Pria Berambut Gondrong Ancam Mantu Presiden Jokowi, Leher Jadi Sasaran Utama, Ini Sosoknya

Dalam video yang beredar, seorang pria mengancam mematahkan leher Bobby yang menjabat sebagai Wali Kota Medan.

Editor: Yudistira Wanne
youtube kaesang
Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution di halaman belakang rumahnya 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Keluarga Presiden Joko Widodo kembali menuai sorotan publik.

Kali ini, sorot mata publik mengarah ke Bobby Nasution yang tak lain adalah menantu Presiden Joko Widodo.

Bobby Nasution belum lama ini mendapat sebuah ancaman dari seseorang di Medan, Sumatera Utara.

Dalam video yang beredar, seorang pria mengancam mematahkan leher Bobby yang menjabat sebagai Wali Kota Medan.

Usut punya usut, pria itu emosi lantaran permasalahan parkir.

Pria yang mengancam mematahkan leher Bobby Nasution.
Pria yang mengancam mematahkan leher Bobby Nasution. (Tangkapan layar)

Baca juga: Setelah Bobby Nasution Dilantik Jadi Wali Kota Medan, Kahiyang Ayu Punya Tugas Ini

"Si pengendara menolak membayarkan secara cashless dan mengatakan ingin mematahkan batang lehernya Pak Wali," ungkap Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Nikmal Fauzi Lubis.

Setelah kejadian tersebut, malamnya petugas Dishub Kota Medan melaporkan kejadian tersebut Polsek Medan Kota.

Nikmal mengatakan, hingga saat ini kasus tersebut sedang tahap pengembangan di Polsek Medan Kota.

"Mungkin berdasarkan ini, dari hasil pantauan kita diduga dia bukan berasal dari Sumatera Utara dari logat bahasanya dan pelat kendaraannya," ujarnya.

Pihaknya menyayangkan adanya kejadian tersebut.

Menurutnya tidak patut jika seseorang melakukan penolakan dengan cara memaki apalagi sampai mengancam.

"Pendapat kita, perkataan seperti itu memang sangat disesalkan, karena kita sebagai orang ketimuran seharusnya bisa jangan sampai memaki apalagi mengarah ke pengancaman seperti itu," jelas dia.

Sebelumnya, video seorang pria yang menolak e-parking atau parkir elektronik di Kota Medan, Sumatera Utara, viral di media sosial, Minggu (24/4/2022).

Baca juga: Kahiyang Ayu Lahirkan Anak Kedua, Bobby Nasution Ungkap Nama Sang Putra, Campuran Bahasa Jawa & Arab

Tidak hanya menolak e-parking, pria tersebut juga mengancam akan mematahkan leher Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

"Ini yang nyuruh Pak Bobby (Wali Kota Medan)," ujar petugas parkir.

"Kau panggil Pak Bobby ke mari, biar kupatahkan batang leher Pak Bobby sekalian. Atau kau aja kupatahkan leher, kau mau," jawab pria tersebut.

Hingga Minggu (24/4/2022) pukul 15.33 WIB, video tersebut sudah mendapat 3.126 like dan 558 komentar.

Seperti apa kejadian sebenarnya, siapa pria yang mengancam Wali Kota Medan Bobby Nasution?

Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan Nikmal Fauzi Lubis membenarkan adanya kejadian yang viral di media sosial tersebut.

Menurut Nikmal kejadian tersebut terjadi di Jalan Rahmadsyah, Kota Medan, Sabtu (23/4/2022) sekitar pukul 15.30 WIB.

Nikmal menjelaskan, awalnya pria dalam video itu menolak untuk membayar e-parking secara cashless atau tidak menggunakan uang tunai.

"Jadi si petugas parkir menerangkan kepada pengemudi agar membayar parkirnya dengan tidak menggunakan uang tunai. Nah si pengemudi sepertinya merasa keberatan," kata Nikmal saat dihungi Kompas.com, Minggu (24/4/2022).

Petugas parkir tetap berusaha menyarankan pengemudi mobil untuk membayar menggunakan e-toll, namun pria tersebut menolaknya.

Baca juga: Banyak yang Penasaran Lihat Langsung Presiden Jokowi di Cisarua, Juru Parkir Ini Kebagian Berkahnya

Nikmal menjelaskan, Kota Medan sudah memberlakukan e-parkiring di beberapa ruas jalan dengan menerapkan sistem cashless sejak 2021.

"Tapi hanya dalam batas beberapa ruas jalan dan ini terus kita kembangkan," ucapnya.

Pembayaran parkir dapat dilakukan dengan melalui beberapa aplikasi seperti OVO, Wallet, Dana, dan sebagainya, serta di-support juga dengan E-Toll sama Brizzi.

Klasifikasi kelas parkir ruas jalan di Kota Medan dibagi menjadi dua, yakni Kelas 1 dan Kelas 2.

Baca juga: Bobby Nasution, Gibran hingga Keponakan Prabowo Bakal Warnai Pilkada 2020, Ini Rekam Jejaknya

Perbedaan ini tergantung tingkat strategisnya letak jalan tersebut.

"Jadi kenapa kita buat dia (ruas jalan) kelas 1 lebih mahal dibandingkan dengan kelas 2 itu salah satu faktor indikatornya biar masyarakat jangan parkir di kelas 1 itu. Jadi tidak menimbulkan kemacetan ataupun kesemrawutan," ujar Nikmal.

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved