Anaknya Tewas di Sel Bupati Langkat, Disebut Sakit Maag, Keluarga Syok saat Buka Kafan : Penuh Luka
Orangtua korban tak menyangka putranya yang dikira sedang direhabilitasi itu dikabarkan tewas.
Penulis: Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Betapa kagetnya keluarga korban, ternyata ditemukan sejumlah bekas luka.
"Mereka sempat membuka kafan itu terlihat di wajahnya penuh bekas luka," ujar Edwin.
Mendengar pengakuan keluarga korban, LPSK pun makin mencurigai soal kebanaran isu kalau adanya kekerasan dan penganiayaan di dalam sel pribadi milik Bupati Langkat.

Keluarga Korban Diminta Tandatangani perjanjian
Selain dugaan perbudakan, keluarga para tahanan juga diminta menandatangani surat perjanjian.
Surat itu ditunjukan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dalam gelaran konfresi pers, Sabtu (29/1/2022).
Surat bermaterai itu ditandatangani oleh pengurus sel dan pihak keluarga tahanan.
Baca juga: Kirim Pesan ke Orang Tua, Pendaki Gunung Haruman yang Hilang Sempat Minta Tolong Bantuan
Dalam surat perjanjian itu, berisikan beberapa poin salah satunya keluarga tidak boleh mengajukan pembebasan tahanan selama batas waktu yang ditentukan.
Pihak keluarga juga tidak boleh meminta agar penghuni dipulangkan selain izin dari pembina kerangkeng.
"Yang menarik adalah adanya pernyataan dari pihak keluarga bahwa mereka tidak akan pernah meminta untuk dipulangkan," tutur Edwin.
"Jadi dalam surat yang kita dapat itu menyatakan jika keluarga tidak boleh meminta tahanan keluar sebelum masa waktu sekitar 1 tahun lebih," tambahnya.

Selain itu, pihak keluarga harus menyepakati tidak akan keberatan kalau tahanan dalam sel pribadi itu sakit atau meninggal dunia.
Menurut Edwin, hal ini jelas menunjukkan kalau aksi yang dilakukan Bupati Langkat nonaktif itu seolah kebal hukum.
"Pernyataan kedua menurut kami lebih luar biasa. Apabila ada hal-hal yang terjadi terhadap anak saya selama dalam pembinaan, seperti sakit atau meninggal, maka kami dari pihak keluarga tidak akan menuntut pihak pembina. Ini menunjukkan kebal hukum," ucap Edwin.
Baca juga: Tak Bisa Tahan Birahi, Mama Muda Cekoki Anak Obat Penenang Demi Bisa Layani Selingkuhan
Investigasi Komnas HAM