Geliat PSK di Puncak

Berawal dari Sakit Hati, PSK Puncak Bogor Kini Malah Menikmati, Berharap Ada Sosok Penyelamat

Perceraian menjadi awal Flower memutuskan untuk terjun ke dunia prostitusi di Puncak Bogor.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Soewidia Henaldi
TribunnewsBogor.com/Siti Fauziyah Alpitasari
Flower - PSK di Puncak Bogor bercerita awal terjun menjalani dunia prostitusi. 

“Seneng aja, kan ngobatin sakit hati kalau kerja kayak gini," bebernya.

Flower juga tak menampik jika pria hidung belang yang berasal dari luar negeri kerap singgah ke lokalisasi.

Baca juga: Jadi PSK di Puncak, Janda 20 Tahun Ini Ungkap Pengakuan, Sehari Layani 2 Pria Bisa Disewa Seminggu

"Kebanyakan pelanggan Arab, cuma sekarang gak ada, sepi,” kata Flower.

Flower berharap nasib baik segera menghampiri.

Dia berharap nantinya mendapati seorang pria yang menerima ia dengan keadaannya saat ini.

Curhatan penjaga kamar vila

Sementara itu, masih di kawasan Puncak Bogor, TribunnewsBogor.com menyambangi pria yang berprofesi sebagai penyedia jasa.

Pria bernama Dedi itu berprofesi sebagai penjaga kamar vila.

Penjaga vila kamar, Dedi tak menampik jika banyak wisatawan yang mencari kamar vila sekaligus jasa pekerja seks komersial (PSK).

Mengupas geliat prostitusi kota-kota di Indonesia. Tarif dan layanan PSK beberapa kota di Indonesia ternyata memiliki perbedaan
Mengupas geliat prostitusi kota-kota di Indonesia. Tarif dan layanan PSK beberapa kota di Indonesia ternyata memiliki perbedaan (kolase TribunnewsBogor)

Namun dengan tegas Dedi menyampaikan bahwa tak semua penjaga vila kamar menawarkan wanita PSK.

“Banyak yang nanyain entah dari motor, mobil tentang sewa vila sekalian ceweknya. Masalahnya kalau saya bukan nolak rezeki, itu mah urusan mereka, kalau saya hanya jasa menawarkan villanya saja,” ucapnya, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Tak Takut Dihantui Penyakit, PSK di Puncak Bogor Ternyata Rutin Datangi Sosok Ini : Seminggu Sekali

Dedi pun menuturkan, tarif villa kamar dipatok Rp 150 ribu per malam, sedangkan villa keluarga biasanya Rp 4 juta rupiah per malam.

“Biasanya kalau villa kamar itu Rp 100 ribu cuman kita ambil untung Rp 50 ribu. Kalau Villa keluarga saya biasanya minta 10 persen dari pemiliknya,” jelasnya lagi.

Sementara penghasilan sebagai penjaga vila kamar pun, Dedi mengatakan tak menentu (menetap).

“Kadang dapet Rp 200 ribu, kadang enggak sama sekali. Ini nongkrong dari jam 9 pagi biasanya, cuman kalau sampe sore gak ada, pulang saya,” bebernya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved