Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Melihat Kampung Tersembunyi di Tengah Hutan Rumpin Bogor, Akses Jalan Bebatuan dan Berkelok

Ya, Kampung Sijantur, Desa Rabak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor ini merupakan kampung tersembunyi yang berada di tengah hutan.

Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Vivi Febrianti
Tribunnewsbogor.com/Siti Fauziah Alpitasari
Akses jalan menuju kampung tersembunyi di Rumpin, Kabupaten Bogor, Senin (28/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Siti Fauziah Alpitasari

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, RUMPIN - Rumpin merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki potensi sumber daya alam yang belum banyak diketahui.

Ya, Kampung Sijantur, Desa Rabak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor ini merupakan kampung tersembunyi yang berada di tengah hutan.

Lokasi yang tersembunyi ini terletak di sisi hutan dan berada di atas gunung.

Akses jalan yang dipenuhi bebatuan dan berkelok ini hanya dapat dilalui oleh satu kendaraan roda empat.

Jika berpapasan dengan kendaraan roda dua, jalan cukup sempit karena akses tidak begitu luas.

Saat datang hujan, medan akan cukup sulit dilalui karena jalan bebatuan dan berkelok cukup ekstrem.

Ketua RW Kampung Sijantur, Ahmad Riyandi pun menuturkan silsilah Sijantur.

“Ini kan tercatat Cijantur, tapi kalau kemarin sih nanya detailnya ada “Ci” ada “Si” ternyata bukanya “Ci” tapi “Si”, Sijantur artinya “Si” itu sisi, jantur itu istilahnya gak ada duanya cuman satu,” tutur Ahmad Riyandi kepada TribunnewsBogor.com, Senin (28/3/2022).

Uniknya, rumah di sini sudah permanen meskipun keberadaannya di sisi hutan dan di atas gunung.

Kampung Sijantur, Desa Rabak Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Senin (28/3/2022).
Kampung Sijantur, Desa Rabak Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Senin (28/3/2022). (Tribunnewsbogor.com/Siti Fauziah Alpitasari)

“Adanya rumah tembok itu di tahun 70-an baru ada tembok satu-satunya dibuat dari batu sebelumnya pakai kayu. Untuk bahan-bahan bangunannya dulu itu dipikul,” kata dia.

Ia menambahkan, Kampung Sijantur sudah ada sejak abad 17.

Namun awalnya Kampung Sijantur itu berada di Kampung Melang.

“Pindah ke sini itu angkatan ke-dua kalo angkatan pertama di sana. Kalau di sini pindah itu abad ke 19 hingga saat ini,” lanjut Riyandi.

Meskipun Kampung ini awal mulanya mayoritas kejawen atau Sunda Wiwitan, namun dengannya perkembangan zaman, menurut Riyandi, warga sudah banyak yang meninggalkan kepercayaan itu.

“Kalau beradapannya kayak mantra-mantr,a cuman sekarang sudah banyak ditinggalkan,” kata Riyandi.

Kampung ini memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

“Jumlah Kartu Keluarga 325, ada lima RT, kalau jiwanya itu ada 1118 jiwa, selain itu keseharian masyarakat di sini sih buruh tani sama tani,” jelasnya.

Ia pun menuturkan bahwa listrik masuk Desa (likdes) di Kampung Sijantur, baru masuk pada tahun 2006.

“Sebelum listrik pake lampu minyak tanah. Ya yang dibutuhkan sih satu kita butuh sarana pendidikan, sarana listrik atau apa gitu, kalo mengandalkan tanpa listrik kan cuman itu-itu saja gak ada informasi dari TV, media sama sekali,” ucap ketua RW itu.

Ahmad Riyandi pun menjelaskan bahwa ia mempunyai keinginan agar akses jalan di Kampung Sijantur ini bisa menjadi jalanan Kabupaten.

“Udah sering bilang ke kadesnya, cuman mungkin anggaran terbatas ya, Alhamdulillahnya tapi sedikit-sedikit sudah mulai diperbaiki, 2017 akhir dicek, awal 2018 sudah dibokar,” ungkap Riyandi.

Riyandi pun menuturkan bahwa perbatasan dari Banyu Asih ke Cigudeg Kabupaten Bogor masih termasuk Kecamatan Rumpin, dengan jarak tempuh 700 meter.

Untuk itu ia berharap bahwa akses jalan menjadi jalanan Kabupaten.

“Dulu orang tua suka cerita di mana mau masuk bulan puasa katanya besok puasa satu tokoh di sini, sudah di pasar Leuwiliang Ciseeng dengan berjalan kaki satu jam setengah, buat apa?,” jelasnya.

Ia menceritakan bahwa rutinitas tersebut untuk menunggu penentuan puasa dari Pemerintah.

Setelah itu saat tokoh Kampung Sijantur sudah mendapatkan berita, maka berita akan di sebar luaskan dengan berteriak mengelilingi Kampung.

“Makanya kalo misalnya puasa di 29 hari otomatis orang tua dulu itu motong kambing atau kerbau itu malam karena kan besoknya mau lebaran,” lanjut Riyandi kepada TribunnewsBogor.com.

Sementara itu, Kepala Desa Rabak, Wawan Nurwandi mengatakan kalau akses jalan ke Kampung Sijantur itu rencananya akan dibangun pada tahun ini.

“Masalah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), InsyaAllah kalau tidak ada halangan atas izin Allah, hari Rabu (30/3/2022) besok kita akan cek ke sana dengan Pak Sekda dan lainnya, terus kita akan cek ke Banyu Asih juga rencananya,” tutur Wawan Nurwandi, saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Selasa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved