Dengar Teriakan Minta Tolong, Anak Syok Lihat Ibu Berlumuran Darah di Kamar, Ayah Sempat Kirim Chat

Malam itu, R (13) tengah tertidur saat ibunya teriak minta tolong dari dalam kamarnya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
HO dan Panji Destama
Rita Srianti semasa hidup (kiri) dan ES Suami yang membunuhnya. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Malam itu, R (13) tengah tertidur saat ibunya teriak minta tolong dari dalam kamarnya.

Seingat R, ayahnya yang berinisial ES sedang ada di rumah tersebut.

Sudah sebulan ini sang ayah dan ibunya itu pisah ranjang karena sering terlibat cekcok.

Pun pada malam itu, R sempat mendengar sang ibu, RS (32) sempat ribut dengan ayahnya.

Bahkan hal itu sampai membuat R yang sedang tidur di luar kamar ikut terbangun.

Puncaknya, R mendengar sang ibu berteriak minta tolong dari dalam kamar.

R yang kaget pun kemudian masuk ke dalam kamar tersebut.

Namun ia makin terkejut saat melihat kondisi ibunya saat itu.

Sang ibu yang awalnya sempat minta tolong itu terlihat sudah dalam kondisi berlumuran darah.

Bahkan ibunya sudah tidak bergerak saat dipanggil oleh R.

Baca juga: Dengar Desahan dari Ruang Tamu, Suami Syok Lihat Istri Lakukan Ini, Pria Lain Kabur Ketakutan

Baca juga: Sedang Main HP di Kamar, Suami Kaget Dengar Desahan di Ruang Tamu, Pergoki Istri Sedang Lakukan Ini

Dilansir dari TribunBengkulu.com, Sabtu (19/3/2022), peristiwa itu terjadi di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, pada Kamis (17/3/2022).

Pelaku ES tega menghabisi nyawa istrinya, karena sang istri tidak mau diajak rujuk.

Aksi keji ES itu disaksikan oleh sang anak yang masih remaja.

Pelaku dan korban diketahui telah pisah ranjang selama lebih kurang satu bulan.

Keduanya diketahui telah menikah secara siri sejak 2019.

Namun setelah menikah, keduanya sering terlibat keributan.

"Di bulan Februari lalu pelaku diusir oleh korban lalu pelaku pergi ke perkebunan orangtuanya di Desa Batu Bandung," kata Kapolres Kepahiang, AKBP Suparman, dilansir dari Tribun Bengkulu.

Kemudian, pada Rabu (16/3/2022), pelaku datang ke rumah korban, dan berniat untuk mengajak rujuk.

"Sebelumnya, pelaku sudah mengirim pesan melalui messenger ke korban."

"Pelaku mengancam membunuh korban jika tidak mau diajak rujuk, dan pelaku siap dipenjara lagi," ungkap Suparman.

Baca juga: Terlibat Kasus Pembunuhan 11 Tahun Lalu, Ini Pengakuan 2 WNI Sebelum Dieksekusi Mati di Arab Saudi

Baca juga: Update Kasus Subang, Tim Khusus Dibentuk Guna Mengungkap Pembunuh Tuti dan Amel, Ini Kata Polisi

Saat mendatangi rumah korban, ternyata pelaku sudah menyiapkan senjata tajam jenis pisau belati di dalam tasnya.

Kemudian sekitar pukul 21.00 WIB, pelaku dan korban berada di dalam kamar.

Saat itu, pelaku sempat membicarakan soal rencana rujuk, namun korban menolaknya.

Pelaku pun naik pitam mendengar penolakan yang disampaikan oleh korban.

Saat itu, kata Suparman, pelaku mengatakan, daripada korban bersama dengan orang lain, lebih baik mati di tangan pelaku.

"Pelaku langsung mengambil pisau belati yang telah disimpannya lalu menusuk perut korban sebanyak satu kali," beber Kapolres.

Tak hanya itu, pelaku juga melukai leher korban dan kembali menusuk korban berulang kali.

Pembunuhan keji itu disaksikan langsung oleh anak pelaku, R yang saat itu ada di rumah.

R pun menceritakan detik-detik sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.

"Bapak datang ke rumah saat magrib, bapak saat melihat saya bermain Mobile Legend, bapak juga menawarkan akun game-nya," katanya.

R melanjutkan, saat tiba di rumah, ayahnya itu sempat menanyakan soal ibunya.

Baca juga: Pelaku Tega Bunuh Temannya, Sebelum Ketangkap Ajak Pacar Berhubungan Intim dan Makan Sate

Baca juga: Korban Pemerkosaan di Sawah Besar Ternyata Dibunuh Teman Dekat, Lama Kenal tapi Tak Kunjung Pacaran

"Bapak cuma nanya ada ibu cerita soal bapak. Saya cuman bilang, ibu cuma bertanya, bapak ngasih uang ke saya waktu sekolah," tutur R.

Menurut R, saat ayahnya tiba di rumah, sang ibu tengah pergi ke pesta pernikahan di Desa Batu Ampar.

Ibunya itu baru tiba di rumah pada malam hari.

Setelah tiba di rumah, korban langsung masuk ke kamar dan bertemu dengan pelaku.

Keduanya kemudian terlibat cekcok hingga membuat R yang sudah tidur terbangun.

R menceritakan, saat itu suasana di rumah gaduh dan mendengar suara ibunya minta tolong.

"Ibu balik sekitar jam 10 malam, saya tidur di luar, ibu langsung masuk ke kamar."

"Pas kejadian saya lihat ibu sudah minta tolong, ibu sudah penuh darah, saya panggil ibu-ibu, ibu hanya diam saja," ungkap R.

Pelaku seorang residivis

Kapolres Kepahiang mengatakan, pelaku merupakan residivis kasus pelecehan.

"Tersangka residivis kasus percobaan tindak asusila di kawasan Desa Batu Bandung, dengan hukuman penjara selama satu tahun," kata Suparman.

Kini pelaku kembali terjerat hukum setelah melakukan pembunuhan berencana terhadap istrinya sendiri.

"Atas perbuatannya pelaku disangkakan Pasal 340 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan berencana dengan hukuman penjara seumur hidup," jelas Suparman. (*)

(TribunnewsBogor.com/Tribun Bengkulu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved