margiono.
Panik, Irshal segera memikirkan caranya selamat dari harimau yang terus menungguinya di bawah pohon.
Beruntung saat itu Irshal membawa ponselnya.
Baca juga: Laporkan Istri Jual Bayi, Suami di Palembang Ternyata Dapat Bagian Rp 2 juta untuk Beli Sabu
Irshal pun segera menelepon keuchik, Polsek, dan Koramil, untuk meminta pertolongan.
Mendengar ada warganya meminta pertolongan, Kapolsek dan Bhabinkamtibmas sigap menuju lokasi.
Pihak kepolisian membawa satu pucuk senjata SS1 serta personel Koramil.
Tak hanya polisi, warga setempat juga turut membantu menyelamatkan Irshal dan Irwandi dengan membawa mercon/petasan.
"Kemudian, personel Polsek, Yulianda melakukan tembakan ke atas sebanyak 5 kali dan disusul warga dengan membakar petasan,” ujar AKP Margiono.

“Hal tersebut dilakukan untuk mengusir harimau supaya pindah/ bergeser dari batang pala tempat Irshal naik,” sambungnya.
Didatangi banyak orang, harimau itu pun pindah dan tak lagi berada di bawah pohon tempat Irshal memanjat.
“Saat itu, harimau tersebut pindah, sehingga Irshal dan Irwanda bisa diselamatkan dalam kondisi sehat," ungkap AKP Margiono.
Pada pukul 11.15 WIB, lanjut AKP Margiono, personel Batalion C Pelopor dan pihak BKSDA serta Team Camp CRU Naca sampai di TKP.
Baca juga: Akhirnya Polres Buka Suara soal Kasus Subang, Ahli Beberkan Penyebab Polisi Sulit Ungkap Pelakunya
Tim gabungan tersebut kemudian membawa pulang 4 ekor kambing yang sudah mati diterkam harimau.
Pada Sabtu sore, tim BKSDA dilaporkan akan membawa kandang perangkap ke TKP untuk melakukan penangkapan terhadap harimau tersebut.
"Empat ekor kambing yang diterkam harimau tersebut adalah milik Irshal (45), warga Krueng Batee," pungkas AKP Margiono.
Kata BKSDA
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto membenarkan ada 4 ekor kambing warga mati diterkam harimau di kawasan perkebunan.
"Bukan dimangsa, lebih tepatnya diterkam karena keempat ternak itu mati dalam kondisi bekas cakaran,” jelas Agus Arianto dikutip pada Minggu (31/10/2021).
“Tim BKSDA bersama TNI/Polri dan masyarakat sudah turun ke lokasi, tadi pagi (Sabtu pagi)," lanjutnya.
Agus Arianto mengaku, tim BKSDA Aceh Selatan sekarang masih di lokasi melakukan pemantauan perkembangan harimau dengan memasang sejumlah kamera trap.
"Selain itu, kami juga sudah menurunkan Nek Syarkawi, Pawang Harimau asal Meulaboh ke lokasi," jelas Agus Arianto.
Baca juga: Gara-gara Ulah Mandor, Dimas Harus Jalan Kaki 115 Hari dari Aceh ke Semarang,Hampir Diterkam Harimau
Remaja Tewas Diterkam Harimau
Sementara itu di lokasi terpisah, seorang remaja berusia 13 tahun meninggal dunia diterkam Harimau Sumatera, Minggu (29/8/2021).
Korban diseret si belang yang berukuran besar pada Minggu sekira pukul 19.00 WIB di perkebunan sawit PT Sawit Uniseraya, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau.
Saat kejadian, korban sedang berada di luar rumah di areal perkebunan PT Sawit Uniseraya.
Tiba-tiba datang Harimau Sumatra yang langsung menerkam dan menyeret korban yang sedang berdiri.
Baca juga: Akhirnya Polres Buka Suara soal Kasus Subang, Ahli Beberkan Penyebab Polisi Sulit Ungkap Pelakunya
Korban bernama Malta Alfarel Nduru diketahui tinggal di perkebunan tersebut karena ayahnya Rustam merupakan karyawan perusahaan tersebut.
“Warga mencari korban malam itu juga, kemudian korban ditemukan dalam keadaan telah meninggal dunia dengan kondisi luka yang mengenaskan,” kata Camat Sungai Apit Wahyudi.
Awalnya Rustam dan anaknya (korban) sedang memperbaiki mesin Genset mesin camp PT Uniseraya.
Sebab mesin Genset di camp itu rusak.

Saat Rustam sedang sibuk memperbaiki mesin genset, korban meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke pelabuhan.
Maksudnya untuk mencari jaringan Ponsel, sebab di dekat camp tinggal korban tidak terdapat jaringan seluler.
Setelah beberapa saat, anaknya belum juga kembali dari pelabuhan.
Rustam gusar dan memangil- manggil anaknya tersebut sambil menyusul ke arah pinggiran sungai.
Saat itu, kondisi lampu camp masih padam.
Baca juga: Terkuak Sosok Polisi yang Suruh Ponakan Tuti Bersihkan TKP Pembunuhan Subang, Danu Punya Buktinya
“Rustam pergi mencari anaknya ke pinggir sungai dan setelah berjalan sekitar 150 meter, ia hanya menemukan Ponsel milik anaknya tergelatak di tanah,” kata dia.
Firasat Rustam mulai berbeda.
Apalagi ia melihat bercak darah yang berserakan di tanah dan bekas seretan menuju ke dalaman hutan.
“Rustam berlari ke camp sambil berteriak meminta tolong, kemudian rekan-rekan kerja PT Uniseraya datang bersama-sama untuk mencari korban,” kata dia.
Sebelum korban ditemukan, masyarakat telah menduga korban dimangsa binatang buas, yakni diterkam Harimau.
Apalagi saat itu kondisi lampu padam, sehingga luput dari pandangan masyarakat di camp perkebunan sawit itu.
“Warga melakukan pencarian lebih 4 jam lamanya, menggunakan penerangan senter, lampu colok, dan membawa parang atau kayu untuk berjaga-jaga,” kata dia.
Pukul 11.30 WIB malam itu, warga berhasil menemukan korban masih di dalam perkebunan sawit PT Uniseraya tersebut.
Baca juga: Ini Dia Sosok Halimah, Petugas Cleaning Service yang Kembalikan Dompet Berisi Cek Rp 35,5 Miliar
Kondisi korban saat ditemukan tidak lagi utuh, beberapa bagian tubuh sudah hilang.
“Setelah korban dievakuasi di camp, pihak keluarga sepakat membawa jenazah korban ke Kabupaten Nias, Sumatra Utara,” kata dia.
Jenazah korban dibawa menggunakan ambulans pukul 02.30 WIB, Senin dini hari.(*)
(Kolase SerambiNews)