Tak Sekadar Penembakan, Pengacara Duga Ada Pembunuhan Berencana dalam Kasus Brigadir J, Ini Buktinya
Melalui pengacara, keluarga melaporkan dugaan adanya pembunuhan berencana di balik kematian Brigadir J.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Bukti-bukti tersebut berupa video hingga surat elektronik dari temuan keluarga atau penasehat hukum Brigadir J.
"Bukti-buktinya sudah kami bawa, antara lain perbedaan keterangan Mabes Polri oleh Karopenmas Polri, berbeda dengan fakta yang kami temukan yaitu informasi yang diberikan adalah tembak menembak, tapi yang kami temukan adalah ada luka sayatan, pengurasakan di bawah mata atau penganiayaan, di hidung ada dua jahitan, di bibir, di leher ada sayatan, di bahu kanan, ada memar di perut kanan kiri, kemudian ada juga luka tembakan, ada pengrusakan jari manis, pengrusakan di kaki semacam sayatan," ungka Kamarudin Simanjuntak.
Baca juga: Soroti Kejanggalan Luka di Tubuh Brigadir J, Kuasa Hukum : Apa Korban Dianiaya Dulu Baru Ditembak?
Mengurai kecurigaan yang dirasakan kliennya, pengacara keluarga meminta agar polisi melakukan autopsi ulang atas jenazah Brigadir J.
Permintaan itu berlandaskan dugaan adanya kontrol atau pengaruh sosok penting di balik proses autopsi Brigadir J beberapa waktu lalu.
"Jangan-jangan jeroannya sudah tidak ada di dalam, kita enggak tahu. Jadi kita perlu autopsi ulang, sama visum et repertum ulang," kata Kamarudin Simanjuntak.
Lebih lanjut, Kuasa hukum keluarga Brigadir J Johnson Panjaitan pun kembali menegaskan tiga hal yang dilaporkan tim pengacara keluarga Brigadir J ke Mabes Polri.
"Yang pertama adalah pembunuhan dan penganiayaan, bersama-sama dan tindakan berlanjut, jadi enggak sendiri. Ada pencurian dan peretasan ITE," imbuh Johnson Panjaitan.

Terkait dugaan peretasan, keluarga Brigadir J sempat mengurai fakta beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, keluarga Brigadir J mengalami peretasan secara bertahap usai Brigadir J tiada.
Pertama kali terjadi pada pukul sekitar 05.00 WIB yakni aplikasi Whatsapp dan Facebook milik ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak diduga diretas sosok misterius.
Selanjutnya, terjadi pada handphone milik kakak dan adik Brigadir J. Totalnya ada 5 ponsel yang diretas dalam satu hari.
"Tak lama lagi HP Yuni tidak bisa dibuka. HP Devi juga tidak bisa dibuka. Total 5 HP tidak bisa dibuka," tutur Rohani Simanjuntak dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Jumat (15/7/2022).
Momen peretasan itu terjadi usai Brigadir J tewas ditembak oleh rekannya sesama polisi, Bharada E.
Kronologi Kejadian
Diwartakan sebelumnya, Brigadir J tewas dalam insiden baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta.