IPB University

IPB University Ungkap Pentingnya Big Data di Bidang Kedokteran, Diagnosis Awal Jadi Lebih Baik

Rudi menyampaikan dalam bidang kedokteran, biologi dan kimia, big data dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses analisis data Omics.

Editor: Tsaniyah Faidah
Fisika.ipb.ac.id.jpg
Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop BRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB University, Rudi Heryanto mengungkap cara mengolah Big Data untuk keperluan penelitian.

Hal itu bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi baru yang bermanfaat, seperti biomarker protein. 

Selain itu, juga untuk memanfaatkan data yang ada untuk menghasilkan suatu hipotesis yang baru.

Rudi menyampaikan dalam bidang kedokteran, biologi dan kimia, big data dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses analisis data Omics.

Pengelolaan dan analisis big data merupakan pekerjaan penting dalam pengelolaan data Omics.

Informasi yang diperoleh dari data Omics ini akan dikonversi menjadi pengetahuan dan mencari keterhubungan antar informasi tersebut.

"Selain itu, informasi ini dapat juga memunculkan hipotesis baru yang membantu untuk melakukan diagnosis awal yang lebih baik, pencarian biomarker, pengembangan personalized medicine, penentuan tindakan medis yang lebih tepat dan lainnya,” jelasnya.

Peneliti Trop BRC, LPPM IPB University, Dr Wisnu Ananta Kusuma, ikut menjelaskan terkait Machine Learning untuk Analisis Data Skala Besar.

Ia menyampaikan bahwa machine learning adalah bagian dari Artificial Intelligence (AI) yang terkait dengan perancangan dan pengembangan algoritme yang memungkinan komputer belajar dari data empirik untuk menemukan pola sehingga bisa melakukan generalisasi.

Dalam kaitannya dengan pencarian biomarker, Wisnu menyatakan bahwa kita dapat menggunakan metode supervised learning untuk mengklasifikasikan gen-gen yang mengalami upregulated, downregulated, dan yang normal.

Dari gen-gen yang mengalami upregulated dan downregulated dapat dibangun jejaring interaksi protein-proteinnya.

Selanjutnya jejaring tersebut diintegrasikan dengan informasi pathway dan Gene Ontology.

Seperti proses biologis, komponen seluler dan fungsi molekuler dan dianalisis dengan menggunakan metode unsupervised learning.

Seperti klustering untuk mendapatkan gen-gen atau protein-protein yang memiliki peran signifikan dalam regulasi terkait penyakit tertentu.

"Protein-protein tersebutlah yang kemungkinan besar menjadi kandidat biomarker,” jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved