Erupsi Gunung Semeru

Kisah Korban Erupsi Gunung Semeru, Warga Cari Uang Rp 50 Juta yang Terpendam Dalam Abu Vulkanik

Bukan hanya kehilangan harta benda, namun puluhan orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana alam tersebut.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Foto Istimewa Dompet Dhuafa via Surya.co.id
Abu vulkanik Gunung Semeru menimbun rumah dan kendaraan di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pasca erupsi Sabtu (4/12/2021). 

"Kalau ditotal, kerugian saya mencapai ratusan juta. Mobil ini rencananya saya evakuasi ke rumah saudara. Baru kemudian diperbaiki," paparnya.

Selain mobil, Hari sempat mengamankan uang puluhan di rumahnya.

Salah satu mobil yang rusak akibat guyuran abu vulkanik erupsi Gunung Semeru di Lumajang.
Salah satu mobil yang rusak akibat guyuran abu vulkanik erupsi Gunung Semeru di Lumajang. (surya/danendra kusumawardana)

Uang tersebut terpendam abu vulkanik.

"Saya mengais uang di tumpukan abu vulkanik. Yang berhasil diamankan Rp 50 juta. Sisanya rusak terbakar," terangnya.

Hari bisa selamat dari ganasnya awan panas guguran Gunung Semeru karena sedang tidak ada di rumah.

Pada waktu yang sama, Hari kebetulan mendatangi acara di wilayah Pronojiwo.

Sedangkan anak dan istrinya bisa menyelamatkan diri dengan berlari sebelum Gunung Semeru memuntahkan awan panas.

Perjuangan Ibu Hamil saat erupsi Gunung Semeru 

Seorang ibu hamil 9 bulan bernama Ayuningsih (23) sempat berjuang menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Semeru terjadi.

Calon mamah muda asal Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang in berjuang agar bisa selamat dari sapuan awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).

Ayu menceritakan, ia berhasil lolos dari maut bukan karena dibonceng menggunakan motor sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).

Menurutnya, saat itu berlari hingga belasan kilo meter sembari dipapah sampai tiba di tempat aman.

Korban selamat erupsi Gunung Semeru
Korban selamat erupsi Gunung Semeru (kolase Tribun Bogor/Tribun Jatim)

Meski perutnya terasa sakit, namun ia berusaha terus berlari demi bisa selamat dari awan panas letusan Gunung Semeru.

"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokonya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin (6/12).

Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved