Viral Dugaan Pungli

Terungkap Sosok Wanita yang Curhat ke Jokowi karena Pamannya Dipenjara, Dirut PPJ: Selalu Melawan

Rupanya, sosok wanita yang menyampaikan curahan hatinya ke Jokowi itu bukan warga biasa. Wajahnya sudah dikenali oleh Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
Kolase TribunnewsBogor.com
Sosok Wanita yang Curhat ke Jokowi karena Pamannya Dipenjara, Wajahnya Sudah Dikenali Dirut Pasar 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Video seorang pedagang yang curhat secara histeris ke Presiden Jokowi saat blusukan di Pasar Bogor viral di media sosial.

Rupanya, sosok wanita yang menyampaikan curahan hatinya ke Jokowi itu bukan warga biasa.

Wajahnya sudah dikenali oleh Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Muzakkir.

Itu artinya, pedagang tersebut bukan orang asing di Pasar Bogor.

Pedagang di Pasar Bogor itu menyampaikan bahwa pamannya ditahan Polisi.

Rupanya ia bersama sang paman merupakan PKL di Pasar Bogor yang sering berurusan dengan petugas.

Pada video yang viral di media sosial, mereka mengklaim pamannya dipenjara karena menolak memberi pungutan liar (pungli).

Namun menurut Muzakkir, sang paman dipenjara lantaran kasus pengeroyokan.

Ia juga mengatakan kalau penahanan tersebut sudah sesuai dengan kasus yang terjadi.

Bahkan kasus ini sudah dalam tahap proses persidangan.

Baca juga: Aroma Tak Sedap Dugaan Pungli di Seberang Istana Jokowi, Tangisan Pedagang Ini Bikin Geger Pejabat

Baca juga: Jokowi Perintahkan Kapolda Jabar Usut Kasus Pedagang Pasar Bogor yang Ditangkap Karena Tolak Pungli

Momen curhatan tersebut terjadi ketika Presiden Jokowi menyerahkan bantuan langsung tunai atau BLT minyak goreng pada Kamis (21/4/2022).

Saat itu Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

Jokowi sempat meninjau dan membagikan souvenir kepada pedagang di Pasar Bogor.

Ketika itulah ada seorang pria dan wanita mengenakan pakaian merah yang berteriak histeris pada Jokowi.

"Pak, Pak Jokowi, Pak tolong kami. Om kami ditangkap polisi. Ditangkap polisi," ujar pedagang kepada Jokowi sambil menangis histeris.

Momen saat dua warga mengadu ke Jokowi soal dugaan pungli, Kamis (21/4/2022)
Momen saat dua warga mengadu ke Jokowi soal dugaan pungli, Kamis (21/4/2022) (kolase TibunnewsBogor.com dari Instagram @bogor24update)

Jokowi lantas berhenti dan berupaya untuk menenangkan keduanya.

"Tenang, tenang, tenang," kata Jokowi.

"Paman kami menolak pungli ditangkap polisi. Kami bingung. Sudah tiga bulan lebih dipenjara. Bingung Bapak," ulang pedagang tersebut masih dalam tangisnya.

"Yang ditangkap siapa?" tanya Jokowi.

"Om kami menolak pungli ditangkap polisi," jawab pedagang.

Jokowi kemudian meminta Pramono Anung untuk mencatat keluhan pedagang itu.

"Yang dipenjara siapa?" tanya Pramono.

"Namanya?" ulang Pramono.

"Ujang Sarjana Bapak. Mana mau Lebaran anaknya ada empat," kata pedagang itu lagi.

Pramono kembali mencatat keluhan pedagang tersebut.

Baca juga: Soal Curhatan Pedagang Pasar Bogor ke Jokowi, Bima Arya: Tidak Sesuai dengan Kasus yang Terjadi

Baca juga: Pedagang Pasar Bogor Curhat ke Jokowi Soal Rekannya yang Ditahan Polisi, Begini Respon Kapolresta

Sementara Jokowi berkata, "yaa..yaa," sambil menelungkupkan tangan memberi tanda jika aspirasi pedagang telah dicatat.

"Kami mohon Bapak bisa bantu kami. Hanya bapak yang bisa bantu kami," tambah pedagang itu.

"Bapak bisa bantu kami?" tanyanya lagi.

Sementara itu, laki-laki yang mendampingi pedagang itu mengucapkan terima kasih.

"Panjang umur Pak Jokowi. Om kami menolak pungli Pak. Kita punya bukti bukti semua Pak. Terima kasih banyak Pak," katanya.

Sosok Pedagang yang Curhat ke Jokowi

Sementara itu, menurut Muzakkir, wanita tersebut merupakan pedagang ilegal di Pasar Bogor yang kerap melawan petugas saat ditertibkan

Bahkan Muzakkir mengklaim kalau dirinya memiliki video saat pedagang itu melawan petugas.

Ia juga menjelaskan, mereka termasuk dengan pamannya yang dipenjara adalah pedagang kaki lima ( PKL ) yang berdagang di lapak ilegal.

Muzakkir mengatakan kasus yang menimpa Ujang Sarjana adalah pengeroyokan.

Ia dilaporkan sejumlah kelompok karena keributan yang terjadi pada November 2021.

"Kasus itu saya dengar ribut sesama PKL, rebutan lapak, akhirnya pengeroyokan, ada yang lapor polisi, sempat peninjauan ulang kalah juga makanya dia (Ujang) ditahan," kata Muzakkir saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Muzakkir menekankan pihaknya sudah berulangkali menertibkan lapak liar milik Ujang.

"Kalau kemarin seakan menangis ngomong ke Jokowi itu pedagang pasar ilegal yang ditertibkan Satpol PP selalu melawan, saya punya videonya," katanya.

pedagang di Pasar Bogor histeris curhat ke Jokowi
pedagang di Pasar Bogor histeris curhat ke Jokowi (Instagram)

Muzakkir menjelaskan Ujang Sarjana terlibat keributan dengan oknum yang diduga adalah preman.

Ia tak memungkiri bahwa di luar Pasar Bogor memang masih marak pungli, terutama pada PKL yang tidak terdaftar di Pasar Bogor.

"Udah dari dulu lapor Polisi, kategori pungli itu," katanya.

Baca juga: Pedagang Pasar Bogor Curhat Histeris ke Jokowi, Terjawab Inilah Kasus yang Buat Pria Ini Dipenjara

Baca juga: Beda Gaya Jokowi vs Tri Rismaharini Saat Blusukan di Bogor, Harga Sepatu Presiden Cuma Rp 415 Ribu

Pengacara Ujang Sarjana Minta Bima Arya Buka Mata Soal Pungli

Sementara itu kuasa hukum Ujang Sarjana, Emiral Rangga Ranggono mengatakan cekcok yang melibatkan kliennya terjadi pada 26 November 2021.

"Proses hukumnya sudah pemeriksaan di persidangan baru agenda tanggapan atas eksespsi yang disampaikan," kata Emiral saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Emiral menekankan kliennya merupakan pedagang di Pasar Bogor.

"Yang pasti dia punya lapak , keseharian dagang buah setiap hari di sana berjualan, bersama keponakan, kakak dan saudaranya," kata Emiral.

Kronologi versi Ujang, kata Emiral, berawal ketika sekelompok orang diduga preman menjual air mineral hingga plastik secara paksa.

Kedua barang itu pun dijual dengan harga tak normal pada PKL.

"Katanya Ujang, mencegah, jangan melakukan itu kalau mau jualan jangan maksa. dicegah setelah itu ujang menyahut menegur," kata Emiral.

Penuturan Ujang Sarjana, tindakan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun di Pasar Bogor.

"Dari situ memantik kemarahan, mereka (preman) membawa sebilah golok, tapi berhasil dilerai sama pak Ade Kanafi. dari pihak mereka memukul slaah satu pedagang," katanya.

Anehnya, kata Emiral, pedagang yang dipukul itu sudah diperiksa namun kini statusnya justru masuk daftar pencarian orang ( DPO ).

"Banyak keganjilan, menurut kami ada rekayasa," kata Emiral.

Ujang Sarjana merupakan warga Rancamaya.

Ia sudah memiliki dua anak dan istrinya seorang ibu rumah tangga.

Emiral menyayangkan statment Wali Kota Bogor Bima Arya yang menyebut tak ada pungli di Pasar Bogor.

"Coba Wali Kota malam-malam mengendap-endap tanpa bawa jajarannya," kata Emiral.

Bima Arya di Mako Polresta Bogor Kota, Jumat (22/4/2022).
Bima Arya di Mako Polresta Bogor Kota, Jumat (22/4/2022). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Jokowi Perintahkan Kapolda Jabar Usut

Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sempat menerima curhatan pedagang  saat meninjau sejumlah pasar di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis kemarin, (21/4/2022).

Pedagang tersebut mengadu kepada Presiden kalau kerabatnya ditangkap Polisi hanya karena menolak pungli.

Terkait hal itu, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan bahwa Presiden langsung menindaklanjuti pengaduan tersebut.

"Presiden selalu berusaha merespons dengan cepat hal yang disampaikan masyarakat kepada dirinya," kata Bey, Jumat (22/4/2022).

Ia mengatakan Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk mencatat pengaduan tersebut.

Presiden pun telah memerintahkan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana untuk mencari kejelasan kasus tersebut.

"Kemarin juga pihak Kepolisian sudah menjelaskan kepada media hal yang diadukan warga tersebut," katanya.

Menurutnya aspirasi atau pengaduan yang disampaikan warga kepada Presiden tersebut merupakan hal biasa.

Setiap blusukan ke daerah presiden kerap mendengarkan langsung aspirasi masyarakat, bauk itu petani, nelayan, maupun pedagang.

Presiden Jokowi Sedang Membagikan Kaos dan Amplop Kepada Masyarakat Di Pasar Bogor, Kamis (21/4/2022).
Presiden Jokowi Sedang Membagikan Kaos dan Amplop Kepada Masyarakat Di Pasar Bogor, Kamis (21/4/2022). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

 

Misalnya saat meninjau lahan jeruk di Sumatera Utara, Presiden menelpon langsung Menteri Pertanian karena masalah yang disampaikan berkaitan dengan pertanian.

"Kemudian saat kemarin berkunjung ke kampung nelayan, Presiden menelpon Menteri Agraria dan Tata Ruang karena terkait dengan status lahan," pungkasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved