Lakukan Aksi Bejat Sejak 2019, Modus Guru Ngaji di Ngawi Ini Bikin 7 Muridnya Bungkam : Takut Dosa
Kakek (80) seorang guru ngaji di Ngawi, Jawa Timur cabuli 7 muridnya sejak tahun 2019
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur masih terus terjadi.
Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA) mencatat telah terjadi sekitar 6.547 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi sepanjang tahun 2021.
PPPA menegaskan bawa kasus-kasus kekerasan terhadap anak merupakan fenomena gunung es.
Artinya, jumlah kasus yang sebetulnya terjadi bisa jadi lebih parah dibandingkan yang sudah diketahui saat ini.
Para pelaku kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur bisa saja merupakan orang-orang terdekat dan tak terduga.
Korban yang masih di bawah umur akan merasakan dampak fisik dan psikis akibat perlakuan yang didapatkannya.
Masalah kekerasan seksual terhadap anak masih jadi permasalahan yang harus ditangani dengan serius.
Baca juga: Dikira Pergi Ngaji, Kelakuan 2 Bocil Lucuti Sarung dan Hijab di Tepi Sawah Bikin Geger, Ini Videonya
Kali ini, kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali terjadi di Indonesia.
Tepatnya di Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Pelakunya merupakan seorang kakek berinisial R (80) yang melakukan pencabulan terhadap remaja dan anak di bawah umur.
Diketahui R adalah seorang guru ngaji yang cukup disegani oleh masyarakat sekitar.
R yang merupakan guru ngaji mencabuli 7 muridnya. Dari 7 orang tersebut, 5 orang diantaranya masih anak-anak dan 2 orang lainnya sudah dewasa.
Kasatreskrim Polres Ngawi AKP Toni Hermawan mengatakan aksi bejat R sudah dilakukan sejak tahun 2019.
Baca juga: Kabur Jelang Pernikahan, Pria Ini Gondol Rp 461 Juta dari Calon Istri, Sederet Kejanggalan Terkuak
Dari pemeriksaan sementara, pelaku tidak memberikan iming-iming apapun atau memberi suatu ancaman kepada korbannya.
"Modusnya, pelaku memanggil korban ke rumahnya lalu digerayangi atau diraba-raba. Pelaku bilang kepada korban untuk tidak bilang ke siapapun karena dosa," ucap Toni, Selasa (5/4/2022).