Dikira Jatuh, Orangtua Syok Tahu Anaknya Tewas Disekap Teman, Fakta Keji Terungkap Usai Pemakaman
Dari pengakuannya itu, barulah terungkap bahwa korban berinisial AY (19) itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Apa yang baru saja dilihat remaja 13 tahun di dalam kamar mandi, seketika membuatnya yang sedang asyik bermain game langsung panik.
Dirinya tak sengaja melihat temannya dalam keadaan terikat tak berdaya hingga meregang nyawa di depan matanya sendiri.
Awalnya remaja berinisial MG (13) itu diancam oleh rekannya yang lain untuk tidak menceritakan hal tersebut.
Namun remaja itu pun merasa ada yang ganjil, sehingga ia menceritakan apa yang dilihatnya kepada sang ayah.
Dari pengakuannya itu, barulah terungkap bahwa korban berinisial AY (19) itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Sebab, AY tewas setelah tangan dan kakinya diikat di kamar mandi di rumah rekannya, MG, di Jalan Taruna 3, RT 05/RW 02, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Sementara itu, terduga pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap AY diketahui merupakan temannya sendiri yakni T (20).
Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Selasa (18/1/2022) lalu, sekira pukul 10.30 WIB.
Dilansir dari Wartakotalive.com, Selasa (25/1/2021), peristiwa dugaan pembunuhan itu diceritakan oleh MG yang merupakan saksi mata.
Menurut penuturan MG, saat itu dirinya dan terduga pelaku sedang bermain di rumahnya.
Baca juga: 2 Hari Tahan Lapar, Baharudin Otak Pembunuhan Pratu Sahdi Dihantui Ketakutan Sembunyi di Kapal Cumi
Baca juga: Kakek yang Tewas Dikeroyok Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Sudah Puluhan Tahun Urus Sengketa
"Ibu lagi dagang, bapak grab, jadi di rumah awalnya cuma ada saya, T, sama teman saya satu lagi. Korban awalnya enggak ada," kata MG.
Tak lama kemudian, terduga pelaku pergi dan datang kembali bersama korban yang berinisial AY itu ke rumah tersebut.
Namun sesampainya di rumah itu, tiba-tiba terduga pelaku langsung meminta kepada rekan mereka MG yang sedang bermain untuk dibelikan tali rafia di warung.
"Nah abis itu temannya datang (AY korban), enggak lama teman saya langsung disuruh beli tali sama dikasi pinjem HP," ucap MG.
Kemudian setelah tali rafia yang dimintanya datang, terduga pelaku dan korban langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Saat itu MG mengaku tak menaruh rasa curiga apapun atas aktivitas tersebut.
Sebab, MG dan seorang temannya itu sibuk bermain ponsel di ruang depan rumah.
"Abis itu saya udah enggak liat lagi sibuk main HP (ponsel)," ungkapnya.
Seingat MG, dirinya tidak mendengar suara gaduh atau suara mencurigakan lainnya di kamar mandi saat terduga pelaku dan korban berada di dalam.
Namun gelagat mencurigakan baru dirasakan oleh MG saat terduga pelaku sempat keluar seorang diri dari kamar mandi dan menuju ke ruang depan menghampiri MG dan temannya.
Baca juga: Tak Berkutik, Ini Tampang Otak Pembunuhan Pratu Sahdi, Pakai Celana Pendek Tangan Diborgol
Baca juga: Ratu Elizabeth Jadi Target Pembunuhan, Pria Bertopeng Menyusup ke Kastil Windsor, Dendam Karena Ini
Saat itu, MG yang sedang asyik main ponsel pun berniat ke kamar mandi karena ingin buang air kecil.
Namun sesampainya di kamar mandi, ia dikejutkan dengan kondisi korban yang sudah dalam posisi sujud sambil kedua tangan dan kaki terikat oleh tali rafia.
"Pas beberapa lama saya mau ke kamar mandi tuh, keadaannya udah diikat kaki sama tangan ke belakang posisinya sujud korbannya," tegasnya.
