'Luka Saya Pedih, Bayar Perawatan di RS Tambah Sakit' Curhat Korban Begal di Sentul Bogor
Peristiwa begal sadis yang terjadi di Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor menyisakan cerita pilu.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BABAKAN MADANG - Peristiwa begal sadis yang terjadi di Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor menyisakan cerita pilu.
Di ujung jalan sempit, ditengah-tengah padatnya permukiman warga Desa Sentul, tinggallah salah satu pria yang masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan hidupnya.
Saat disambangi oleh wartawan TribunnewsBogor.com di rumah kontrakannya yang berwarna hijau dengan kondisi pagar besi yang tidak bisa dikunci, terlihat seorang pria yang sedang tertidur lelap dengan beberapa perban yang menempel di tubuhnya.
Pria itu adalah Eman Sulaeman (48) atau yang akrab disapa Tinong, ia merupakan salah satu korban pembegalan di Jalan Alternatif Sentul, Desa Kadumangu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, pada Senin (21/3/2022), 00.30 WIB dini hari lalu.
Tinong pun dibangunkan oleh istri tercintanya, dalam kondisi lemas, ia membalikkan badannya yang masih dipasang perban pada punggungnya.
"Masih lemes, sakit ini lukanya, belum kering baru dijahit," ucapnya dengan nada pelan di atas kasur pada ruang tamu kediamannya, Jalan Lan Bau RT 05/04, Desa Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (25/3/2022).
Sebelumnya, Tinong sempat dirawat di RSUD Cibinong selama tiga malam dan saat ini dirinya baru saja kembali ke rumahnya sejak hari Kamis (24/3/2022) siang.
Pasca kejadian malam itu, menurut Tinong, dirinya dan satu orang korban pembacokan langsung dibawa ke RS terdekat dengan menggunakan minibus milik warga sekitar.
Tetapi pihak Rumah Sakit sempat menolak untuk memberikan perawatan pada kedua korban tersebut.
Tiong mengatakan bahwa pada Rumah Sakit kedua yang didatanginya yaitu RSUD Cibinong menerimanya untuk memberikan perawatan.
"Saya dirawat disana ditemenin sama istri, teman saya nggak, soalnya lukanya gak begitu parah, saya gak betah disana, biayanya juga mahal," katanya.
Di Rumah Sakit, Tinong juga sempat menjalani operasi pada luka sayatan di lengan kirinya yang mengakibatkan patahnya tulang dan pada punggungnya yang di mana luka tersebut harus menjalani perawatan khusus.
"Luka di punggung kan bolong, jadi itu dagingnya gak ada, harus ditambal dengan daging lagi, darahnya gak berenti keluar," ucap Tinong.
Karena biaya perawatan dan operasinya yang mahal, akhirnya Tinong memutuskan untuk pulang dan melanjutkan perawatan di rumahnya.