Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

IPB University

Kembangkan Pangan Berbasis Potensi Lokal, Sekolah Vokasi IPB University Gelar Pameran Inovasi 3.0

status ketahanan pangan di Indonesia masih cenderung kurang dari pada negara-negara lain di Asia Tenggara.

Pixabay
Ilustrasi beras 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi padi-padian dan minyak secara berlebihan.

Sedangkan umbi-umbian, pangan hewani, sayur, dan kacang-kacangan masih sangat kurang.

Maka perlu dilakukan konsumsi secara seimbang supaya kondisi konsumsi pangan lokal bisa lebih merata.

Hal ini disampaikan Dr Ir Agung Hendriadi, MEng selaku Ahli Peneliti Utama Bidang Pangan dan Sosial Ekonomi Kementerian Pertanian dalam virtual talkshow di acara Pameran Inovasi Pertanian (PIP) 3.0.

PIP 3.0 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Vokasi Pangan dan Gizi, Sekolah Vokasi IPB University.

“Kita harus mencari cara supaya pangan lokal ini bisa diketahui masyarakat umum, karena di Indonesia hal ini masih sedikit,” ungkapnya.  

Selain itu, lanjutnya, status ketahanan pangan di Indonesia masih cenderung kurang dari pada negara-negara lain di Asia Tenggara.

Bahkan di tahun 2020, beberapa wilayah kabupaten/kota masih tergolong rentan, sehingga perlu adanya komersialisasi bahan pangan lokal di Indonesia.

“Semakin tingginya pemakaian bahan pangan lokal dapat meningkatkan potensi ekonomi. Salah satunya dengan strategi diversifikasi dan mengangkat branding pangan lokal sesuai dengan kemudahan di daerah masing-masing. Dua hal ini menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia,” imbuhnya.

Menurutnya, perlu ada komersialisasi bahan pangan lokal di Indonesia.

Semakin tingginya pemakaian bahan pangan lokal dapat meningkatkan potensi ekonomi, salah satunya dengan strategi diversifikasi.  

“Kita harus menciptakan produk pangan dengan kemasan yang menarik, mudah diolah dan tidak memakan biaya yang besar agar masyarakat tetap tertarik untuk mendorong konsumsi produk pangan lokal,” lanjutnya.

Sementara itu, Ir Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyampaikan bahwa pengembangan pangan lokal tidak lepas dari peran pemerataan infrastruktur dan logistik di Indonesia.

“Tanpa logistik akan sulit untuk memberdayakan pangan lokal. Kalau masing-masing daerah sudah memiliki ciri khas pangan lokal, sebaiknya tetap dipertahankan dan dikembangkan dengan inovasi-inovasi baru,” ungkapnya. 

Menurutnya, perlu pemberdayaan bahwa tidak harus makan nasi untuk kenyang, bisa diganti dengan bahan pangan lain sesuai dengan potensi pangan lokal masing-masing.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved