Video Koordinator BEM SI Puji Orba Viral di Medsos, Ernest Prakasa Bingung : Salah Narsum Gak Nih?
Potongan video Koordinator BEM SI, Kaharuddin di acara Hotroom di Metro TV kini viral di media sosial.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Potongan video Koordinator BEM SI, Kaharuddin di acara Hotroom di Metro TV kini viral di media sosial.
Koordinator BEM SI itu dikritik oleh sejumlah pihak terkait pernyataannya soal kesejahteraan dan kebebasan di masa orde baru.
Sebab, mahasiswa Univeritas Riau itu mengatakan kalau di zaman orde baru, kesejahteraan dan kebebasan itu sudah didapatkan.
Namun menurut dia, hal itu justru tidak diperolehnya di masa pemerintahan saat itu.
Untuk itu, ia menuntut Presiden Jokowi untuk mewujudukan janji-janji kampanye, salah satunya soal kesejahteraan dan kebebasan tersebut.
Pernyataan itu pun dibantah oleh Mantan Aktivis 98 Masinton Pasaribu yang menyebut bahwa kesejahteraan di masa orde baru hanya milik segelintir orang.
Pun soal kebebasan, hal itulah yang dituntut oleh rekan-rekannya saat itu demi memperjuangkan demokrasi.
Hal itu pun kemudian viral di media sosial dan membuat sang koordinator banjir kritikan.
Kaharuddin dinilai perlu banyak belajar lagi soal orde baru dan demo mahasiswa di tahun 1998.
Bahkan Hotman Paris juga meminta Kaharuddin untuk banyak belajar dari senior-seniornya yang merupakan aktivis 98.
Baca juga: Puji Orba Lebih Sejahtera, Koordinator BEM SI Kaget Disemprot Hotman Paris: Belajar Sama Senior !
Baca juga: Soroti Video Ade Armando Sebelum Dikeroyok Massa, Roy Suryo: Aksi Mahasiswa Kok Dibuat Konten
Dilansir dari acara Hotroom di Metro TV, Hotman Paris sebagai pembawa acara menanyakan tuntutan mahasiswa dalam demo 11 April 2022, terkait janji kampanye Jokowi.
"Anda mahasiswa juga menuntut jadi kampanye dari Jokowi? Janji yang mana yang Anda merasa belum dipenuhi?," tanya Hotman Paris.
"Ya pertama 12 tuntutan terkait pelemahan KPK, itu kan ada 12 tuntutan kita. Dan hari ini kenapa di 6, kami ingin menyampaikan, presiden jangan fokus di pesta demokrasi di tahun 2024, ataupun pembantu presiden yakni menteri-menterinya," jawab Kaharuddin.

"Jadi, janji kampanye yang mana yang perlu difokuskan?," tanya Hotman Paris lagi.
"Ya silahkan dilihat kembali visi misinya, janji-janjinya," jawab Kaharuddin.
Mendengar jawaban itu, Hotman Paris pun makin mencecar Kaharuddin.
"Ya itu apa? Anda masih ingat enggak apa? Kan Anda menuntut, Anda harus tahu donk," kata dia.
Barulah Kaharuddin membandingkan soal kesejahteraan di masa orde lama, orde baru dan saat ini.
"Tentang kesejahteraan, hari ini contoh misalnya di orde lama, kita peroleh yang namanya kebebasan tapi kesejahteraan tidak, orde baru kita peroleh kebebasan, kesejahteraan kita punya. Hari ini yang ingin kita tanyakan adalah, apakah kita peroleh kesejahteraan? apakah kita peroleh kebebasan?," tanya Kaharuddin.
"Jadi menurut Anda gimana?," tanya Hotman Paris lagi.
Baca juga: Sosok Terduga Pengeroyok Ade Armando Akhirnya Terungkap, Bukan Mahasiswa Kerjanya Serabutan
Baca juga: Debat Jabatan Presiden, Luhut Tunjuk-tunjuk Mahasiswa UI, Wajahnya Emosi saat Disebut Otoriter
"Ya dikatakan peroleh, belum merata kan, tentang pertumbuhan ekonomi masih ada," kata dia.
"Jadi janji kampanye yang Anda tuntut adalah kesejahteraan dan kebebasan?," tanya Hotman Paris.
"Kebebasan, bagaimana kita mahasiswa melakukan demonstrasi, ini yang lebih disorot adalah kerusuhan dan kericuhannya," jelas Kaharuddin.
Mendengar pernyataan itu, Masinton Pasaribu pun tak tinggal diam.
"Sebentar, karena tadi kan Anda bilang zaman orde baru, kebebasan ada, kesejahteraan ada. Itu saya rasa, tolong diralat," kata Masinton.
"Orde baru itu tidak ada yang namanya kebebasan, kesejahteraannya semu gituloh. Jadi maksud saya teman-teman mahasiswa juga harus objektif. Karena kebebasan tidak ada dalam masa orde baru, makanyalah kami dan teman-teman tahun 97-98 menentang itu, memperjuangkan adanya demokrasi," jelas Masinton lagi.

"Jadi kayaknya mahasiswa ini perlu belajar dari yang senior," kata Hotman Paris.
Namun Kaharuddin pun tampaknya punya pandangan tersendiri.
"Terkait tentang hal tersebut, ya memang abang-abang di aktivis 98 punya sejarah, dan saat ini mahasiswa di tahun ini dia mengukir sejarah sendiri," kata Kaharuddin.
"Ya tapi kan Pak Masinton sudah membantah, jadi perlu belajar sama senior ya," kata Hotman Paris lagi.
Baca juga: Tolak Buka Big Data di Depan Mahasiswa UI, Luhut: Siapa yang Bilang Saya Minta Presiden 3 Periode?
Baca juga: Demo 11 April di Depan Istana Bogor, Mahasiswa UIKA Minta Presiden Jokowi Pecat Menteri Perdagangan
Menanggapi video tersebut, sejumlah netizen pun turut memberikan komentar dan kritikan pedas.
Bahkan, kritikan itu juga muncul dari Sutradara sekaligus Komika Ernest Prakasa.
Ia bahkan sampai menduga kalau stasiun televisi tersebut salah mengundang narasumber.
"Ini mahasiswa yang suka minta sumbangan di lampu merah kali.
Metro TV salah narsum ga?," tulis Ernest, Sabtu (16/4/2022).
Dilansir dari Youtube Metrotvnews, Sabtu (16/4/2022), Kaharuddin awalnya menjelaskan bawah saat ini kondisi aliansi nasional sedang terpecah, yang membuat gerakan mahasiswa jadi sporadis.
"Terkadang disatukan oleh tuntutan mungkin akan bergerak, cuman hari ini BEM SI rakyat bangkit ingin menunjukan bahwa kita butuh eskalasi gerakan yang konsisten bukan gerakan yang musiman," jelas Kaharuddin.
Ia juga menegaskan kalau BEM SI ini bergerak atas dasar kepentingan rakyat.
"Kami bergerak dari hati nurani bagaimana kami melihat kondisi cerita dari orangtua kami masing-masing dan melihat bahwa hari ini mahasiswa butuh untuk bergerak," tegasnya.
Ia pun kembali menegaskan bahwa aksinya tidak ditunggangi oleh kelompok politik manapun.
"Silahkan lihat 6 tuntutan itu tidak ada sama sekali terkait menggulingkan atau menurunkan Presiden Jokowi," tandasnya.
Selain itu, Kaharuddin juga menceritakan soal beberapa akun media sosial dan nomer WhatsApp-nya dibajak.

"Saya mengalami perestasan, WhatsApp, telegram, WA saya 3 nomor diretas, kemudian Instagram," kata Kaharuddin.
"Kamu punya 3 WA?," tanya Hotman Paris.
"Iya," jawab Kaharuddin.
"Waduh bisa ngalahin Hotman Paris, saya 1 WA Asprinya ada 39," seling Kaharuddin.
"Ada gak yang mengintimidasi?," tanya Hotman Paris lagi.
"Ada yang menghubungi, H- beberapa hari jelang 11 Maret, ada yang bilang 'Kamu mau pulang nama atau pulang sekarang?'," kenang Kaharuddin.(*).