Kedelai Langka di Indonesia, Mendag Ungkap Penyebabnya, Cuaca Buruk hingga Pakan Babi di China
Ternyata selain hal tersebut, naiknya harga kedelai juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di China.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Harga kedelai impor saat ini terus melambung tinggi.
Hal itu membuat harga jualnya semakin mahal.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menerangkan, harga kedelai per gantang yang mulanya seharga US$12 naik jadi US$18.
Kenaikan harga itu menyebabkan sejumlah produsen mogok produksi.
Aksi mogok tersebut merupakan bentuk protes dari kenaikan harga kedelai.
"Rencana mogoknya mulai dari hari Senin, Selasa, dan Rabu," kata Sutaryo, Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia.
Lalu apakah penyebab dari naiknya harga kedelai?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) memberikan jawabannya.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe di Kota Bogor Berhenti Beroperasi: Harga Garam Juga Naik
Muhammad Lutfi menyatakan naiknya harga kedelai di Indonesia karena adanya beberapa permasalahan dari negara importir.
Salah satunya adalah cuaca buruk El Nina di kawasan Amerika Serikat.
Ternyata selain hal tersebut, naiknya harga kedelai juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di China.
Ia menyatakan bahwa di negeri tirai bambu itu ada lima miliar babi baru yang semua pakannya adalah kedelai.
Sedangkan di Indonesia, kedelai menjadi bahan baku pembuatan tahu dan tempe.
"Di China itu awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai," kata Muhammad Lutfi.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan pun mengatakan hal yang serupa.
