Catat Sejarah, Smile Train Indonesia Sudah Operasi 100 Ribu Bibir Sumbing dan Celah Langit Mulut
Kali ini, Smile Train catatkan sebanyak 100 ribu operasi sumbing telah dilakukan olehnya mulai dari Sabang sampai Merauke.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Smile Train Indonesia yang bergerak pada bantuan perawatan bibir sumbing, dan celah langit-langit mulut, kembali torehkan sejarah penting dalam programnya.
Kali ini, Smile Train catatkan sebanyak 100 ribu operasi sumbing telah dilakukan olehnya mulai dari Sabang sampai Merauke.
Deasy Larasati selaku Country Manager dan Program Director Smile Train Indonesia mengatakan, bahwa pencapaian ini, merupakan atas kerja sama semua pihak.
Menurutnya, peran dari pihak-pihak yang terlibat, mulai dari keluarga pasien, rumah sakit, dan instansi lainnya, sungguh sangatlah penting.
"Hari ini kita selebrasikan perayaan 100 ribu operasi. Ini tentunya tidak akan terwujud tanpa bantuan semua pihak yang terlibat. Tanpa itu semua, mustahil kita bisa menjangkau pasien sebanyak hingga saat ini," ujarnya saat merayakan 100K Surgery Celebration – Creating Smiles with Smile Train Indonesia di Hotel Pullman Vimala Hills Ciawi, Kamis (10/3/2022).
Selebrasi ini, kata Deasy, artinya sebanyak 100 ribu anak-anak yang ada di Indonesia kembali mendapatkan senyum terbaiknya.
"Artinya, telah genap 100.000 anak Indonesia mendapatkan kembali senyuman mereka berkat dukungan selama dua dekade dari Smile Train Indonesia beserta para mitra, lewat rangkaian operasi dan perawatan yang selama ini dikenal dengan Comprehensive Cleft Care (CCC)," katanya.
Peran-peran tersebut, jauh kebelakang, Deasy rangkai dalam sebuah cerita perjalanan yang panjang.
Terhitung, selama 20 tahun lebih, Smile Train Indonesia berfokus membantu permasalahan bibir sumbing atau celah-celah langit.
Bagaimana pihaknya telah menyaksikan langsung dimulai dari 2002 terkait edukasi dan akses terhadap fasilitas kesehatan.
Dari catatan yang ada menyebutkan, di Indonesia tercatat, 1 dari 700 bayi terlahir dengan kondisi celah
pada bibir dan langit-langit mulut.
Sehingga jika dibiarkan tanpa adanya perhatian khusus, tidak menampik bahwasanya bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak-anak itu untuk jangka panjang.
"Kurun waktu 20 tahun lalu kami selalu melihat permasalah dan perkembangan kasus bibir sumbing dan celah-celah langit yang terjadi pada anak di Indonesia. Tidak hanya di Kota besar. Namun, dipelosok pun kami selalu perhatikan. Sehingga, bagaimana caranya, kondisi sumbing bisa mendapat perawatan yang tepat," jelasnya.
Susannah Schaefer, President & CEO Smile Train mengatakan, perayaan 100 ribu operasi ini, bukanlah suatu perjalanan akhir.