Melihat kondisi itu, MG pun sempat dibuat keheranan dan ia kemudian meminta kepada terduga pelaku agar membuka ikatan di tangan dan kaki korban.
"Abis itu saya suruh Tegar lepasin 'gar lepas kasian'. Terus pas saya lihat lagi mulutnya udah ketutup pakai isolasi warna item," terangnya.
Setelah ikatan di lengan dan kaki korban dilepaskan, MG dan terduga pelaku pun sempat menyandarkan korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri itu di depan pintu kamar mandi.
Melihat korban AY yang tak kunjung sadar, terduga pelaku pun mulai tampak kebingungan.
Kepada MG, ia bahkan sempat meminta saran untuk memberitahu soal kondisi korban ke warga setempat.
"Enggak lama abis dari situ Tegar ke depan (ruang depan), dia bilang 'ini gimana ya? Panggil warga aja kali ya', ya uda abis itu rame, warga sempat lihat saya disuruh telfon bapak terus bapak panggil mamah," paparnya.
Setelah itu, orangtua MG pun selanjutnya pulang ke rumah, lalu menghubungi keluarga AY agar segera menjemput anaknya yang ditemukan tidak sadarkan diri.
Orangtua MG, Agus Supriyadi (54) mengatakan, kondisi korban saat dievakuasi masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Awalnya, Agus dan pihak keluarga korban mengetahui kondisi AY tidak sadar akibat terjatuh di rumahnya.
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Tewasnya 2 Sejoli Digelar, Aksi Kolonel P Otak Pelaku Pembunuhan Segera Terungkap
Baca juga: Sebut Wanita Muda yang Ditemukan di Kamar Kos Bukan Korban Pembunuhan, Polisi: Belum Siap Jadi Ibu
Hal ini berdasarkan pengakuan terduga pelaku yang diduga berusaha menyembunyikan kejadian sebenarnya kepada orangtua MG dan AY.
"Bilangnya si korban jatuh kita enggak ada yang curiga waktu itu karena posisi dapur saya juga agak ke bawah, mungkin beneran jatuh kena tangga gak kepikiran seperi itu (dugaan dibunuh)," paparnya.
Melihat kondisi anaknya yang tak sadarkan diri, keluarga korban kemudian membawa AY ke rumah sakit terdekat.
Namun sayang, dokter yang melakukan pemeriksaan menyatakan bahwa AY telah meninggal dunia.
Kemudian jasadnya dibawa ke rumah duka yang berada di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede Kota Bekasi untuk selanjutnya dimakamkan.
Aksi Terduga Pelaku Terungkap
Hingga proses pemakaman, keluarga hanya mengetahui kalau AY meninggal dunia karena terjatuh di rumah MG.
Namun kebenarannya baru diungkap oleh MG satu hari kemudian.
Saat itu MG yang awalnya tutup mulut mengenai kejadian sebenarnya mulai mau bercerita kepada ayahnya.
Menurut sang ayah, MG awalnya takut berbicara lantaran diancam oleh terduga pelaku perihal kondisi korban yang ditemukan terikat.
"Pada saat jenazah dievakuasi anak saya diancam jangan bilang siapa-siapa, kalau ada yang nanya kenapa bilang aja jatuh," paparnya.
Meski sudah berusaha menutupi, remaja berusia 13 tahun itu, lanjut Agus, tampanya merasa harus bercerita lantaran mengetahui kondisi korban yang diikat di kamar mandi sebelum dinyatakan tewas.
"Waktu itu takut mau ngomong, tapi perasaan dia (MG) mungkin ganjil kalinya, akhirnya dia cerita ke saya lalu langsung ke pihak korban juga," paparnya.
Setelah mendengar pengakuan MG, pihak keluarga korban melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana pembunuhan pada Sabtu (22/1/2022).
Namun, terduga pelaku diketahui telah melarikan diri. Jejaknya terakhir terlihat oleh warga setempat, Kamis (20/1/2022).
(TribunnewsBogor.com/Wartakotalive.com)